Tuesday, October 8, 2019
Mengapa Jokowi Selalu Salah?
Oleh Suryono Zakka
Ya. Jokowi memang selalu salah bagi para pembencinya. Tidak ada kebaikan dan jasa apapun dari Jokowi. Jokowi hanya membuat negara hancur dan kian terpuruk. Begitu kata pembencinya.
Jokowi memang sosok yang luar biasa yang selalu pasrah, siap disalahkan. Tudingan macam-macam selalu ia abaikan. Dari tuduhan PKI hingga antek asing. Kata pembencinya, kalau tidak mau disalahkan ya jangan jadi presiden.
Jokowi perlu banyak bersabar. Bersabar menghadapi manusia-manusia yang hanya pandai beretorika dan berucap tanpa data. Sabar menghadapi manusia-manusia yang haus jabatan, kekuasaan dan nama besar.
Mengapa mereka gusar dengan gaya Jokowi? Ya. Karena kejahatan dan perangai buruk mereka dibongkar Jokowi habis-habisan. Mulai dari tengkulak koruptor hingga penjahat dan mafia berjubah agama.
Dunia sedang mengintai Indonesia. Perang dagang antara Barat (AS) versus Cina terus memanas. Siapa yang anti Barat, anti jongos Amerika pasti akan dituduh pro-Cina. Begitulah yang terjadi. Jika banyak negara Teluk (Timur Tengah) bertekuk lutut menjadi antek Barat maka tidak dengan Indonesia. Itulah sebabnya, hanya dengan mendongkel Jokowi, Indonesia akan menjadi agen Barat.
Jokowi sangat dimusuhi kelompok radikal sebab radikalisme adalah bibit Barat. Mulai dari ISIS, Wahabisme, Jihadis hingga HTI sehingga tidak aneh jika gerakan-gerakan radikal ini diasuh oleh Barat. Dengan menebar benih radikalisme melalui agen-agennya, Indonesia akan hancur lebur. Ketegasan Jokowi membubarkan HTI, sebagai bukti bahwa Jokowi sudah paham agenda jahat mereka.
Mengapa mereka menyerang Jokowi? Ya. Jokowi bukan antek Barat sebagaimana pemimpin-pemimpin negara Arab. Selain itu Islamnya Jokowi adalah gambaran Islam moderat yang sesuai dengan kultur Indonesia. Untuk menumpas habis gerakan radikal, tak salah jika Jokowi menggandeng tokoh pesantren dan tokoh NU yang sangat berpengaruh, Kiai Ma'ruf Amin sebagai wakilnya.
Islamnya Jokowi adalah Islam moderat ala Islam Nusantara. Bukan Islam yang dipahami kaum radikal. Bukan Islam yang anti tradisi yang hobinya teriak kafir, thaghut dan bid'ah. Dengan tumbangnya Jokowi, mereka harapkan Islam moderat juga akan tumbang sehingga NKRI dikuasai kaum Wahabi dan Khilafah.
Jadi, apapun yang dilakukan Jokowi pasti salah dan tak pernah benar. Mereka tak mau tahu apapun yang sudah dilakukan Jokowi. Jokowi dinobatkan sebagai tokoh muslim yang berpengaruh bagi masyarakat dunia juga tidak ada gunanya bagi mereka yang tak mau menggunakan pendengaran, pengilhatan dan hati. Yang penting Indonesia bisa mereka kuasai.
Target mereka, jika Indonesia tidak menjadi antek Barat, paling tidak menjadi antek Wahabi atau antek khilafah. Selama khilafah belum tegak berdiri, maka ideologi Wahabi belum menguasai negeri ini maka mereka akan selalu teriak NKRI negara kafir.
Jokowi hanyalah manusia biasa. Punya kekurangan dan keterbatasan. Jika memang masih cinta dengan NKRI maka kritiklah Jokowi dengan tidak mencela karena mencela sejatinya bukan jati diri bangsa Indonesia. Jika masih cinta dengan keanekaragaman budaya negeri ini maka tak usahlah mengimpor ideologi asing seperti ideologi Khilafah dan Wahabi.
Jika tidak mau mencintai dan mendukung Jokowi, setidaknya tak perlu membenci dan mencaci apalagi menebar fitnah. Karena seberapa banyak hinaan yang diterima Jokowi, ia akan tetap tegar, lebih banyak dicintai rakyatnya dan selalu optimis membangun negeri ini. Salam persatuan!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para kiai pesantren memahami dan menerapkan betul kalimat “Hubbul wathan minal iman”,...
-
Orang yang sakti tidak suka hura-hura, cari bolo (mengerahkan bantuan), gerudukan dan cari musuh. Orang yang sakti adalah sang pemberani...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Penggagas awal tradisi pembuatan bubur Asyura adalah Nabi Nuh–‘alaihis salam-. Dikisahkan, ketika Nabi Nuh–‘alaihis salam–turun dari kapa...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Kekafiran Penyihir Para ulama berbeda pendapat tentang seorang muslim yang menggunakan sihir, apakah dia kafir keluar dari agama Islam,...
-
Seorang tokoh dan cendekiawan terkemuka Indonesia mengapresiasi upaya dan peran Republik Islam Iran untuk mempersatukan umat Islam tanpa ...
-
Bukan untuk dibeda-bedakan dan bukan pula minta untuk diistimewakan. NU memang istimewa dan berbeda dengan ormas Islam lainnya. Walau sam...
-
Oleh: Abdul Wahab Ahmad. Hukum itu ditentukan oleh *Allah dan Rasulullah* saja. Keduanya disebut *Syari*. Tak ada pihak ketiga dalam hal ...

No comments:
Post a Comment