Tuesday, March 27, 2018

Pembagian Hadits Berdasarkan Kuantiatasnya (Jumlah Rawi)


Oleh Suryono Zakka

Berdasarkan kuantitasnya, hadits dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yakni hadits mutawatir dan hadits ahad.

A. Hadits Mutawatir

Secara bahasa, kata mutawatir (متواتر) bermakna datang berturut-turut sehingga tanpa jarak. Secara istilah, hadits mutawatir dapat didefinisikan:

هو الحديث عن محسوس الذى رواه عدد جم فى العادة احالة اجتماعهم وتواطعهم على الكذب

Hadits yang merupakan tanggapan indera, diriwayatkan mayoritas rawi yang menurut adat (kebiasaan) mustahil bahwa mereka bersepakat dalam kebohongan.

Menurut Imam Asy-Syafi'i, hadits mutawatir disebut dengan khabar ammah. Disebut khabar ammah karena memuat berita umum yaitu kabar atau berita yang sering didengar sehingga banyak sahabat yang meriwayatkan.

Hadits mutawatir dibagi kedalam dua bagian yakni:

1. Mutawatir makna

Muatawatir makna berarti hadits yang memiliki kualitas mutawatir namun diriwayatkan secara makna sehingga terjadi berbagai macam susunan redaksi yang berbeda walau isi kandungannya sama. Hadits model ini mendominasi dalam kitab-kitab hadits karena sangat mudah untuk diriwayatkan tanpa terikat oleh lafadz atau teks hadits.

2. Mutawatir lafdzi

Hadits mutawatir lafdzi adalah hadits mutawatir yang diriwayatkan secara lafadz sama dalam berbagai riwayat. Hadits semacam ini lebih jarang karena kebanyakan sahabat meriwayatkan hadits dari nabi lebih bersifat maknawi.

Hadits mutawatir memiliki jaminan mutu baik lafadz atau makna sehingga memiliki kewajiban tasyri bagi umat Islam untuk mengamalkannya karena bersifat qath'i (tetap dan pasti).

2. Hadits Ahad

Kata ahad berarti satu sedangkan dalam ilmu hadits, hadita ahad berarti hadits yang diriwayatkan kurang dari mutawatir. Pembagian tentang hadita ahad dapat dibedakan:

a. Hadits Masyhur

Kata masyhur berarti dikenal atau terkenal. Secara istilah berarti:

 ما رواه الثلاثه فاكثر ولم يصل درجة التواتر

Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih sahabat namun tidak mencapai tingkatan mutawatir.

Tidak terjadinya mutawatir bisa jadi karena salah satu thabaqah (tingkatan) tidak mutawatir walaupun tingkatan thabaqah yang lain mengalami mutawatir.

Disebut masyhur berarti menduduki posisi dibawah mutawatir sehingga sangat penting dan sangat diperhitungkan untuk diamalkan karena kualitasnya yang tinggi.

b. Hadits Aziz

Aziz secara bahasa berarti kokoh atau perkasa. Secara istilah yakni:

ما وراه اثنان ولو كان فى طبقة واحدة ثم رواه بعد ذلك جماعة

Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang pada satu tingkatan rawi (thabaqah). Kemudian pada thabaqah selanjutnya banyak rawi yang meriwayatkannya.

C. Hadits Gharib

Kata gharib berarti asing, menyendiri dan terpisah. Secara istilah, hadits gharib berarti:

ما انفرد بروايته شحص فى اى موضع وقع التفرد به من النسب 
Hadits yang diriwayatkan satu orang rawi dimanapun tempat sanad berada.

Diriwayatkan seorang rawi saja, dapat terjadi pada salah satu sanad atau keseluruhan sanad.

Hadits gharib dibagi menjadi dua yakni:

1. Gharib Mutlak (Fardun)

Kegharibannya terletak pada asal sanad yakni tingkat sahabat karena diterima hanya seorang sahabat saja.

2. Gharib Nisbi

Kegharibannya terjadi pada pertengahan sanad yakni diriwayatkan oleh lebih dari satu rawi sahabat kemudian dari seluruh rawi sahabat itu diterima atau diambil oleh seorang perawi.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...