Posisi guru dalam sebuah negara sangat sentral karena mereka sebagai gerak langkah penentu maju atau mundurnya sebuah bangsa. Guru merupakan komponen terpenting dalam sebuah proses pendidikan disamping instrumen pendidikan lainnya seperti buku atau kurikulum pendidikan. Tanpa guru, buku dan kurikulum tiada artinya karena belajar tanpa guru adalah marabahaya.
Tugas guru bukan hanya sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Dalam sistem pendidikan Islam, ada beberapa tugas guru yang hendaknya dijiwai dalam setiap gerak langkah hidupnya yaitu sebagai pengajar (mu'allim), insan pembelajar (mudarris), pembimbing (murabbi), pelindung atau pengasuh (murabbi), mursyid (memberi arah dan petunjuk) dan muaddib (mengajarkan adab dan teladan). Karena tugasnya yang sangat kompleks inilah, maka kedudukan guru sangat mulia disisi Allah bahkan dikatakan sebagai sebaik-baik diantara manusia karena derajatnya sebagai orang yang berilmu (QS. Al-Mujadalah: 11)
Guru dalam lingkungan pesantren atau lembaga pendidikan Islam disebut ustadz. Sebutan ini terasa sakral karena konotasinya bukan hanya diartikan sebagai pengajar atau pendidik secara umum tapi juga dianggap sebagai tokoh yang mumpuni tsntang pengetahuan sumber-sumber keislaman. Dewasa ini, posisi ustadz sedang nge-hits dan ngetrend dengan kualifikasi dan gaya yang beragam dari model yang serius, lucu, moderat sampai yang sangar. Dengan banyaknya model ustadz ini, harapan kita bisa menambah kualitas keagamaan dan semangat dalam mempelajari ajaran Islam. Kita juga perlu mengidentifikasi berbagai model ustadz tersebut agar benar dalam memilih ustadz yang original (asli) dan tidak tertipu oleh ustadz dadakan.
Dinegara kita, guru mendapat predikat sebagai pahlawan tanpa tanda jasa atau tanpa tanda bintang kehormatan. Digelari demikian karena jasa mereka yang telah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai agen perubahan dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Mampu menciptakan manusia-manusia hebat dari berbagai level dan bidang kehidupan meskipun jasa mereka tidak pernah terukir dan tidak akan terpahat dalam lembaran sejarah.
Untuk menciptakan generasi-generasi yang handal dan berkualitas maka juga diperlukan profesionalitas dan kompetensi guru. Atas tujuan itu, maka pemerintah semakin gencar untuk meningkatkan kualitas guru dengan berbagai beban kerja yang tidak ringan.
Kini guru juga dihadapkan dengan berbagai pasal-pasal yang mengatur tentang kode etik dan norma yang harus dipatuhi. Hal ini bertujuan agar guru diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya. Jika demikian, idealnya guru tidak harus dipersalahkan bahkan dipolisikan jika berperan secara wajar dalam menjalankan kewajibannya. Guru tetap harus tetap dimuliakan dan dihormati meskipun dengan segala kekurangan dan keterbatasan sebagai hamba Tuhan.
Guru sebagai contoh dalam pembentukan karakter. Tidak mudah dalam membentuk karakter yang baik karena diperlukan kesabaran, mentalitas dan pembiasaan-pembiasaan yang harus dilakukan secara terus-menerus. Tanggungjawab guru bukan hanya memberikan materi kemudian tidak ada tindak lanjutnya apakah siswa tersebut paham atau tidak, namun juga membentuk karakter dan sikap agar anak didiknya memiliki kepribadian yang luhur seperti jujur, bertanggungjawab, menjalankan perintah agamanya, sikap menghormati, semangat gotong royong, toleransi dan karekter-karakter baik lainnya.
Jika pemerintah ingin memajukan negeri ini menjadi negeri yang bermartabat dan berdaulat maka solusinya adalah memperhatikan kehidupan guru dengan memberikan perlindungan dan kemakmuran. Jika mereka makmur dan sejahtera maka mereka akan mengajar dan mendidik dengan penuh suka cita, ikhlas dan bersemangat tinggi.
Perhatian pemerintah juga perlu arahkan terutama kepada guru-guru pelosok yang jauh dari jangkauan dan akses pendidikan yang memadai. Mereka adalah para pahlawan yang berjuang dengan sangat berat, lahir dan batin untuk masa depan anak didiknya. Terkadang tanpa gaji, tanpa tunjangan dan tak terbeli baju seragam. Perlunya menghapus kesenjangan antara guru pegawai dan non pegawai karena kemajuan bangsa ini adalah kerjasama semua pihak terutama mereka-mereka yang disebut sebagai pahlawan yang tak dikenal karena tidak pernah terjamah oleh tunjangan.
Untuk guruku dan pendidik diseluruh tanah air, lanjutkan perjuanganmu untuk setia mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat atas terpilihnya engkau sebagai guru sejati. Terimakasih telah mendidik kami dengan belas kasih, nasehat cinta dan pesan bijak kehidupan, belaian mesra, canda tawa sehingga hari-hari disekolah kami lalui dengan sangat ceria. Tetap ikhlas mengabdi meskipun namamu tidak kenang sebagai tokoh pahlawan kemerdekaan. Tuhan akan memuliakanmu bukan karena pangkat dan derajat namun kemuliaan sebagai orang yang berilmu. Tuhan akan memberkahi hidupmu bukan hanya karena kekayaan harta tapi kekayaan yang tak akan ada habisnya yaitu sebagai sumber ilmu. Tetap sederhana dan bersahaja karena kepribadianmu adalah cermin kebaikan untuk anak didikmu. Jangan tergoda oleh hedonisme materialisme sebab hal itu hanya akan merusak martabatmu sebagai teladan sepanjang zaman.
Baca selanjutnya: Satu Islam Beda Warna
Baca selanjutnya: Satu Islam Beda Warna
No comments:
Post a Comment