Saturday, May 5, 2018

Antara Istilah Islam Moderat dan Moderasi Islam, Manakah yang Benar?


Oleh Suryono Zakka

Ada yang mempertanyakan tentang maksud dari Islam moderat. Istilah Islam moderat dipertanyakan karena tidak sesuai dengan tujuan Islam yang sebenarnya sudah moderat namun dipaksakan penggunaannya sebab alasan politis.

Munculnya istilah Islam moderat berarti ada Islam radikal atau Islam tidak moderat dan dianggap merusak citra Islam sendiri dengan memunculkan istilah Islam radikal sebagai pembandingnya. Dengan istilah Islam moderat akan memunculkan banyak istilah-istilah seperti Islam radikal, Islam fundamental, Islam liberal dan model Islam lainnya.

Menurut pihak yang tidak sepakat dengan istilah Islam moderat, yang lebih tepatnya adalah moderasi Islam atau moderatisasi Islam. Moderasi atau moderatisasi Islam lebih layak dan lebih berkesesuaian karena lebih fokus memunculkan konsep-konsep dasar Islam yang sejak awalnya memang sudah moderat atau anti radikal.

Dengan pengertian moderasi atau moderatisasi Islam, maka tidak perlu lagi memunculkan istilah Islam moderat. Yang perlu dimunculkan adalah karakteriatik moderasi Islam seperti toleran, anti radikal, pluralistik dan insklusif yang sejak dahulu memang sudah digemakan oleh Islam.

Menanggapi perbedaan sudut pandang dalam penggunaan moderasi Islam ataukah Islam moderat, atau sebelum saya menyalahkan istilah Islam moderat dan mengakomodasi moderasi Islam, saya akan mencoba aspek tujuan dimunculkannya istilah Islam moderat.

Munculnya istilah Islam moderat seiring menggejalanya kelompok militan yang mengatasnamakan Islam. Mereka melakukan tindakan kekerasan atau radikalisme atas nama Islam. Hal ini sebagaimana yang kita rasakan pada hari ini, gejala kelompok radikal dan aksi terorisme kian memuncak karena mendapat tempat dan memang telah disetting oleh berbagai kelompok radikal.

Di Indonesia, kelompok radikal umumnya berasal dari pengaruh luar yakni yang disebut dengan transnasional. Konflik Timur Tengah serta konsep Islamisme Timur Tengah membawa pengaruh dalam negeri sehingga ada pihak-pihak yang mengimpor ideologi radikal tersebut.

Kita bisa lihat bagaimana simpatisan gerakan radikal ini semakin eksis mendapatkan tempat di negeri ini. HTI (walau sudah dibubarkan), ISIS, Al-Qaidah dan Jabhah Nusrah merupakan sekelumit gerakan radikal yang punya simpatisan dinegeri ini. Karena simpatisannya yang sangat begitu militan, bubarnya HTI bukan berarti selesai namun gerakan-gerakan yang mengusung khilafah bermunculan.

Munculnya Islam moderat adalah dalam rangka membendung gerakan radikal tersebut. Penggunaan istilah Islam moderat bukan berarti Islam belum moderat sehingga perlu dispesialisasi dan bukan berarti mengurangj kemoderatan Islam melainkan sebuah upaya pengenalan kembali yang selama ini terlupakan dari kelompok-kelompok tertentu bahwa radikalisme dan kekerasan bukanlah sumber agama. Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan kekerasan dan ekstrimisme.

Munculnya istilah Islam moderat bukan berarti merestui munculnya istilah Islam radikal atau Islam fundamental karena sejak dari awal memang Islam tidak pernah mengajarkan radikalisme atau kekerasan. Penggunaan istilah Islam moderat adalah menggali kembali nilai-nilai kemoderatan yang selama ini telah ada didalam ajaran Islam.

Karena tidak paham kemoderatan Islam itulah kemudian muncul kelompok yang mengatasnamakan Islam namun melakukan tindakan anarkisme. Melakukan jihad namun secara fisik yakni berperang membunuh pihak-pihak yang berseberangan dengan ajaran Islam.

Ketika disebut Islam moderat maka yang menjadi perhatian adalah subjeknya atau penganut Islamnya bukan konsep Islamnya karena tanpa ditambahi istilah moderatpun, Islam sudah sangat moderat dan toleran. Dengan penambahan moderat dibelakang Islam maka kelompok yang menggunakan istilah ini berupaya untuk menggali atau memperkenalkan konsep moderat yang telah dimiliki oleh ajaran Islam yang seakan telah tertutupi perilaku anarki dari pemeluknya.

Agaknya saat ini kita perlu menunjukkan identitas dan karakteristik keislaman kita masing-masing ditengah kelompok muslim yang berbeda corak dan pemahamannya. Hal ini tidaklah salah karena memang faktanya umat Islam saat ini mengalami spesifikasi-spesifikasi corak yang beranekaragam. Untuk itulah perlu dimunculkan konsep Islam moderat sebagai anti tesa dan perlawanan kelompok militan.

Ketika disebut Islam radikal juga bukan berarti ajaran Islamnya yang radikal atau ajaran Islam mengandung ideologi ekstrim dan teror melainkan pemeluknyalah yang melakukan aksi radikal itu. Jadi ketika disebut Islam radikal maka maksudnya adalah kelompok muslim yang melakukan aksi radikal bukan ajarannya sebagaimana disebut Islam moderat maka yang dimaksud adalah umat Islam yang berfikir atau berideologi moderat dan menghargai pluralitas

Mengapa bisa melahirkan pemahaman radikal jika sumber keislamannya sama yakni berpijak kepada Al-Qur'an dan Hadits yang sejatinya kedua sumber ini tidak pernah mengajarkan paham radikal namun berprinsip pada moderatisme? Terjadi semacam ini bisa disebabkan oleh dua faktor yakni karena kurangnya pemahaman terhadap ajaran Islam atau karena memang memahami ajaran Islam dengan pendekatan radikal.

Menyikapi dua karakter tersebut maka faktor pertama karena kurangnya pemahaman Islam yang benar dapat lebih mudah diluruskan dan dibendung dengan mengajarkan Islam sesuai dengan paradigma moderat. Mengajarkan bahwa Islam sangat cinta damai, menerima pluralitas dan menebar rahmat. Sedangkan faktor kedua yakni karena memang sengaja mengambil paradigma radikal maka sangat sulit untuk dikoreksi karena memang sengaja memilih paradigma radikal yang sebenarnya salah dalam memahami ajaran Islam namun selalu dilegitimasi karena nalarnya yang sudah terlanjur ekstrim.

Dua faktor tersebut dapat kita lihat dari munculnya tipe manusia yang berbeda dalam memahami ajaran Islam. Yang pertama adalah kalangan awam atau minim pemahaman agama sehingga mudah dibawa pola pikirnya kemana saja. Disini diperlukan para pelayan umat yakni ulama untuk memproteksi mereka agar senantiasa steril dari kelompok-kelompok radikal. Kelompok kedua adalah mereka yang merasa ahli tentang Islam dan memonopoli kebenaran sehingga siapapun diluar kelompoknya pasti salahnya. Inilah kelompok yang sudah terinveksi virus radikal sehingga sulit untuk menyembuhkannya. Contoh model semacam ini adalah kelompok HTI. Walau sudah diharamkan dan menjadi ormas terlarang, namun masih terus digelorakan karena pengusungnya telah terkena sindrom akut yang kemungkinan kecil bisa disembuhkan.

Kembali tentang istilah Islam moderat dan moderasi Islam, menurut saya memiliki nafas dan semangat yang sama yakni kembali kepada ajaran Islam yang benar sesuai dengan paradigma moderat. Hanya bedanya, moderasi Islam lebih bersifat klasik yakni menggelorakan prinsip-prinspi Islam yang sudah moderat sejak dahulu sedangkan Islam moderat lebih bersifat kontekstual sebagaimana kondisi hari ini dengan menggejalanya kelompok militan yang mengatasnamakan Islam. Maka Islam moderat adalah gerakan perlawanannya.

Jadi, apapaun istilah yang digunakan baik moderasi Islam maupun Islam moderat sama-sama berpijak pada prinsip Islam yakni meneguhkan ajaran Islam yang ramah, sejuk dan damai tanpa peperangan.



No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...