Tuesday, April 17, 2018

Belajar dari NU: Memberi Rahmat Sebijak Bumi


Tidak salah para pendiri NU memilih  bumi sebagai lambang organisasi para ulama ini. Bumi senantiasa mengasihi seluruh makhluk hidup yang ada di atasnya, tidak saja kepada para makhluk yang berusaha merawatnya, bahkan para makhluk yang kerjaannya merusak bumipun dikasihi.

Begitu juga NU, organisasi yang lahir untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dia selalu sabar dan merahmati siapapun, tidak saja kepada para pelayan dan warga NU, namun mengasihi kepada para parasit yang hidup menempel di NU namun selalu menyerang kebijakan-kebijakan para kyai NU. Begitu juga NU memberkahi beberapa penceramah muda sok tahu dan latah mengatakan hanya kyai NU tertentu yang masih layak diikuti karena masih lurus, penceramah ini semakin populer karena keberaniannya bersuara lantang menyerang beberapa pendapat kyai NU, dia dibawa masuk ke kantong-kantong NU oleh fihak-fihak yang tidak begitu suka kepada NU. NU juga memberkahi seorang bakul jamu yang mempopulerkan diri sebagai da'i dan ustadz penceramah, mengaku sebagai gus, namun kerjaannya misuh, menghujat, dan jualan provokasi untuk meraup materi, dia dengan pedenya menyatakan keluar dari NU padahal dia tidak pernah merasa NU, dia hanya ingin mendompleng nama besar NU agar terangkat popularitasnya.

NU juga memberikan berkah kepada ormas unyu-unyu kemarin sore yang yang kerjaannya mengkritik NU. NU dianggap lembek terhadap kemungkaran, mereka selalu saja menghujat kyai-kyai NU dengan tuduhan liberal, syiah, antek aseng asong, penjilat penguasa dan seabrek tuduhan keji lainnya.

Kenapa saya mengatakan NU memberkahi mereka. Ya karena dengan menyerang NU mereka semakin populer, mereka merasa semakin besar dan layak sejajar dengan NU, mereka tidak sadar jika NU ini yang telah membukakan jalan bagi mereka berjuang di bumi Indonesia. NU-lah yang getol mempertahankan ajaran Ahlussunnah Waljamaah sehingga ajaran ulama salaf ini lestari di bumi Indonesia hingga saat ini, NU lah yang sedari zaman baheula menjunjung tinggi para habaib dzuriyah Rosul, mengistimewakan mereka di berbagai kesempatan. Hingga sangat naif jika ada ormas lahir kemarin sore menuduh kyai-kyai NU tidak Aswaja lagi dan kurang menghurmati para habaib, sungguh tuduhan yang salah alamat.

NU jugalah yang telah membangunkan rumah bagi kehidupan indah para pencaci di bumi pertiwi ini. Jika mereka mau sedikit membaca sejarah lahirnya NU dan bangsa ini, dan bagaimana NU ikut berjuang mendirikan dan merawat keutuhan Indonesia ini mulai masa penjajahan, masa kemerdekaan, orde lama, orde baru, hingga orde reformasi saat ini, niscaya tidak akan mengeluarkan tuduhan-tuduhan kotor kepada NU dan kyai-kyai NU. Karena setiap langkah NU tidak keluar dari rel mempertahankan Islam wasathiyah, Islam yang merahmati seluruh alam, yakni Islam Ahlussunnah Waljamaah serta merawat keutuhan NKRI, karena dengan media NKRI inilah umat Islam bisa berdakwah dan membumikan syariat Islam serta membangun peradaban Islam yang rahmatan lil alamin di bumi pertiwi ini.

Para Kyai NU tahu kapan harus dekat dan menjauh dari penguasa, jangan terus kau tuduh kyai-kyai NU penjilat penguasa. NU sudah kenyang dengan permainan penguasa mulai pra kemerdekaan hingga saat ini. Bacalah sejarah bagaimana Kyai Wachid Hasyim mempertahankan Pancasila, bacalah bagaimana Kyai Wahab Hasbullah berjibaku dalam nasakom demi kemaslahan umat dan bangsa ini. Simaklah bagaimana Gus Dur jungkir walik menghadapi Soeharto untuk menyelamatkan NU dan umat Islam.

Para kader NU jangan ikut latah menyerang kyai-kyai kita yang saat ini relatif dekat dengan pemerintahan. Yakinlah ijtihad beliau demi kemaslahatan bangsa ini, istiqamahlah mengikuti langkah Mbah Maimun Zubair, Yai Ma'ruf Amin, Mbah Anwar Manshur,  dan kyai-kyai sepuh NU lainnya, tidak perlu gumunan dan mudah takjub dengan penampilan lahir orang yang dianggap membela Islam namun menyerang ulama lain yang tidak dicocokinya.

Kyai-kyai kita 24 karat setiap nafasnya membela Islam, 24 jam tanpa henti untuk memperjuangkan syariat Islam, tanpa harus berkoar koar dan demo berjilid jilid atas nama membela Islam.

Bagi mereka yang terus saja menghujat para ulama-ulama NU, NU tidak akan lemah hanya terus engkau hujat. Engkau harus tahu sudah berapa orang yang mengaku ulama menghujat NU dan para kyai NU dihinakan oleh Allah.

Sudah berapa pihak dan ormas yang memusuhi NU akhirnya tumbang dikubur sejarah. Lihatlah Belanda, Jepang, Masyumi, DI/TII,Orde Lama, Orde Baru, HTI, akhirnya kandas dan hengkang dari bumi pertiwi karena berusaha melibas NU dan Indonesia. Karena berNU adalah berIndonesia. NU didirikan oleh para auliya dan Indonesia didirikan di atas tumpukan darah syuhada'.

Mari kita bangun Islam dan bangsa ini dengan tanpa caci maki. Beragama secara beradab dan berpolitik secara bermartabat. NU adalah berkah untuk Indonesia, dalam keadaan apapun selalu mencintai dan mempertahankannya meski harus dibully dan dicaci.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...