Sunday, November 11, 2018
Sekjen PBNU: Muliakan Kalimat Tauhid Bukan dengan Bendera Namun Dzikrullah
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama HA Helmy Faishal Zaini menyatakan bahwa ada banyak cara yang bisa digunakan untuk memuliakan kalimat tauhid. Antara lain dengan taqorrub kepada Allah SWT melalui Dzikir, tahlil dan sebagainya. Dengan dzikrullah akan terpancar kebijaksanaan untuk kemudian mau berbagi dan membantu antar sesama. Demikian disampaikannya usai mengikuti Silaturrahim Kebangsaan bersama Menkopolhukam, Menteri Agama RI dan sejumlah ormas Islam.
“Kalimat Tauhid menjadi kewajiban kita untuk memuliaknnya, tentu dengan cara-cara yang mulia,” demikian jelas Helmy di Kemenenterian Polhukam, Jumat (9/11). “Saya hanya khawatir, kalau kita tulis di sembarang tempat, seperti bendera terinjak-injak atau memasuki WC dengan kaos bertuliskan kalimat tauhid, bukankah ini sangat jauh dari niat kita untuk memuliakan kalimat tauhid. Umat Islam di Indonesia hampir setiap hari melakukan aksi bela tauhid dengan tahlilan, aksi bela Nabi dengan Maulidan, dan banyak cara yang lebih bisa menjaga kehati-hatian".
Dalam pandangan Helmy, kalimat tauhid itu kalimat yang tepat digunakan untuk mempersatukan, bukan sebaliknya digunakan untuk mencerai-beraikan persatuan. Pernahaman seperti inilah yang penting untuk dimiliki bersama.
“Kalimat yang digunakan untuk menyatukan jangan justru digunakan untuk memecahbelah. Pengalaman di banyak negara Timur Tengah (Iraq dan Syiria) mereka banyak yang berperang, hancur luluh lantak justru oleh politisasi kalimat Tauhid melalui bendera, seperti ISIS dan Hizbut Tahrir.
“Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia sendiri kan sama menganggap bahwa bendera kalimat Tauhid berwarna hitam meski tanpa tulisan Hizbut Tahrir, tetap saja dilarang. Karena masalah ini sudah masuk ke dalam wilayah politik, di mana ada sekelompok yang memperalat bendera kalimat tauhid dalam menjalankan gerakannya”, pungkas Helmy.
Dalam kesempatan tersebut, Helmy juga menjelaskan bahwa sebagai sebuah bangsa yang bhineka, sangat sayang jika rajutan persaudaraan koyak-moyak hanya disebabkan oleh framing pihak-pihak yang mencoba memancing di air keruh.
“Kami dan kita semua bersaudara. Mari kita saling tolong-menolong dalam kebaikan. Bukan sebaliknya tolong menolong dalam keburukan,” pungkas Helmy.
Masalah bendera di Garut, kita serahkan ini sebagai ranah hukum. PP GP Ansor telah memberikan sanksi kepada oknum yang membakar, karena melampaui prosedur yang seharusnya cukup bendera tersebut diserahkan kepada aparat keamanan. Bahkan keluarga besar NU juga menyayangkan peristiwa ini, marilah kita menatap Indonesia yang lebih baik ke depan.
A Helmy Faishal Zaini
Sekjend PBNU
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Adat Basandi Syarak berarti adat atau budaya bersendikan syariat dan Syarak Basandi Kitabullah berarti syariat bersendikan kitabullah (ki...
-
Inilah Syeikh Syukri bin Ahmad bin Ali bin Ali Al-Luhafi Al-Hanafi, salah seorang Wali Abdal, pemilik sanad 10 Qira’at Al-Quran dan Mursy...
-
Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Infithaar (Terbelah). Surah Makkiyyah; Surah ke 82: 19 ayat “BismillaaHir rahmaanir rahiim. 1. apabila lang...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Ada perbedaan mendasar antara ideologi Wahabi dengan Aswaja. Bagi masyarakat yang tidak paham tentang belantara online, akan mudah terper...
-
Presiden RI H Joko Widodo memberikan apresiasi atas langkah nyata Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang selama ini selalu terdepan dalam menjaga...
-
Hadis tanduk setan menjadi polemik yang berkepanja ngan diantara pengikut salafy dengan orang-oran g yang kontrasala fy. Hadis ini seri...
-
Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) di Wonosobo. Saat itu sedang ramainya era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. D...
No comments:
Post a Comment