Tuesday, April 17, 2018

Andai Saja Jokowi Kepleset Lidah


Andai saja Jokowi yang kepleset omongan “Kitab suci hanyalah fiksi” tentulah akan terjadi kegemparan jilid dua di jagad politik Endonesa. Bayangkan lha wong Ahok saja yang cuma bilang “jangan mau dibodohin pake.....” (1 ayat) saja bisa luar biasa amarah massa hingga menuntut dia dipenjara bahkan dibunuh segala. Apalagi ini yang dinista semua kitab suci, termasuk Al Quran yang memiliki 6666 ayat, belum kitab suci yang lainnya. Fiksi adalah khayalan buatan manusia. Jika kitab sucinya saja fiksi maka otomatis Tuhannya fiksi, imannya fiksi, surga nerakanya fiksi, agamanya fiksi dll.

Untunglah yang bilang gitu seorang Rocky Gerung yang adalah sesama barisan Kampret maka otomatis semua aman, beres dan “diem-diem bae....” seakan tak pernah terjadi apapun. Bahkan ustadz tungku meleduk yang dulu bilang “bunuh, salib, potong dan usir” buat Ahok kini bisa senyum-senyum santai saja, tidak ngamuk bahkan membela dan setuju dengan Rocky bahwa kitab suci adalah fiksi dengan segala logika, fatwa dan omong kosongnya yang jungkir balik.

Bayangkan andai Jokowi yang kepleset omongan gitu, pastilah akan terjadi kehebohan dalam skala massal yang masif dan ruaaaarrrrr biasaaa.......!! Produksi nasi bungkus akan mencapai rekornya yang tertinggi dalam sejarah, bertruk-truk, berton-ton, bergunung-gunung sehingga produsen nasi bungkus bisa listing dan buka IPO di bursa saham. Para bandar, para cukong, para makelar politik, para pengusaha hitam, para koruptor, para mafia, para birokrat mental proyek dan semua yang merasa dirugikan oleh kebijakan Jokowi akan siap keluarin dana habis-habisan dan all out buat dukung demo untuk melengserkan Jokowi ini. Yang di Arab Saudi akan langsung pulang dengan semangat membara dan berkobar-kobar sambil berkata “Proyek besaaarrr, proyek besaaarrr...!!” Targetnya jelas : Jokowi lengser sebelum tahun 2019 !!!

Peserta demo yang datang ke Jakarta tidak hanya dari Jabar tapi juga dari seluruh Indonesia terutama Sumatra Barat dan NTB yang menjadi kantong2 PKS dan pendukung Prabowo. Jumlah peserta demo tidak hanya 7 ribu eh 7 juta tapi bisa 70 juta hingga 700 juta bahkan melebihi jumlah penduduk Endonesa karena persatuan kampret sedunia akan diajak bergabung bersama sebagaimana yang terjadi di Suriah yang bisa menurunkan Bashar Asaad. Nilai saham akan anjlok dan IHSG mencapai titik terendah dalam sejarah. Kurs rupiah melejit tinggi tak terbendung. Anarki dan seruan “bunuh-bunuh” akan membahana ke seluruh penjuru negeri. Bahkan pasukan perdamaian PBB pun mungkin akan diterjunkan untuk mengamankan situ asu eh situasi ini.

Itulah yang akan terjadi jika Cebong salah omong. Tapi jika kampret omong ngawur seperti “Prabowo adalah titisan Allah” maka semua akan diam saja. Belum lagi ucapan kampret yang lain “Empat agama harus dibubarkan”, “Pancasila ada di pantat”, “Tuhan bidannya siapa” dsb. Tidak ada penistaan sedikitpun katanya. Semua perlu ditabayunkan. Semua bisa dimusyawarahkan dan dimaafkan. Jangan buka aib sesama saudara. Nabi dan Tuhan saja pemaaf katanya. Sesama pejuang harus saling membela dan melindungi, katanya.

Ini mirip demo besar-besaran jika ada 1 orang Palestina yang dibunuh militer Israel. Tapi mereka akan diam sejuta bahasa saat juragan mereka Arab Saudi membunuh 10.000 warga Yaman ataupun ketika Amerika dengan dukungan Turki dan Saudi menyerang dan membombardir Suriah. Mereka juga diam saat pentolan mereka bilang soal “Partai Allah vs Partai Setan”. Padahal dalam tubuh 3 partai Allah yang dia maksud ada kader yang punya perilaku setan dan terlibat korupsi, zina, porno, narkoba hingga bakar sekolah segala. Mau korupsi saja pakai istilah kode juz dalam al Quran kok. Tapi jelas ini bukan penistaan, kan kampret partai Allah pelakunya. Paham kan sayang?

Tapi bagi kampret semua itu halal dan sah-sah saja. Track record mbah A minus Rasis pun semua juga sudah tahu. Dia bilang Jokowi ngibul padahal dia sendiri yang ngibul soal jalan kaki Jakarta-Jogja. Dia bilang anti korupsi tapi ketahuan terima dana tak jelas sebesar 600 juta. Dulu dia dukung Suharto (menurut kesaksian tokoh ICMI yang dulu tinggal di Jerman) dan bahkan minta dana 1 milyar untuk acara Munas Muhammadiyah. Tapi dia juga yang paling kencang teriak dan berada di posisi terdepan saat demo “Jatuhkan Soeharto !!”

Dia jegal Megawati pemenang Pemilu 1999 dengan kampanye “haram presiden wanita” tapi dia juga yang bujuk Megawati agar mau jadi presiden gantikan Gus Dur. Dulu dia bujuk Gus Dur jadi presiden tapi dia pula yang menjatuhkannya. Dulu dia teriak “Prabowo harus dipenjara” tapi dia pula yang kini teriak “Prabowo harus jadi presiden”. Dulu pendiri NU serukan jihad melawan Belanda tapi dia yang mantan ketua Muhammadiyah malah serukan jihad politik terhadap sesama anak bangsa. Jadi wajar saja kalo sekarang dia dipolisikan karena dianggap sebagai provokator pemecah belah bangsa.

Intinya cebong ga boleh salah omong sementara kampret boleh omong ngawur sepuwasnya. Sekali cebong salah omong maka gelombang badai besar angkara murka, amarah, rasa tersinggung, merasa diinjak-injak, merasa didzalimi akan membahana seantero negeri. Kampret mah gitu orangnya. Otak terbalik, kaki di atas kepala di bawah. Dari level kroco sampe level profesor, kampret punya tipikal yang sama.

Jadi buwat JKT 58 jika masih merasa bahwa demo anti Ahok adalah aksi bela agama harus mulai sadar dan waras lagi. Semua sah dan halal bagi kampret. Tidak hanya teman, bahkan Tuhanpun siap mereka jual dan gadaikan. Yang masih percaya bahwa demo anti Ahok adalah aksi bela agama hanyalah orang bodoh saja. Sudah gitu mau dibikin filmnya lagi. Pake tagline “power of love” lagi. Dasar Wiro Sableng !!! Gurunya gendeng muridnya sableng.

Salam Gendeng

SUMBER : FB MUHAMMAD ZAZULI

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...