Monday, December 10, 2018

Strategi Gus Dur dalam Mendakwahkan Islam Nusantara


Presiden Gus Dur sadar negaranya memiliki banyak kelemahan. Namun, mempunyai potensi kekuatan luarbiasa yaitu negara Muslim terbesar di dunia dan kekayaan alamnya. Bagaimana caranya agar Indonesia mampu mengendalikan negara dunia ?

Presiden Gus Dur membangun hubungan baik dengan Israel tujuannya adalah ingin mengendalikan konstalasi ekonomi dan politik Amerika dan Eropa. Namun, usaha ini dicaci maki oleh warga NU sendiri.

Presiden Gus Dur menjalin hubungan baik dengan negara eks Soviet, China, dan India dengan tujuan mampu menunggangi pundak kekuatan ekonomi dan politik Asia. Ini pun Presiden Gus Dur di caci maki oleh bangsanya sendiri.

Pertanyaannya mengapa Presiden Gus Dur tidak begitu tertarik dengan Timur Tengah?

Itu karena Presiden Gus Dur sedang berusaha keras agar Islam Nusantara menjadi kiblat kekuatan Islam dunia setelah Timur Tengah. Presiden Gus Dur sedang melakukan komparasi antara Muslim Indonesia dengan Muslim Timur Tengah yang keras dan suka berperang, yang selama ini di jadikan alasan oleh negara barat dan non Muslim lainnya untuk melakukan kekerasan dengan dunia Islam.

Presiden Gus Dur membuat proposal besar berupa Islam Nusantara yang bisa di jadikan peradaban bagi generasi muda dunia, akan datang Islam yang ramah, Islam yang beradab, Islam yang maju, Islam yang toleran, dan Islam yang tengah (moderat).

Namun, usaha Presiden Gus Dur gagal. Kenapa demikian ?

Karena Nahdlatul Ulama (NU) belum mampu menyiapkan kadernya yang kuat. NU belum mampu menyiapkan kadernya yang pengusaha namun mampu baca Ihya Ulumuddin. NU belum mampu mencetak kadernya yang teknokrat namun mampu menguasai Kitab Kuning. NU belum mampu mencetak kadernya yang Jendral namun mampu hafal Kitab Alfiyah.

Pada saat pemikiran Presiden Gus Dur pada level langit 6 (enam), pemikiran dan kemampuan sebagian warganya masih di atas permukaan dasar sumur sehingga Presiden Gus Dur mudah di patahkan usaha usahanya oleh pihak lawan. Itulah kenapa dalam bidang tertentu Presiden Gus Dur menggandeng kekuatan dari kelompok lain. Banyaknya orang orang di sekitar Presiden Gus Dur yang bukan NU (Amien Rais dkk) akhirnya mempercepat kejatuhan Presiden Gus Dur. Sangat di sayang Presiden Gus Dur di patahkan oleh bangsanya sendiri.

Akan tetapi, Gus Dur pernah mengendika bahwa akan datang seorang yang cerdas, pemikir yang memiliki pandangan yang revolusioner dan progresif setelah beliau (Gus Dur) wafat. Seorang yang di maksud adalah sebagaimana yang di riwayatkan oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin) beliau yaitu KH. Said Aqil Siradj yang pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Hingga S3 di University Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi yang berhasil meraih gelar doktoral Summa Cum Laude " Dia doktor muda NU yang berfungsi sebagai kamus berjalan dengan disertasi lebih dari 1000 referensi " Kata Gus Dur. Beliau (KH. Said Aqil Siradj) yang di nobatkan oleh Republika sebagai " Tokoh Perubahan 2012" dalam 2 (dua) tahun kepempinannya di Ketua Umum PBNU mampu mendirikan beberapa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dan rumah sakit Nahdlatul Ulama di tanah air dan pada Muktamar NU ke-33 di Jombang,Jawa Timur mengangkat tema " Islam Nusantara" untuk peradaban Indonesia dan dunia.

Baca juga: Mengenal Dzul Khuwaisirah, Cikal Bakal Kaum Radikal

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...