Thursday, December 14, 2017

Perbedaan antara Abu Janda al-Boliwudi (Permadi Arya) dengan Abu Jandal at-Tamimy (Teroris ISIS)



1. Abu Janda Cinta NKRI, Abu Jandal Pemberontak Negara.
2. Abu Janda membela agama dengan semangat nasionalisme, Abu Jandal merusak negara dengan simbol agama.
3. Abu janda pembela NKRI dengan keluguan, kelucuan dan ketangguhannya sedangkan Abu Jandal tokoh teroris, pembunuh dan pengigau bidadari surga karena mabuk agama.
4. Abu Janda siap mati membela agama dengan menjaga NKRI, Abu Jandal dan teman-temannya mati untuk membela ilusi dan mimpi khilafah.
5. Abu Janda dibenci teroris berkedok agama, Abu Jandal idola kaum teroris perusak agama
6. Abu Janda membuat gemes dan mengundang tawa, Abu Jandal membuat gejala insomnia (sulit tidur) karena menebar teror.
7. Abu janda tokoh fiktif namun selalu hidup didunia nyata, Abu Jandal tokoh nyata yang menjadi fiktif karena sudah tewas tertembak mati.
8. Abu Janda selalu mengobarkan semangat cinta tanah air, Abu Jandal mengobarkan semangat merusak tanah air.
9. Abu Janda mengajak kesurga rame-rame, Abu Jandal mengkapling surga dan hanya untuk pasukannya.
10. Abu Janda pembela toleransi, Pancasila, Nasionalisme dan Islam moderat sedangkan Abu Jandal pembela kelompok radikal bertopeng ayat seperti Al-Qaeda, HTI, Daulah Islamiyah dan sejenisnya.
11. Abu Janda adalah simbol semangat nasionalisme yang akan terus diwarisi oleh anak-anak negeri sedangkan Abu Jandal adalah simbol perusak agama yang akan terus menerus diwarisi kaum teroris.

Teruskanlah perjuanganmu wahai sang pembela negeri. Jangan biarkan para perusak menghancurkan kedamaian diantara kita. Jika mereka berteriak nasionalisme tiada dalilnya, Pancasila toghut dan NKRI kafir maka kita harus bersuara lebih lantang bahwa khilafah tidak akan hidup dinegeri ini karena khilafah adalah simbol terorisme. Tidak perlu banyak dalil untuk mencintai dan menjaga negeri ini.

Terus semangat wahai kawan untuk bersama-sama menjaga negeri ini hingga nyawa lepas dari raganya. Menjadi apapun sebisa kita untuk tetap setia mencintai negeri ini. Dengan mencintai negeri ini berarti mencintai para pahlawan, ulama dan orang-orang yang telah merelakan nyawanya untuk memerdekakakan bangsa ini.

Tidak perlu malu untuk mencintai negeri ini karena yang sangat dan paling memalukan adalah ketika menyebut NKRI sebagai negara kafir, Pancasila sebagai thaguth dan NKRI sebagai simbol kemusyrikan tapi masih tetap hidup, bernafas, beranak-pinak diatas buminya.

Kejahatan yang nyata adalah ketika melihat saudara-saudara kita rakyat Palestina sedang tertindas dan ingin memperoleh kemerdekaan, mempertahankan tanah airnya dengan darah dan air mata bahkan negara-negara muslimpun membelanya ternyata masih ada manusia-manusia jahat para pengasong khilafah yang mengatakan nasionalisme tiada dalilnya.

Baca juga: Macam-Macam Jamaah NU




No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...