Sunday, March 25, 2018

Bagaimanakah Proses Turunnya Wahyu Al-Qur'an?


Oleh Suryono Zakka

Al-Qur'an merupakan kitab yang sangat istimewa. Karenanya, kitab Al-Qur'an adalah mukjizat teragung dari nabi Muhammad saw. Kitab ini akan senantiasa dipelajari manusia karena diturunkan sebagai pembawa rahmat dan petunjuk sepanjang zaman yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Berkaitan dengan Al-Qur'an, sangat menarik untuk dibahas mengenai peristiwa turunnya. Dikalangan ulama terjadi perbedaan mengenai peristiwa turunnya Al-Qur'an. Ada yang mengatakan diturunkan secara sekaligus dan adapula yang mengatan diturunkan secara bertahap.

Beberapa ayat yang menerangkan bahwa Al-Qur'an diturunkan secara sekaligus diantaranya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ  ؕ  وَمَنْ کَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ  ؕ  يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ  ۖ   وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. [QS. Al-Baqarah: Ayat 185]

Pada surat yang lain dijelaskan:

اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. [QS. Ad-Dukhan: Ayat 3]

Dalam ayat lain:

اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۚ 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. [QS. Al-Qadr: Ayat 1]

Menyikapi tentang tiga ayat diatas, terjadi dua kelompok besar ulama tentang peristiwa turunnya Al-Qur'an. Perbedaan pendapat itu diantaranya:

1. Madzhab Asy-Sya'bi

Madzhab ini dipelopori oleh Asy-Sya'bi yang bernama lengkap Amir bin Syarahil Asy-Sya'bi, yaitu tabi'in besar yang bermurid Imam Abu Hanifah pendiri madzhab Hanafi. Asy-Sya'bi menyatakan bahwa yang dimaksud turun secara sekaligus ditigai ayat diatas adalah hanya permulaan turunnya Al-Qur'an yaitu dimulai pada malam qadar (lailatul qadar) dibulan Ramadhan. Kemudian turun bertahap sesuai dengan kejadian-kejadian sejarah selama dua puluh tiga tahun.

Menurut madzhab ini, Al-Qur'an diturunkan hanya dengan satu cara yaitu secara bertahap atau berangsur-angsur sebagaimana penjelasannya firman Allah:

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا

Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap. [QS. Al-Isra': Ayat 106]

Menurut pendapat ini pula, Al-Qur'an diturunkan secara bertahap karena berbeda dengan kitab-kitab samawi pendahulunya seperti kitab Taurat, Zabur dan sebagainya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa orang-orang musyrik meminta kepada nabi agar kitab Al-Qur'an diturunkan sebagaimana kitab terdahulu yakni secara sekaligus.

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْـقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً   ۛ   كَذٰلِكَ     ۛ   لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُـؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا

Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar). [QS. Al-Furqan: Ayat 32]

2. Madzhab Ibnu Abbas

Ibnu Abbas merupakan anak dari paman Rasulullah yakni Abbas bin Abdul Muthalib. Pendapat Ibnu Abbas ini didukung oleh mayoritas ulama. Menurut pendapat ini kelompok ini, Al-Qur'an diturunkan melalui dua tahap atau dua periode. Periode pertama, Al-Qur'an diturunkan secara sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah atau Langit Dunia yang dibawa oleh para malaikat. Penjelasan secara sekaligus tentang turunnya Al-Qur'an ini sebagaimana ayat terdahulu.

Dalam beberapa riwayat dari Ibnu Abbas dijelaskan:

فصل القران من الذكر فوضع فى بيت العزة من السماء الدنيا فجعل جبريل ينزل به على النبى صلى الله عليه وسلم 

Al-Qur'an dipisahkan dari Adz-Dzikr lalu diletakkan di Baitul Izzah di Langit Dunia. Maka Jibril menurunkan kepada Nabi saw. (HR. Hakim)

انزل القران جملة واحدة الى السماء الدنيا وكان بمواقع النجوم وكان ينزله على رسوله صلى الله عليه وسلم بعضه فى اثر بعض 

Allah menurunkan Al-Qur'an secara sekaligus ke Langit Dunia, yakni tempat turunnya berangsur-angsur. Lalu menurunkan kepada rasul-Nya bagian demi bagiannya (HR. Hakim dan Baihaqi).

انزل القران فى ليلة القدر فى شهر رمضان الى سماء الدنيا جملة واحدة ثم انزل نجوما 

Al-Qur'an turun dimalam qadar pada bulan Ramadhan ke Langit Dunia secara sekaligus. Kemudian diturunkan secara bertahap (HR. Thabrani).

Setelah tahap pertama selesai dalam satu malam dimalam qadar, maka Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur sebagaimana firman Allah:

قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ  عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى  وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ

Katakanlah (Muhammad), "Barang siapa menjadi musuh Jibril maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman." [QS. Al-Baqarah: Ayat 97]

Bukti bahwa Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur antaralain digunakannya lafadz tanzil atau nazzal yang berarti turun secara bertahap. Sedangkan kata inzal hanya dipakai untuk menunjukkan turunnya secara sekaligus. Periode turunnya Al-Qur'an ini terbagi kedalam dua masa yakni masa di Mekah selama 13 tahun dan sisanya selama 10 tahun di Madinah.

Adapun hikmah diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur antaralain:

1. Menunjukkan kemukjizatan Al-Qur'an

Sebagai mukjizat, Al-Qur'an memberi jawaban dan tantangan tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Karenanya, ayat Al-Qur'an diturunkan sesuai dengan kondisi atau situasi yang terjadi sesuai dengan tantangan masyarakat Arab.

2. Menaguhkan hati Rasulullah dan para sahabat

Dakwah Rasulullah dan sahabat tidaklah mudah melainkan penuh dengan cobaan berat dan himpitan dari kaum pembangkang. Dengan diturunkannya secara bertahap maka akan semakin memperteguh hati Rasulullah dalam membina umatnya. Kebenaran demi kebenaran semakin terungkap seiring berjalannya waktu karena ayat demi ayat merespon tentang peristiwa yang dilalui oleh Rasulullah dan sahabat.

3. Mempermudah dalam penghafalan dan pembelajaran

Al-Qur'an merupakan kurikulum yang memuat pendidikan yang sangat komprehensif. Kurikulum yang ditetapkan Al-Qur'an dengan sistem bertahap ini kemudian dipakai oleh pendidikan kurikulum modern seperti saat ini.

Pendidikan dan pengajaran yang diajarkan Al-Qur'an sesuai dengan kondisi kejiwaan yakni berdasarkan kemampuan dan daya nalar manusia yang terbatas. Ayat demi ayat turun tidak secara sekaligus sehingga mudah untuk dipahami dan melekat didalam hati.

Dengan turun secara berangsur-angsur, para sahabat lebih mudah untuk menghafalnya sehingga setiap ayatnya dapat dipahami karena telah dijelaskan tafsirnya oleh Rasulullah. Efisiensi model pendidikan semacam ini sangat menyentuh dan sangat efektif dari pada banyak materi dan hafalan namun tidak dipahami.

4. Mempermudah dalam pentahapan hukum (nasikh dan mansukh)

Al-Qur'an merupakan kitap hukum dan hukum didalam Al-Qur'an mengalami pentahapan (evolusi) sesuai dengan tingkat kemampuan dan kepahaman manusia. Adanya proses pentahapan hukum didalam Al-Qur'an menjadi bukti bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang luwes, penuh rahmat dan berkesinambungan.

Ini selaras dengan proses perjalanan manusia dalam mengenal Tuhannya. Orang yang sampai disisi Allah dan sampai pada tingkatan makrifatullah membutuhkan proses yang tidak instan. Ada kalanya harus menjadi pendosa terlebih dahulu bahkan menjadi ahli maksiat kemudian bertaubat.

Dengan adanya pentahapan hukum Al-Qur'an, akan dirasakan betapa mudahnya ajaran Islam. Islam bukanlah ajaran yang memberatkan karena ajaran Islam sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Memahami Islam tidak cukup dengan hal yang serba cepat dan kilat. Memilih Islam adalah proses kematangan berfikir dan kejernihan hati.

Pada periode Makkiyah, pesan yang disampaikan masih bersifat praktis, simpel dan konstruktif yaitu pembenahan mindset masyarakat Arab. Pola pikir yang politheis diubah menjadi pola pikir monotheis yaitu konsep satu Tuhan. Penyemaian dan pemupukan akidah, ibadah praktis dan hukum-hukum pokok ajaran Islam.

Selesai periode Makkiyah, berlanjut pada periode Madaniyah. Titik tekan ayat Madaniyah lebih bersifat penguatan hukum, penjabaran hukum-hukum dan pembentukan masyarakat Madani atau masyarakat sipil (civil society). Ayat-ayat yang diturunkan banyak membahas masalah interaksi sosial, muamalah dan hubungan kemasyarakatan.

5. Sebagai bukti bahwa Al-Qur'an berasal dari sisi Allah

Ayat Al-Qur'an sangat konsisten, serasi dan saling mendukung satu sama lain. Al-Qur'an ibarat sebuah bangunan yang bagian-bagiannya salung bertautan dan tak terpisahkan. Saling menopang dan menyokong sehingga menjadi bangunan yang megah dan kokoh berdiri. Andaikan ada bagian yang hilang dan rapuh maka bisa dipastikan bahwa bangunan tidak lagi kuat dan bisa saja roboh. Demikian pula Al-Qur'an. Tak satupun ayat yang tidak berguna dan sia-sia. Semua ayatnya memiliki kemanfaatan sesuai dengan posisi, tempat dan kedudukannya masing-masing.








No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...