Monday, February 19, 2018

Pengakuan Seorang Akhwat Keluar dari Salafi-Wahabi

Image result for gambar wanita bercadar 

Seuramonews.com – Alhamdulillah dulu saya seperti saudara-saudara salafi yang lain aktif mengikuti pengajian-pengajian di ma’had-ma’had salafi di jakarta, merasa diri saya sudah sangat sesuai dengan ajaran Rasulullah dengan syariat yang murni dan berlandaskan hadits shahih dan kompeten terhadap dakwah tauhid dan sunnah.


Ketika melihat kalangan yang maulid, hati saya seakan ada sesuatu yang berkata ‘dia ahlul bid’ah’ kadang berdoa mudah-mudahan dia di beri hidayah.

Pada awalnya indah tetapi lama kelamaan makin banyak tanda tanya yang muncul didalam pikiran saya… memang ada sih kajian-kajian yang menarik tetapi tak jarang ada kajian-kajian membahas ikhtilaf, saya bertanya kok semangat membahas masalah khilafiyyah dan menghakimi orang yang berbeda?

Dan selanjutnya melempar tuduhan yang sinis, pikir saya kenapa ajaran ini selalu membahas masalah ikhtilaf, menuding kelompok yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan tuduhan ahlul bid’ah, musyrik, khurafat, taghut, hizbi, tahayul?

Saya bertanya kenapa syiah begitu di musuhi? kenapa seperti sinis kepada habib2? kenapa sinis kepada yang hobi maulid dan tahlil?

Saya bertanya2 sendiri dan mencoba mencari jawabannya sendiri, akhirnya saya tau alasan kenapa memusuhi pemahaman syiah saya pikir oh iya benar ternyata pemahaman syiah keliru, pertanyaan pertama saya sudah terjawab.

Lalu muncul lagi pertanyaan lain kenapa memusuhi dan seperti sinis terhadap ulama-ulama dari kalangan habib? Saya coba mencari jawaban sendiri, apa benar habib-habib mengajarkan orang untuk musyrik, menyembah kubur dll?? Saya coba cari jawabannya sendiri, pada waktu itu saya masih dipihak yang meragukan status habib, lalu saya silaturrahim kebeberapa orang habib dan syarifah di inbox facebook dan di Dunia nyata, dan menemukan jawabannya sendiri, rata-rata mereka memperlakukan saya dengan menghargai saya, lembut, sopan, penuh tata krama, penuh keikhlasan, hati saya bergidik, subhanallah kenapa mereka lembut-lembut?

Saya melempar pertanyaan-pertanyaan yang kritis tetapi mereka menjawab seperti menjawab pertanyaan anak kandung mereka sendiri, rata-rata seperti itu, hati saya terkesima, kenapa saya menemukan sesuatu yang berbeda pada diri mereka? bahkan sebelum berbicara pun saya merasakan sesuatu yang berbeda, tenang, sejuk, lembut, susah di ceritakan.

Hati saya bergidik lagi mungkin mereka benar-benar keturunan Rasulullah, didalam tubuh mereka mengalir darah Rasulullah.

Setelah itu saya masih aktif di pengajian salafi sampai pada akhirnya mereka membahas habib lagi, batin saya seakan berontak dan menolak semua ucapan sang ustadz, ingin rasanya saya berteriak “Tidakkkkkkkkkkkkkkk apa yang kau katakan tidak benarrrrrrrr” tetapi apalah daya semua hanya terpendam dihati.

Penuturan demi penuturan yang diucapan sang ustadz dalam membahas ‘habib’ semakin membuat hati ini tidak tenteram, saya keluar berpura-pura kekamar kecil masuk dan mengunci pintu kamar kecil, saya menangis tak tahu kenapa saya keluar kamar kecil dan tidak berniat mengikuti pengajian lagi, pulang ke rumah dengan air mata yang berlinang, saya tidak tahu kenapa menangis tetapi batin saya seakan tidak terima atas pembahasan sang ustadz yang menyudutkan para habib.

Hari berganti minggu berikutnya saya masih sering hadir di pengajian salafi seperti biasa tetapi juga dihari lain menyempatkan diri mengikuti pengajian-pengajian yang di laksanakan habib-habib, di Majelis Rasulullah, Nurul Musthofa, Al Anwar, Ustadzah Halimah Alaydrus, Majelis Nisa, Petamburan, dan lain lain.

Hati saya tidak bisa berdusta, saya merasa jauh lebih merasa nyaman di majelis aswaja. betapa bahagia ketika mengikuti maulid, saat2 qiyam ada rasa rindu yang membara kepada Rasul yang tidak bisa diungkapan

Sekarang sudah satu tahun lebih saya tidak pernah lagi mengikuti pengajian salafi manapun,saya hanya aktif di pengajian aswaja.

Baca juga: Biografi Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri

Puncak penolakan saya terhadap pemahaman salafi ketika salafi beranggapan bahwa kedua orang tua Rasulullah masuk neraka, batin saya menolak sekeras-kerasnya “tidakkkkkkkk” seakan teriakan yang membelah langit, saya tidak terima jika kedua orang tua Nabi Saya dianggap masuk neraka.

Hati saya bertanya dan bertanya sendiri:

kmKenapa melarang tabarruk di makam nabi ?
Kenapa melarang orang bergembira atas kelahiran nabi ?
Kenapa melarang orang tawassul kepada nabi ?
Kenapa melarang orang membuat syair pujian kepada nabi sebagai ekspresi ungkapan rasa cinta mereka?
Kenapa peninggalan2 nabi seperti rumah nabi di saudi seakan tidak terawat?
Kenapa seperti sinis kepada keturunan nabi?
Kenapa menganggap kedua orang tua Rasul masuk neraka?
Saya menolak pemahaman ini, ini bukan cinta Nabi tetapi seperti ‘memusuhi nabi’
Wallahu a’lam, semoga Allah mengampuni hamba.

Oleh : Akhwat Sunni Salafiyyin
Sumber: Generasi Salaf

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...