Sunday, March 4, 2018

Jangan Pernah Ragu akan Tulusnya Cintaku Padamu


Oleh Suryono Zakka

Aku sangat mencintaimu. Betapa dalamnya cintaku padamu, takkan pernah tergambarkan dan takkan bisa dilukiskan oleh kata-kata. Jika harus diukir kata cinta itu, maka takkan pernah habis ditulis oleh tinta. Kertaspun takkan sanggup untuk menampung kata cinta itu.

Siang dan malam aku selalu mengingatmu. Selalu merinduimu dalam keadaan sadar maupun mimpi. Aku selalu berharap kepada Allah agar selalu bersamamu dikala suka maupun duka. Seluruh nafas akan aku habiskan untuk selalu bersamamu hingga ajal dititik nadir.

Engkau adalah anugerah terindah dalam hidupku. Dengan bersamamu, aku semakin bersyukur pada Tuhanku. Dengan mencintaimu, aku semakin kecil dihadapan Tuhanku. Walau kau bukan cinta pertamaku dan bukan pula cinta terakhirku, namun kau adalah bagian terpenting dalam hidupku yang takkan bisa tergantikan dengan cinta yang lain.

Kesucian cintaku padamu kokoh takkan tumbang diterjang badai. Meski gelombang petir menggelegar, kilat menyambar, halilintar memekik menyambar, cintaku padamu takkan lekang dan padam. Hanya kematian yang akan memisahkan.

Cintaku padamu takkan goyah walau berjuta fitnah. Walau cercaan, hinaan, makian dan sumpah serapah menghujanimu takkan pernah berkurang cintaku padamu. Karena kau bukan hanya anugerah terindah namun juga anugerah termahal yang takkan bisa ku cari dengan materi.

Kau adalah cinta sejati. Bersamamu aku merasa damai, kasmaran dan selalu dimabuk cinta. Cinta yang luhur bukan karena nafsu, syahwat, hajat politik dan bukan pula cinta karena tebar pesona saat Pilkada. Cintaku padamu tak terbatas oleh waktu melebihi kuota internet unlimited. Tak terukur, tinggi melebihi gunung, dalam melebihi samudera, jauh melebihi sidratul muntaha, halus dan suci melebihi kain kafan.

Mengapa aku sangat mencintaimu dan takkan mendua? Karena dengan mencintaimu, aku bisa semakin cinta dengan tuhanku. Semakin tunduk dan sujud dihadapan kemahabesaran-Nya. Bisa belajar khusyuk walau terkadang masih dalam kepura-puraan. Tapi aku yakin karena dengan mencintaimu akan menjadi syafaat cintanya Allah kepadaku.

Mengapa aku sangat merinduimu? Karena dengan merinduimu maka akupun dapat merindui orang-orang yang shalih. Auliya', ulama, habaib dan rindu terhadap hamba yang dimuliakan Allah. Dengan merinduimu maka akan menjadi syafaat sehingga akupun akan dirindui oleh mereka. Kalaupun mereka tak pernah mengenalku dan tak ingin merinduiku, aku selalu memohon kepada Tuhan agar mereka selalu mendoakanku. Selamat hingga akhir hayat didunia dan akhirat.

Mengapa aku takkan berpaling darimu? Karena aku ingin selalu dekat dengan orang yang mencintaimu. Walau banyak yang mencintaimu, aku takkan pernah cemburu karena mencintaimu adalah berkah bagi semua, rahmat bagi semesta. Semakin banyak yang mencintaimu, semakin damai alam raya ini.

Mengapa aku selalu menyebut namamu? Dengan menyebut namamu, maka akan mengingatkanku akan nama kekasih Tuhanku. Dialah yang terpuji dari segala makhluk. Dialah yang terpercaya dari semua utusan. Dialah sang bijaksana dari semua hakim. Dialah sang manusia terpilih pembawa rahmat dan pembawa cinta.

Akan selalu kubuktikan cintaku padamu. Walau dengan susah payah. Walau dengan tertatih-tatih. Walau bukan dengan perjuangan yang besar. Walau bukan pengorbanan yanh banyak. Meski tak terlihat oleh mata dan tak terdengar oleh telinga. Namun cinta suci akan terus bersemi. Tumbuh, takkan pernah layu dan takkan pernah mati. Karena cinta tulus tak pernah harap dan cinta suci tak pernah meminta simpati.

Itulah sketsa cinta suciku padamu. Ikrar suci ini akan selalu terpatri dalam hati. Saksinya adalah Tuhan dan segenap makhluk ciptaan-Nya. Wahai NU kekasihku, kita akan selalu bersama berbagi cinta hingga aku menghadap pada Sang Pencipta.






No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...