Sunday, October 13, 2019
Nyinyir Membawa Bencana
Oleh Suryono Zakka
Banyaknya wanita akhir zaman yang kegemarannya nyinyir, menebar fitnah, mengumpat dan mencela telah disabdakan Rasulullah dalam banyak haditsnya. Bahkan kelak dineraka akan dipenuhi oleh kaum wanita karena sifat buruknya hobi nyinyir dan tidak tahu terima kasih kepada suami.
وَقمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ، فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ
Saya (Rasulullah Saw) berdiri di depan pintu neraka. Kebanyakan orang yang masuk neraka adalah perempuan. (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda:
قَالَ: يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أّهْلِ النَّارِ فَقُلنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللِّعَنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ
Rasulullah bersabda: Wahai para perempuan sekalian bersedekahlah! Karena sesungguhnya aku diperlihatkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kalian (kaum perempuan). Kemudian para perempuan itu bertanya: Mengapa ya Rasulullah? Rasul pun menjawab: Kalian sering melaknat dan berbuat kufur kepada suami. (HR. Bukhari)
Agar para wanita khususnya dan umat Islam umumnya selamat dari lisannya, hendaknya berkata yang baik dan jika tidak tahu menahu tentang persoalan yang sebenarnya, hendaknya untuk diam agar tidak mengumbar fitnah yang akhirnya merugikan orang lain.
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا او ليصمت
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata dengan perkataan yang baik atau hendaklah ia diam.( HR. Bukhari).
Diera sosmed ini, banyak mengaku umat Islam khususnya wanita muslimah tapi tidak mampu menjaga lidahnya dan jari-jemarinya sehingga gampang menulis status yang isinya berita bohong, menyebar fitnah hingga menghina pemimpin. Islam melarang mencela terlebih kepada pemimpin.
Jika ada kebijakan pemimpin yang tidak kita sepakati, hendaknya disampaikan dengan cara yang beradab bukan mencaci maki. Bersabar dan mendoakan kebaikan pada pemimpin agar diberikan petunjuk dalam menjalankan tugasnya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيْرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
Dari Ibnu Abbas dari Nabi saw bersabda : Siapa yang tidak menyukai kebijakan amir (pemimpinnya) hendaklah bersabar, sebab siapapun yang keluar dari ketaatan kepada amir sejengkal saja, ia mati dalam keadaan jahiliyah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai umat Islam (khususnya wanita), berhati-hatilah dalam bermedsos. Tak perlu nyinyir di medsos yang akhirnya mengumbar fitnah. Akibatnya bukan hanya menyengsarakan pelakunya namun juga suami dan keluarganya. Allah telah memperingatkan akan bahaya lisan terutama lisan wanita sebagaimana firman-Nya:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۚ وَلَا تَلْمِزُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِ ؕ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
[QS. Al-Hujurat: Ayat 11]
Yang lebih berbahaya lagi, jika suami dan istri sama-sama nyinyirnya menebar fitnah. Saling mendukung dalam berbuat kejahatan. Sungguh kecelakaanlah suami istri yang demikian. Sebagaimana direkam oleh Al-Qur'an tentang Abu Lahab dan istrinya yang hobinya menebar fitnah, provokasi dan membuat kekacauan.
Semoga keluarga kita selamat dari fitnah lisan dan tulisan. Terhindar dari perbuatan yang merugikan diri sendiri, keluarga dan orang lain.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Banyak warganet yang bekomentar negatif atas informasi yang beredar luas melalui media sosial terkait Workshop Al-Qur’an Nusantara yang...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Ini adalah sampul kitab berjudul “Risâlah Silsilah al-Tharîqatain al-Qâdiriyyah wa al-Naqsyabandiyyah” karangan Syaikh Abdul Karim Banten...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Syeikh Muhammad Mukhtar Atharid (Maha Guru Ulama Nusantara dari Bogor, ulama besar di Mesjidil Haram Mekkah pada masa Negara Saudi dibaw...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Teknik dasar Naqsyabandiyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya, adalah dzikir yaitu berulang-ulang menyebut nama Tuhan ataupun menyataka...
-
Risalah ‘Amman (رسالة عمّان) dimulai sebagai deklarasi yang di rilis pada 27 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan 9 November 2004 M oleh...
No comments:
Post a Comment