Tuesday, February 27, 2018

Mewaspadai Komunitas Penebar Teror Berkedok Islam


Oleh Suryono Zakka

Kelompok yang saat ini mencuat dan telah terkuak kejahatannya oleh pemerintah yang berinisial Muslim Cyber Army disingkat MCA. Varian dari kelompok MCA ini sangat banyak diantaranya Akademi Tempur MCA, Muslim Sniper, Srikandi Muslim Cyber, Pojok MCA, The Legend MCA, The United MCA, Muslim Cooming dan sejenisnya. Namanya memang bagus dan ideal karena mengidentifikasi Islam. Namun ternyata dibalik simbol agamis tersebut merupakan konspirasi merusak NKRI dan merusak citra Islam.

Muslim Cyber Army diartikan sebagai angkatan siber muslim. Komunitas ini bersifat sel dan tersembunyi dalam menebarkan teror. Menyerang pemerintahan yang sah dan memusuhi umat diluar kelompoknya baik umat Islam moderat lebih-lebih umat non-muslim.

Jaringan kelompok ini ternyata sangat luas bahkan hingga keluar negeri. Tak heran jika selama ini mereka menebar teror ditengah-tengah masyarakat dari isu kebangkitan PKI, teror terhadap tokoh agama hingga menebaekan hoax agar keadaan dimasyarakat tidak kondusif.

Tidak sebagaimana ideal namanya. Komunitas ini bukan bercita-cita menebarkan Islam dengan damai. Bukan menebarkan semangat nasionalisme dan toleransi dan bukan pula komunitas yang andil dalam merawat kebhinnekaan.

Kelompok ini tiada lain hanyalah perusak nama Islam. Teroris yang berbungkus nama Islam. Ditangan mereka ini, Islam tidak labih hanya sebagai agama perang, pencipta konflik dan pembuat rusuh media sosial.

Parahnya, simpatisan kelompok ini bukan hanya kalangan mereka yang buta akan agama dan ilmu pengetahuan melainkan juga tokoh-tokoh yang selama ini dikenal publik seperti PNS, dosen dan kalangan akademis. Begitu kuatnya doktrin yang mereka bangun sehingga massif melakukan provokasi dan serangan.

Paling tidak ada dua alasan mengapa komunitas ini lahir dan eksis sebagai komunitas baru radikalis. Bisa saja karena kebencian atau anti pemerintahan saat ini atau karena agenda khilafah anti NKRI yang belum tercapai. Atau juga karena dua alasan yang saling terkait yakni untuk menumbangkan pemerintahan yang sah dengan tujuan khilafahisme. Untuk menipu publik maka digunakanlah simbol-simbol Islam.

Siapakah dalang atau gembongnya? Bisa saja pihak asing atau kelompok luar yang ingin menciptakan negara konflik dan negara perang (darul harb). Atau bisa saja politisi tertentu yang ingin memanfaatkan isu buruknya pemerintahan saat ini sehingga bisa menang dalam hajat politik Pilpres mendatang.

Dengan munculnya kelompok ini, semakin memperburuk citra Islam. Kelompok ini sama sekali tidak mengemban misi Islam yang sesungguhnya sebagaimana yang telah diajarkan oleh kanjeng nabi kita. Mereka menjadikan musuh dan akan menyerang siapa saja yang tidak sepaham. Umat Islam diluar kelompoknya dianggap menyimpang dan umat non-muslim sebagai musuh dan ancaman bagi eksistensi Islam.

Bagi kelompok ini, Indonesia hanya milik mereka dan surgapun hanya diwariskan untuk kelompoknya. Tidak boleh hidup siapapun yang tidak sepaham dengan ajaran mereka lebih-lebkh non muslim.

Melihat kondisi yang sangat memprihatinkan ini, pemerintah harus tegas dalam mengambil sikap untuk menindak kaum perusak ini. Jika tidak komunitas ini akan semakin membesar, meledak dan membuat NKRI hancur berantakan sebagaimana Timur Tengah. Jangan sampai NKRI menjadi tumbal dan sarang pembunuh manusia.

Hukuman tak cukup hanya dicyduk kemudian permintaan maaf namun juga sanksi yang tegas yang membuat efek jera. Selain itu juga perlunya edukasi dari pemerintah dan tokoh agama tentang esensi Islam yang benar sehingga tidak terjebak dengan simbol-simbol, jargon dan merk Islam namun isinya sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Tugas kita bersama selaku anak bangsa, apapun status sosialnya dan apapun agamanya untuk selalu menjaga NKRI. Menyingkirkan segala perbedaan untuk memelihara NKRI dari cengkeraman radikalisme.



No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...