Monday, December 24, 2018

Perbedaan antara Ahlul Bait, Ithrah Ahlul Bait dan Dzuriyah


Oleh Habib Abdullah Ali Assegaf

Berhubung masih adanya Ikhwan menanyakan siapa itu Ahlulbait yg dimaksudkan dalam hadis2 tentang dilarangnya mencela dan menzalimi Ahlulbait dalam kasus Bahar bin Smith?

Maka saya perlu menuliskan kembali tentang perbedaan Ahlulbait, 'Itrah Ahlulbait dan Dzuriyah agar tidak menjadi rancu dan pengaburan makna Ahlulbait itu sendiri.

Ahlulbait namanya telah disebutkan dalam surat Al-Ahzab 33 dan hadis Al-Kisa'.

Surat Al-Ahzab 33...


  1. إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


"...Sesungguhnya Allah hanya ingin menghilangkan noda dr kamu, wahai Ahlulbait dan memyucikan kalian sesuci2nya."

Inilah keutamaan yg tidak ada seorang pun yg tidak mengetahuinya atau mengingkarinya kecuali bagi orang2 yg sesat dan menyimpang, karena tidak ada keutamaan yg lebih tinggi setelah kesucian yg sangat diharapkan.

Catatan : Ayat Tahthir (Penyucian) adalah diwahyukan ketika Nabi saww berada di rumah Ummu Salamah, salah satu istri Nabi.

Asbabun Nuzul ayat ini dijelaskan dalam hadis yg sangat masyhur, Shahih, mutawatir dan mustawfid, yaitu Hadis Al-Kisa'.

Tidak main2, hadis Al-Kisa' ini diriwayatkan oleh 2 istri Nabi saww dan sedikitnya 17 sahabat Nabi saww dalam kitab2 Shahih Sunni maupun Syiah, dan hanya yg bersikap jahil dan keras kepala saja yg meragukan atau menolak hadis ini.

Hadis Al-Kisa' yg diriwayatkan oleh Ummu Salamah...

شهر بن حوشب، عن أم سلمة : إن النبي صلى الله عليه و آله جلل على علي و حسن و حسين و فاطمة كساء، ثم قال : اللهم هؤلاء أهل بيتي و خاصتي، اللهم أذهب عنهم الرجس و طهرهم تطهيرا. فقالت أم سلمة : و أنا منهم؟ قال : انك الى خير

Syahr bin Hausyab mengutip dr Ummu Salamah yg berkata, "Sesungguhnya Nabi saww meletakkan kain Kisa' di atas kepala Ali, Hasan, Husain dan Fathimah sambil berkata, 'Ya Allah! Mereka inilah Ahlulbaitku. Ya Allah! Hilangkanlah dr mereka segala kenajisan dan sucikanlah mereka sesuci2nya'. Maka Ummu Salamah bertanya, 'Bukankah aku termasuk diantara mereka juga?' Nabi saww menjawab, 'Engkau berada di atas jalan kebenaran."'

(Musnad Ahmad bin Hambal jilid 10 halaman 197 hadis ke 26659, Sunan Tirmidzi jilid 5 halaman 699 hadis ke 3871)

Hadis Al-Kisa' yg diriwayatkan oleh Aisyah...

صفية بنت شيبة : قالت عائشة : خرج النبي صلى الله عليه و آله غداة و عليه مرط مرحل من شعر أسود، فجاء الحسن بن علي فأدخله، ثم جاء الحسين فدخل معه، ثم جاءت فاطمة فأدخلها، ثم جاء علي فأدخله، ثم قال : إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت و يطهركم تطهيرا.

Shafiyah binti Syaibah mengutip Aisyah yg berkata, "Nabi saww keluar rumah di suatu pagi dengan mengenakan pakaian wol hitam. Kemudian Hasan bin Ali masuk dan Nabi saww menempatkannya di bawah selendang (Kisa'). Setelah itu, Husain bin Ali pun datang dan Nabi saww menyelimutinya dengan selendang beliau itu juga. Kemudian Fathimah datang dan Nabi saww menempatkannya juga di bawah selendang itu, dan akhirnya Ali tiba dan bergabung dengan keluarganya di bawah kain Kisa' itu. Lalu Nabi saww membacakan ayat, 'Sesungguhnya Allah hanya berkehendak untuk menghilangkan kenajisan dr kalian, wahai Ahlulbait dan menyucikan kalian sesuci2nya."'

(Shahih Muslim jilid 4 halaman 1883 hadis ke 2424, al-Mustadrak 'ala al-Shahihain jilid 3 halaman 159 hadis ke 4707)

'Itrah Ahlulbait as namanya disebutkan dalam surat An-Nisa' 59 dan hadis Ats-Tsaqolain.

Surat An-Nisa' ayat 59...

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ...

"Wahai orang2 yg beriman! Taatilah Allah dan Taatilah RasulNya dan Ulil Amri diantara kalian..."

Dalam ayat diatas, Allah SWT telah menjadikan Wilayah dan ketaatan kepada Ulil Amri sejajar dengan ketaatan kepada Rasulullah saww dan ketaatan kepada Allah SWT.

Dan ketika menyebut Ulil Amri, Allah SWT tidak mengulang kata perintah "أطیعوا" (taatilah) namun kata perintah itu ada setelah menyebut kata Allah dan Rasul. Penyebutan tersebut menunjukkan bahwa ketaatan yg harus diberikan adalah ketaatan mutlak. Demikian pula ketaatan yg harus diberikan kepada Ulil Amri sebab digandengkan langsung setelah penyebutan Rasul, yaitu ketaatan sepenuhnya dan tanpa syarat. Ini menunjukkan bahwa Ulil Amri sama halnya dengan Rasul dalam sisi kemaksuman dan ketidak mungkinan untuk memberikan perintah yg bertentangan dengan apa yang dititahkan Allah SWT.

Dalam penafsiran Fakhrurazi salah satu seorang mufasir besar Sunni, menerima pendapat ini dan mengakui bahwa ayat ini sebagai hujjah akan kemaksuman Ulil Amri.
(Fakhrurazi, Mafatih al-Ghaib, jilid 10 halaman 113).

Secara tegas Allah SWT mewajibkan semua orang2 yg beriman untuk mentaati Ulil Amri secara mutlak. Dan, mentaati mereka sama dengan mentaati Rasulullah saww.

Lalu siapa itu Ulil Amri yg dimaksud?

Sahabat Nabi Jabir bin Abdillah al-Anshari bertanya kepada Rasulullah saww ketika surat An-Nisa' 59 tersebut diwahyukan...

يا رسول الله، عرفنا الله و رسوله فمن أولي الأمر الذين قرن الله طاعتهم بطاعتك؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و آله : هم خلفائ يا جابر، و أئمة المسلمين من بعدي، أولهم علي بن أبي طالب، ثم الحسن و الحسين، ثم علي بن الحسين، ثم محمد بن علي المعروف في التوراة ب الباقر، و ستدركه يا جابر، فإذا لقيته فأقرئه مني السلام، ثم الصادق جعفر بن محمد، ثم موسى بن جعفر، ثم علي بن موسى، ثم محمد بن علي، ثم علي بن محمد، ثم الحسن بن علي، ثم سميي و كنيي، حجة الله في أرضه، و لقيته في عباده، إبن الحسن بن علي، ذاك الذي يفتح الله تعالى ذكره على يديه مشارق الارض و مغاربها، ذاك الذي يغيب عن شيعته و أوليلئه غيبة لا يثبت فيها على الثوب بإمامته ٱلا من امتحن الله قلبه للإيمان

"Wahai Rasulullah! Kami mengenal Allah dan RasulNya, tapi siapakah Ulil Amri yg ketaatan kepada mereka dihubungkan dengan ketaatan kepadamu itu?"
Rasulullah saww menjawab, "Wahai Jabir! Mereka adalah para Khalifahku dan para Imam kaum muslimin sepeninggalku. Yg pertama dr mereka adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan dan Husain, kemudian Ali bin Husain, kemudian Muhammad bin Ali yg dikenal di Taurat sebagai Al-Baqir dan engkau akan bertemu dengannya Wahai Jabir. Maka apabila engkau bertemu dengannya, sampaikanlah salamku, kemudian Ja'far Shadiq bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja'far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali, kemudian orang yg memiliki nama dan panggilan yg sama seperti aku, hujjah Allah di bumiNya dan Baqiyatullah diantara para hambaNya, putra Hasan bin Ali. Itulah orang yg di tangannya Allah SWT akan menaklukkan Dunia Timur dan Barat. Itulah orang yg disembunyikan dr para pengikut dan pencintanya. Pada masa itu, tidak ada orang yg akan tetap konsisten dalam beriman kepada Imamahnya kecuali orang2 yg hati mereka telah diuji oleh Allah dengan keimanan."

Sumber : Kamal ad-Din halaman 253, Ibnu Syahr Asyub dalam Manaqibnya jilid 1 halaman 282, Ta'wil al-Ayat al-Zhahirah halaman 141, Ghayah al-Maram jilid 10 halaman 267, Itsbat al-Hudat jilid 3 halaman 123, Yanabi’ al-Mawaddah halaman 443 dan 494, Yanabi’ul Mawaddah oleh Syaikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi halaman 134 dan 137 cetakan Al-Haidariyah; halaman 114 dan 117 cetakan Islambul, Syawahidut Tanzil oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi jilid 1 halaman 148, hadis ke 202, 203 dan 204, Tafsir Ar-Razi jilid 3 halaman 357, Ihqaqul Haqq oleh At-Tastar jilid 3 halaman 424 cetakan Pertama Teheran dan Faraid As-Samthin jilid 1 halaman 314, hadis ke 250.

Dan juga hadis yg terdapat dalam kitab2 Shahih Sunni...

جابر بن سمرة سمعت النبي صلى الله عليه و آله يقول : لا يزال أمر الناس ماضيا ما وليهم إثنا عشر رجلا. ثم تكلم النبي صلى الله عليه و آله بكلمة خفيت علي، فسألت أبي : ماذا قال رسول الله صلى الله عليه و آله؟ فقال : كلهم من قريش

Jabir bin Samurah meriwayatkan, "Aku mendengar Rasulullah saww bersabda, 'Urusan2 manusia akan terus berlangsung selama dua belas (12) orang memiliki Wilayah atas mereka'. Kemudian Rasulullah saww mengatakan sesuatu yg tidak jelas bagiku. Aku bertanya kepada ayahku apa yg dikatakan Rasulullah saww. Ayahku mengatakan bahwa Rasulullah saww bersabda, 'Mereka semua berasal dr Quraisy."'

(Shahih Bukhari hadis nomer 7222 dan 7223, Shahih Muslim hadis ke 3393, 3394 dan 3398, Musnad Ahmad bin Hambal jilid 7 halaman 419 hadis ke 20869).

Walaupun dalam hadis diatas tidak menyebutkan identitas tentang nama2 12 Imam/Khalifah, hal ini disebabkan karena kondisi pertimbangan politik yg serius dalam meriwayatkan hadis tersebut pada masa itu karena dibawah kekuasaan dinasti2 zalim Umayyah dan Abbasiyah yg sangat memusuhi 'Itrah Ahlulbait as, namun jika kita merujuk kepada wasiat Nabi saww tentang pegangan umat sepeninggal beliau saww dalam hadis yg sangat Shahih dan Mutawatir, diriwayatkan oleh Imam Hambali dan Ash-Shahih Kutubussitthoh, yaitu dalam hadis Tsaqolain, maka kita akan mengetahui identitas 12 Imam/Khalifah tersebut.

Rasulullah saww bersabda...

إني تارك فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا بعدي أحدهما أعظم من الآخر كتاب الله حبل ممدود من السماء إلى الأرض وعترتي أهل بيتي ولن يتفرقا حتى يردا علي الحوض فانظروا كيف تخلفوني فيهما

“Sesungguhnya Aku tinggalkan kepada kalian sesuatu yg jika kalian berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku, yg mana yang satunya lebih besar dr yg lainnya, yaitu Kitab Allah, yg merupakan tali penghubung antara langit dan bumi, dan ItrahKu AhlulbaitKu. Keduanya  tidak akan pernah berpisah sehingga datang menemuiku di telaga Haudh. Maka perhatikanlah bagaimana kalian memperlakukan keduanya”.

Sedangkan Dzuriyah Rasulullah saww tidak Maksum, tidak suci dan disucikan oleh Allah.
Tidak ada kewajiban ketaatan kepada mereka walaupun wajib mencintai bagi dzuriyah yg tidak menyimpang pada jalan yg lurus dan menodai dengan dosa.

Mereka adalah keturunan Rasulullah saww dr jalur Imam Hasan as (Al-Hasani) yg biasa dipanggil Syarif dan Sayyidah, dan dr jalur Imam Husain as (Al-Husaini) yg biasa dipanggil Sayyid dan Syarifah.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...