Tuesday, March 6, 2018
Politik Jokowi yang Perlu diwaspadai Kaum Santri
Oleh Suryono Zakka
Gaya politik Jokowi memang terkadang mengejutkan. Sulit ditebak baik oleh pihak lawan maupun kawan. Pengaruh Jokowi bukan hanya konteks nasional namun juga dunia internasional memuji beberapa prestasi Jokowi.
Bagi kaum santri, apakah pemerintahan Jokowi membawa pengaruh positif ataukah negatif? Apakah Jokowi membawa kemajuan dan perbaikan bagi masa depan santri atau malah sebaliknya semakin membungkam dunia pesantren? Berikut ulasannya!
Jokowi memang perlu diwaspadai oleh kaum santri terutama orang-orang pesantren dan orang yang peduli terhadap agama. Jika tidak diwaspadai dan tidak dicermati, bisa-bisa Jokowi akan semakin membawa pengaruh terhadap bangsa ini.
Apa saja pengaruhnya Jokowi dan gaya politiknya bagi dunia santri?
1. Jokowi merupakan representasi Islam moderat.
Jokowi berkomitmen melakukan perlawanan terhadap Islam radikal dan terorisme. Komitmen itu dibuktikannya dengan menumpas berbagai aksi radikalisme dan terorisme secara tegas tanpa ampun. Menurutnya, radikalisme sangat berbahaya bagi masa depan bangsa.
Aksi nyatanya tentang anti terorisme diwujudkan Jokowi dengan membubarkan gerakan khilafah yang dimotori oleh HIzbut Tahrir Indonesia (HTI) melalui Perppu Ormas sehingga ormas-ormas radikal anti-Pancasila dapat diberangus. Juga menertibkan ormas-ormas lainnya dan akan membubarkannya jika terbukti berencana menggantikan ideologi yang sah dengan ideologi asing lainnya.
Perlawanan Jokowi terhadap Islam radikal tak hanya sampai disitu. Kini Jokowi meresmikan Badan Siber Nasional untuk membendung gerakan radikal dan hoax yang bercita-cita membuat kekacauan bagi NKRI. Marakanya kelompok radikal yang memproduksi hoax benar-benar membawa dampak yang buruk bagi masa depan bangsa Indonesia.
2. Jokowi telah mensahkan Hari Santri sebagai hari peringatan nasional.
Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tahunnya tanggal 22 Oktober disahkan diera Jokowi atas lobi ulama Pesantren. Suara Pesantren disambut dengan baik oleh Jokowi mengingat peran pesantren yang sangat besar bagi bangsa ini. Sejak belum adanya NKRI, mengusir penjajah hingga terbentuknya NKRI tidak lepasa dari perjuangan kaum santri atau kaum sarungan. Kantong-kantong pesantren merupakan benteng perjuangan NKRI dalam mengusir penjajah.
Resolisi Jihad NU merupakan puncak dari perlawanan santri dan pesantren terhadap kolonialisme. Mereka bersatu padu bahu membahu melawan penjajah dengan spirit Hubbul Wathan Minal Iman (Cinta Tanah Air Bagian dari Iman) sehingga siapa saja yang mati dalam keadaan berperang membela tanah air hukumnya fardhu ain dan tercatat sebagai syahid.
3. Jokowi sangat dekat dengan ulama.
Jokowi sangat dekat dengan ulama yakni ulama moderat. Karenanya, ia sangat baik dalam menjalin komunikasi dengan ulama di Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Baginya, NU dan Muhammadiyah adalah benteng Islam moderat yang mampu membendung Islam garis keras dan radikalisme.
Banyak even-even nasional yang digelar oleh ulama diera Jokowi mulai Halaqah Nasional, Muktamar Alim Ulama, Muktamar Thariqah, Muktaramar Sufi Internasional dan lain-lain hingga dibentuknya Majelis Dzikir Hubuul Wathan. Ini membuktikan pedulinya terhadap ulama dan tanggapnya terhadap peran ulama bagi bangsa ini.
4. Jokowi adalah anak ideologis Soekarno yakni tokoh yang pernah menjadi santri Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy'ari.
Soekarno adalah mantan Presiden yang pernah berguru kepada KH. Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama. Dalam tubuh Soekarno mengalir darah santri sehingga akan selalu memperjuangkan kaum santri dan kaum pesantren. Memiliki jiwa nasonalisme yang agamis dan jiwa agamis yang nasionalis.
5. Jokowi sangat dekat dengan Pesantren.
Disahkannya Hari Santri sebagai peringatan perjuangan kaum santri, maka sudah tentu Jokowi sangat dekat dengan pesantren. Jokowi sangat sering sowan (bersilaturahim) kepesantren karena ketundukannya terhadap orang-orang Pesantren.
Jokowi berkomitmen untuk mendukung perjuangan kaum santri seluas-luasnya sehingga santri dapat mengisi diseluruh sektor kehidupan. Masa depan NKRI terletak pada masa depan kaum santri. Jokowi percaya bahwa santri dan pesantren mensuplai Islam moderat yang akan membawa damai NKRI selalu dan jauh dari konflik.
6. Jokowi adalah simbol kesahajaan kaum santri.
Penampilannya yang sedarhana nan bersahaja menandakan bahwa Jokowi adalah santri. Santri Nusantara yang berkarakter toleran, moderat, berkeadilan dan keseimbangan. Jokowi sering terjun kerakyat (blusukan) ingin menemui berbagai aktivitas warganya.
Dengan sedikit uraian ini maka akan semakin sadar tentang bahayanya Jokowi. Jangan sampai kita yang tidak memahami Jokowi akan terkena dampaknya. Perlunya kita semua harus lebih berhati-hati terhadap Jokowi yakni berhati-hati jika Jokowi akan menjadi mangsa dan korban bagi kelompok radikal.
Kita sama-sama paham bahwa meskipun HTI telah bubar namun doktrin ideologis radikal akan selalu muncul dengan bentuk dan kemasan yang berbeda. Faktanya, kita dengan mudahnya melihat bendera HT masih banyak berkeliaran dinegeri ini. Mewaspadai Jokowi bukan berarti Jokowi yang bahaya melainkan kelompok-kelompok pembencinya terutama kaum radikal. Jika ada yang berkata bahwa Jokowi sebagai musuh Islam, anti Islam, membungkam suara Islam maka pernyataan tersebut perlu ditinjau ulang. Orang yang menyatakan bahwa Jokowi anti-Islam adalah mereka yang baru mengenal Islam atau belajar Islam secara instan dari mbah Google yang tidak jelas sanadnya.
Bagaimana manuver-manuver pilitik Jokowi selanjutnya bagi Kaum Santri? Adakah peningkatan potensi santri dan kekuatan pesantren dimasa mendatang? Nantikan episode berikutnya!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Oleh Gus Nadirsyah Hosen Beredar di media sosial (medsos) potongan gambar yang berisi keterangan sebagai berikut: كان صلى الله عل...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
A. Secara Etimologis (Bahasa) 1. Menurut Al-Lihyani (w. 215 H) Kata Al-Qur'an berasal dari bentuk masdar dari kata kerja (fi...
-
Syeikh Muhammad Mukhtar Atharid (Maha Guru Ulama Nusantara dari Bogor, ulama besar di Mesjidil Haram Mekkah pada masa Negara Saudi dibaw...
-
Pada 1925, atau setahun sebelum Nahdlatul Ulama’ (NU) lahir (1926), seorang bayi laki-laki bernama Nawawi lahir di desa Tulusrejo Grab...
-
Islam Nusantara dalam Bahasa Arab adalah "Tarkib Idhofah bi Ma'na Fi" yaitu Jenis Idofah (gabungan dua Isim) yang di dalamn...
-
Oleh Suryono Zakka Akhir-akhir ini kita dikejutkan fenomena orang yang mendadak gila setelah melakukan aksi teror. Sebelumnya mengan...
-
Cara-cara licik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terkait insiden pembakaran bendera oleh Banser akhirnya terbongkar. Berdasarkan informasi...
-
Oleh: Muhammad Arief Junaydi Al-Alim Al-'Allamah Al-Waari' KH. Raden Kholil As'ad Syamsul'Arifin Situbondo. Siapa sih ...
No comments:
Post a Comment