Thursday, March 15, 2018
Kisah Dakwah KH. Abdul Karim di Desa Lirboyo
Cerita ini dituturkan oleh KH. M. Abd. Aziz Manshur dalam peringatan satu abad Ponpes Lirboyo.
Satu abad yang lalu, tanah Lirboyo masih merupakan tanah rimbun, bersemak dan belum berpenghuni. Disitulah hadhratal mukarrom KH. Abdul karim ditempatkan oleh mertuanya, KH. Sholeh Banjarmelati sebagai orang yang kelak akan mendidik dan mengajar sebuah pesantren besar dengan nama Pondok Pesantren Lirboyo.
Berawal dari Tebuireng, ketika itu Kyai Manab (Nama KH. Abdul Karim sebelum beliau berangkat haji) masih berada di pondoknya Hadratussyaikh KH. Hasyim As’yari. Beliau ditawari oleh KH. Hasyim As’yari ketika KH. Sholeh Banjarmelati datang berkunjung ke Tebuireng untuk mencarikan jodoh putrinya, Kyai Manab dipanggil oleh Kyai Hasyim, “ Celukno kyai Manab ” (Panggilkan Kyai Manab). Beliau ditawari oleh Kyai Hasyim, “Kyai Manab niki onten tiang golek mantu. Sampeyan ajenge kulo jodoake ,” (Kyai Manab, ini ada orang cari menantu. Anda akan saya jodohkan) “ Nggih ”. Beliau hanya menjawab dengan sepatah kata saja yang membuktikan amat patuhnya beliau.
Singkat cerita, setelah beliau Kyai Manab diambil menantu oleh KH. Sholeh selama satu tahun dan telah memiliki seorang putri, Nyai Hannah (Ibunda dari KH.Abdulloh Hafidz), Ketika itu pula, beliau sudah memiliki dua orang santri yang ikut mengaji di Banjarmelati, KH. Sholeh berencana menempatkan Kyai Manab di tempat lain. Persisnya di Lirboyo.
Pada mulanya, KH. Abdul Karim hanya dibuatkan sebuah “gubuk” di Lirboyo. Empat pilarnya hanya diambilkan dari batang pohon lamtoro. Dinding dan atapnyapun amat sederhana, hanya terbuat dari daun kelapa. Itupun hanya sampai setengah badan. Kemudian setelah “gubuk” tersebut berdiri sekitar satu minggu, tiba-tiba pada suatu pagi KH. Sholeh dawuh kepada Kyai Manab, “Kyai Manab, monggo nderek kulo” (Kyai Manab, ayo ikut saya.)
Kyai Manab hanya menjawab dengan sepatah kata, “Nggeh” (Ya)
KH. Sholeh mengajak serta dua santri Kyai Manab untuk turut serta menemani Kyai Manab untuk bermukim di Lirboyo. Kedua santri tersebut disuruh membawakan perbekalan Kyai Manab yang hanya berupa seekor ayam jago, tikar, dan beras satu ceting. Hanya itu kira-kira yang turut dibawa. Menaiki sebuah dokar, perjalanan dari Banjarmelati menuju Lirboyo ditempuh. Sesampainya di Lirboyo, rombongan diajak masuk ke sebuah kebun. Kira-kira sekarang tempat itu adalah ndalem Ibu Nyai Hj. Qomariyyah.
Kyai Manab kemudian diajak masuk “gubuk” tadi oleh KH. Sholeh. KH. Sholeh menyuruh santri yang ikut untuk menata perbekalan Kyai Manab yang dibawakan. “Kene santri, klosone beberen. Pitike cencangen neng cagak kono. Berase dekek kene .” (Sini! Gelar tikarnya, ikat ayamnya di pilar sebelah sana, berasnya diletakkan disebelah sini). Setelah beberapa saat berbincang-bincang, KH. Sholeh dawuh “ Kyai Manab, ting mriki panggenan sampeyan. ” (Kyai Manab, disinilah tempatmu.) Kyai Manab lagi-lagi hanya menjawab, “Nggeh”
KH. Sholehpun kemudian pergi. Sebelum pergi, beliau berpesan kepada kedua santri Kyai Manab, “Wes ngko kyaimu nek butuh dhahar, iki berase masakne. Dene nek butuh bumbu-bumbu kono nggoleko ning kebon. Ngko nek kapan butuh, yo tukuo ‘nyo’ tak tak tinggali duit". (Sudah. Nanti kalau kyaimu butuh makan, beras ini masaklah. Kalau memang membutuhkan, belilah. Ini saya tinggali uang). Kira-kira satu minggu kemudian, KH. Sholeh datang menengok dan mengunjungi Kyai Manab. Beliau amat terkejut, ternyata setelah satu minggu beras satu ceting yang beliau tinggalkan untuk Kyai Manab masih utuh tak berkurang sedikitpun. Santri yang menemani Kyai Manab tadipun dimarahi oleh KH. Sholeh,
“Lho, pie to gak mbok liwetno, gak mbok masakno! ” (Lho! Bagaimana ini? Kok tidak kamu nanakkan nasi? Tidak kamu masakkan?) Santri tersebutpun tidak dapat menjawab apapun. “Kyai mboten ngantos dawuh kapurih masak aken. ” (Kyai Manab tidak pernah memerintahkan kami untuk memasakkan beliau.) katanya. “Lha opo sing mbok pangan?” (Lantas apa yang dimakan Kyai Manab?) Tanya KH. Sholeh kemudian. “Namung dhahar godhong-godhongan meniko .” (Hanya makan dedaunan yang tumbuh) jawab santri tersebut.
Baca juga: Prinsip-Prinsip Dakwah menurut Buya Hamka
Dari situlah awal mula Pondok Pesantren Lirboyo berdiri. Dengan muassis nya yang benar-benar tawakkal kepada Allah SWT. KH. M. Abdul Aziz Manshur pernah menuturkan, “Jadi, berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo bukan didukung dengan harta yang banyak. Bukan! Bukan didukung dengan tahta yang tinggi. Bukan! Tapi hanya didukung dengan tawakkal ‘alallâh . Yakin. Mbah Kyai Abdul Karim ditempatkan digubuk yang hanya begitu saja, beliau selalu sumendhe. Pasrah kepada Allah SWT.” (lirboyo.net)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Oleh Ustadz Musa Muhammad Dalam bahasan ilmu fiqih tentang wudhu, para ulama juga membahas pembatal² wudhu. Di antara perkara yg membatal...
-
Enam orang angggota kelompok Takfiri bersenjata yang berafiliasi dengan Front al-Nusra mengaku melakukan pembunuhan terhadap Sheikh Syahi...
-
Hizbut Tahrir memiliki dua bendera, berwarna putih yang disebut Liwa' dan warga hitam yang disebut Rayah. Mereka mengklaim 2 bendera ...
-
Siapa menyangka bahwa ketua MUI pertama ini pernah berbaiat/mengambil talqin dzikir kepada Abah Anom, Mursyid Tarekat Qodiriyah Naqsyaban...
-
ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ﺍﻟﺒﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﺎﺩﺓ ﺍﻟﻌﻠﻮﻳﺔ ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺂﺀ ﻭﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﻳﺸﺮﺑﻬﺎ ﺑﻨﻴﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺼﻠﺢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﻄﻮﻳﺔ- Alfatihah ila masyayi...
-
Di Blitar pernah ada seorang kiai yang kharismatik yang keilmuannya dikenal dan dikagumi oleh kalangan istana negara. Muballigh kharismat...
-
Oleh: Mufti Besar Mesir Fadlilatussyaikh DR. Ali Jum'ah. 1. Kekufuran adalah urusan keyakian di hati. Tidak ada yang mengetahui hak...
-
*Gareng :* "Romo pernah dicaci-maki seseorang?" *Semar :* "Pernah....!" *Petruk :* "Pernahkah dimusuhi seseo...
-
Ayat Al-Qur'an mengandung obat (syifa') baik obat fisik maupun obat batin. Banyak kisah nabi dan para sahabat mengamalkan ayat-ay...
-
Ulama tafsir memiliki dua metode untuk menentukan ayat Makki dan Madani yakni metode Sima'i Naqli dan Qiyasi Ijtihadi. 1. Sima'...
No comments:
Post a Comment