Sunday, March 11, 2018
Mengapa Orang NU Sangat Fanatik terhadap NKRI?
Oleh Suryono Zakka
Mengapa warga NU sangat fanatik terhadap NKRI?
Ya, fanatiknya NU kepada NKRI adalah fanatik yang positif yakni kecintaan mereka kepada NKRI dengan tulus ikhlas tanpa pamrih.
Bolehkah fanatik terhadap NKRI?
Fanatiknya orang NU terhadap NKRI bukan sikap Chauvinisme yang berupaya untuk menjajah negara lain. Fanatisme NU kepada NKRI adalah fanatisme yang membawa rahmat bagi NKRI. Tanpa sikap fanatisme NU terhadap NKRI maka tidak ada satupun yang bersedia menjaga NKRI.
Apakah fanatisme NU tidak membahayakan ormas lain?
Sama sekali tidak. NU bukanlah ormas kemarin sore yang grudak-gruduk, grusa-grusu dalam mengambil sikap. NU sudah sangat dewasa dalam pemikiran. Paham mana kawan dan mana lawan. Siapapun dia, apapun ormasnya, apapun label agamanya jika memberontak negara dan mengancam stabilitas negara maka mereka adalah musuh bagi NU. NU bukanlah ormas yang suka cari musuh namun jika ada yang datang memusuhi NU dan NKRI maka NU tidak akan lari dan akan menghadapinya dengan sikap kesatria.
Mengapa NU tidak tertarik ide khilafah padahal NU termasuk ormas Islam?
Ya, walau NU ormas Islam namun NU bukan ormas yang tergiur dengan label luarnya. NU lebih mengedepankan Islam sebagai substansi dan bukan Islam yang hobi dengan teriak dan jargon-jargon. Menolak kerusakan lebih didahulukan ketimbang mendahulukan kemaslahatan.
Dengan menolak ide khilafah, apakah NU tidak takut disebut ormas yang tidak memperjuangkan kepentingan umat Islam?
Justru dengan menolak khilafah sejatinya NU sangat memperjuangkan umat Islam. Memperjuangkan umat Islam versi NU bukan dengan kekerasan dan radikalisme melainkan dengan cara damai. NU menghadirkan Islam sebagai agama damai. Agama yang menghormati agama lain tanpa mencurigai apalagi memandang rendah. Konsep khilafah sehatinya bukan membela kepentingan Islam namun hanya akan mengerdilkan umat Islam yang besar. Ketika Islam dibatasi oleh sekat-sekat simbol dan jargon syariah maka Islam akan semakin jauh dari realitas sehingga hanya akan berada diawang-awang.
Apa pentingnya NKRI bagi NU sehingga orang NU rela membela mati-matian NKRI bahkan membuat jargon Hubbul Wathan Minal Iman yakni cinta tanah air bagian dari iman?
NKRI sangat berharga bagi NU. Tanpa NKRI maka NU tidak akan dapat melabuhkan konsep Islam yang penuh rahmat. NKRI adalah simbol rahmatnya Islam. Dengan ber-NKRI maka nilai-nilai Islam yang dibangun oleh NU benar-benar dapat membumi sebagaimana yang telah dicontohkan oleh baginda nabi. NKRI adalah negara yang paling Islami dizaman now. Walau tidak memakai simbol-simbol Islam dalam ideologi negaranya namun rakyatnya mayoritas muslim dan dapat melaksanakan syariat Islam dengan penuh kedamaian. Dengan NKRI yang damai maka umat Islam Indonesia bisa khusyuk dan tenteram dalam melaksanakan ibadahnya. Pun demikian umat yang lain, tak pernah terusik dengan mayoritasnya umat Islam. Seluruh umat dapat saling menghormati dengan penuh cinta kasih. Nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan didustakan?
Mengapa NU tidak pernah melawan negara disaat negara mendzalimi umat Islam dan mengkriminalisasi ulama?
Haram hukumnya bagi NU untuk memberontak pemerintahan yang sah. Jika pemerintah bersikap dzalim maka NU akan menghentikan kedzaliman dengan cara yang ma'ruf bukan menambah kedzaliman apalagi menambah kerusakan. Saat ini negara tidak mendzalimi umat Islam dan tidak pula mengkriminalisasi ulama sebab yang tumpas negara adalah kaum radikal, teroris dan pemberontak. Walau mereka menggunakan simbol-simbol Islam, NU tidak akan menganggap mereka sebagai korban bahkan mereka adalah kaum pemberontak yang sangat perlu untuk diwaspadai. Ulama tidak pernah dikriminalisasi oleh negara sebab yang ditumpas negara adalah para bajingan yang mengaku ulama, menciptakan teror dan kebencian serta menebarkan berita bohong (hoax) untuk menciptakan kerusakan.
Apa yang dilakukan NU jika NKRI dirusak?
Jangan coba-coba merusak NKRI karena di NKRI ada NU dan Muhammadiyah yang akan siap setia menjaga NKRI. Seluruh elemen NU akan bahu membahu tanpa komando untuk mempertahankan NKRI. Mereka siap mati dan mempertahankan NKRI jika dirusak baik dari perusak berbaju agama maupun anti agama. NU siap berkhidmat untuk NKRI dalam situasi apapun. Menjaga NKRI adalah harga mati yang tak dapat ditawar-tawar lagi bagi NU. Hukum menjaga NKRI adalah fardhu ain dan dihukumi sebagai jihad sebagaimana yang pernah digelorakan sang pendiri resolusi jihad NU, Hadratusy Syeikh KH. Hasyim Asy'ari.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masya...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi'...
-
Pak Somad mengharamkan lomba kicau burung. Dia ternyata ahli Fiqhi yg lebih hebat daripada Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Ulama Besar...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M. Sc., Lic. Eng., Ph. D. Fakultas Teknik/Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ...
-
Alkisah ada ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yg kuat sekali tahajudnya. Hampir ber-tahun2 dia tidak pernah absen melakukan sholat tahaj...
-
Info dari Ustadz Muafa (Syaikhul Pramukiyyin /Mantan Syabab HT), yaitu berkaitan dgn para senior/pembesar HT Pusat, khususnya yg ada di ...
-
Berkaitan ayat Al-Qur’an surat AL A'raf 175 – 177 terdapat sebuah kisah yang menggambarkan seorang bernama Bal’am bin Ba’ura, (berna...
No comments:
Post a Comment