Saturday, February 3, 2018
Bolehkah Fanatik Terhadap NU?
Fanatik berarti kecintaan yang berlebihan. Fanatik dapat mengarah kepada dua hal yakni konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif, fanatik berarti istiqamah atau berpegang teguh apa yang menjadi keyakinannya atau pendiriannya. Sedangkan konotasi negatif bermakna ta'ashub atau 'ashabiyah yang berarti fanatik sempit atau fanatik buta.
Jika istiqamah mengarah kepada toleransi yakni berpegang teguh terhadap keyakinan sehingga mantap dalam berpendirian dengan tidak mengganggu atau merendahkan keyakinan atau pendapat yang berbeda sedangkan ta'ashub atau fanatik yang membabi buta berarti kecintaan yang berlebihan atau keyakinan yanh teguh namun disertai sikap merasa paling benar, tidak ada kebenaran dari pihak lain sehingga memandang rendah setiap yang berbeda. Jika istiqamah bersifat inklusif atau menerima pendapat yang lain sedangkan ta'shub bersifat eksklusif yakni tidak ada kebenaran dari jalan yang lain kecuali hanya kebenaran dari dirinya atau kelompoknya.
Bolehkah fanatik terhadap NU? Boleh atau tidaknya dapat kita lihat, fanatik terhadap NU menjurus kepada hal yang positif atau negatif. Jika fanatik terhadap NU menjurus kepada hal yang negatif maka jelas terlarang dan sebaliknya, jika menjurus kepada hal yang positif maka diperbolehkan.
Fanatik terhadap NU ternyata menjurus kepada hal yang positif bahkan super positif. Apa saja nilai positifnya? Fanatik terhadap NU akan membawa kecintaan terhadap bangsa dan negara. Semakin tinggi fanatiknya maka semakin tinggi pula jiwa nasionalismenya. Fanatik terhadap NU bukan hanya menyebabkan kecintaan terhadap NU namun juga menimbulkan kecintaan terhadap ormas-ormas moderat yang ada di NKRI.
Fanatik kepada NU menumbuhkan semangat toleransi. Semakin super fanatik maka semakin besar pula rasa toleransinya. Fanatik NU bukan hanya menumbuhkan penghormatan kepada sesama agama namun juga menumbuhkan penghormatan terhadap agama-agama diluar Islam.
Tidak ada ceritanya orang NU memberontak negara. Jika ada maka dipastikan ke-NU-annya tidak kaffah alias abu-abu karena semakin tinggi power fanatiknya orang NU maka semakin tinggi kecintaannya kepada NKRI.
Tidak ada kamusnya orang NU membenci ormas-ormas moderat bahkan NU akan selalu menggandeng ormas-ormas moderat untuk sama-sama mencintai dan menjaga negeri ini dari perompak dan perampok. Mensterilisasi negara dari virus terorisme dan radikalisme.
Tidak ada dalam sejarah, orang NU yang fanatik bersikap radikal dan terlibat teroris. Jika ada yang terlibat teroris maka bisa dipastikan bahwa orang tersebut hanya ngaku-ngaku NU atau menyamar sebagai NU untuk merusak NU. Tiada satupun teroris yang berasal dari NU karena semakin fanatik terhadap NU maka semakin toleran dan cinta perdamaian.
Fanatik terhadap NU akan menebarkan perdamaian keseluruh dunia. Mencintai nabi, dzuriyat nabi, sahabat nabi dan NKRI lahir dan batin sebagai bukti kecintaan kepada Allah swt. Tidak ada fanatisme yang membawa perdamaian melebihi fanatisme terhadap NU.
Maka wajiblah bagi kita semua untuk meningkatkan sikap fanatik terhadap NU. Dengan fanatik terhadap NU maka akan selau istiqamah menjaga Islam dengan akidah Aswaja dan menjaga NKRI. Fanatik kepada NU akan mampu menyatukan dua kekuatan besar sebagai pemersatu yakni cinta Islam dan cinta kebangsaan. Islam dan nasionalisme bagi NU fanatik adalah dua hal yang tak perlu dipisahkan dan memang tak dapat dipisahkan.
Dengan fanatik terhadap NU akan semakin tergugah hatinya memahami landasan juang, landasan ideologi dan metode dakwah dalam mengemban amanat Islam yakni menebarkan Islam sebagai Islam yang ramah hingga keseluruh penjuru.
Jangan takut untuk menjadi NU fanatik! jangan gentar menjadi NU fanatik! Karena hanya dengan NU fanatik kita akan selalu menang dalam menjaga NKRI. NU fanatik tidak akan bisa diprovokasi, dipecah belah dan diadu domba. Jika kita menanggalkan fanatisme ke-NU-an kita maka bisa dipastikan negara ini akan hancur.
NU fanatik tidak akan bisa diiming-imingi dengan khilafah atau NKRI bersyariah yang tujuan akhirnya merusak NKRI. Kecintaan terhadap NU dan NKRI takkan dapat ditukar dengan imbalan apapun. Walau radikalisme menghadang, walau terorisme menerjang, NU fanatik tidak akan luntur semangat juang membasmi para pecundang dan perusak agama yang muncul dengan simbol kekerasan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Gerakan Tarbiyah atau Usrah muncul sekitar tahun 80-an hingga 90-an yang muncul sebagai gerakan pendidikan agama (tarbiyah) dan kekeluarg...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Oleh M Abdullah Badri (Founder Komunitas Marka Bangsa) SEBAGAI objek, kalimat tauhid itu dasein (ditemukan dalam kondisi bebas atas di...
-
Fanatik berarti kecintaan yang berlebihan. Fanatik dapat mengarah kepada dua hal yakni konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi po...
-
Oleh: Wildan Wahied NU lucu dan Muhammadiyah tidak lucu, itu sudah jadi pemahaman umum. Cak Nun sudah pernah mengatakannya, kalau tidak...
-
Sudah menjadi tabiat manusia untuk bepergian sesuai dengan tujuan yang dia kehendaki. Secara garis besar, agama mengizinkan seseorang un...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Dalam hal ini, terdapat dua perbedaan pendapat antaralain: Pertama, orang kafir diharamkan menyentuh mushaf. Ini adalah pendapat Abu ...
-
KH NACHROWI THOHIR - BUNGKUK SINGOSARI (1900 -1980): PENDIRI NU, PELOPOR LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NU “Ketahuilah, bahwa kelak, su...
-
Oleh Suryono Zakka Ada sebagian kelompok menganggap bahwa Islam agama perang yakni agama yang mengajak pada pertumpahan darah. Pemahaman ...
No comments:
Post a Comment