Wednesday, June 6, 2018

Sekte Radikal Rasa Unyu-Unyu


Oleh Suryono Zakka

Walau radikal, sekte ini saya sebut sebagai sekte yang unyu-unyu dan imut. Mengapa demikian? Kedatangannya tak diundang namun selalu membuat rusuh dan gaduh. Dimana ada kelompok ini maka disitulah teror tersebar. Jurus terornya adalah ente kafir, musyrik, ahli bid'ah, thaghut dan penyembah kubur.

Merasa sok ahli fatwa, ahli ibadah dan ahli  agama, namun selalu memvonis sesat hantam kromo kepada siapa saja. Padahal ilmunya hanyalah hasil copas dari produk kafir yaitu mbah google dan bukan dari kiai atau ulama pesantren. Teriak-teriak kafir tapi penggemar produk kafir. Sangat unyu-unyu khan?

Sebelum sekte unyu-unyu ini datang, negeri ini damai dan tenteram tanpa fitnah. Namun setelah sekte ini masuk dibawa oleh kelompok yang mengaku paling relijius, paling nyunnah dan mendaku pemegang kunci surga, negeri ini selalu mencekam. Tak salah jika kanjeng nabi mengingatkan akan bahaya fitnah ini dengan inisial sebagai sekte tanduk setan dari Najd.

Mengapa sekte ini paling lucu sedunia? Karena sering menyerang amaliyah umat Islam Ahlussunnah Wal Jamaah terutama kepada ormas penjaga Aswaja dan NKRI yaitu NU. Serampangan menuduh bid'ah tanpa dalil yang memadai namun ketika dilawan atau diberikan dalil yang benar, diajak diskusi malah ngeles dengan alasan Islam cinta damai tidak suka perpecahan.

Lucunya lagi adalah berslogan meninggalkan bid'ah namun pembawa bid'ah yang sangat parah. Garang mengajak untuk kembali kepada Al-Qur'an dan hadits tapi hakikatnya meninggalkan ajaran dan substansi Al-Qur'an dan hadits. Mengajak menghidupkan sunnah nabi tapi sangat minim dalam mencontoh akhlak nabi.

Sungguh sangat lucu khan? Terdepan dalam membuat provokasi ditelevisi, online, mimbar-mimbar dakwah dan masjid serta menuduh sesat namun seolah paling lantang menyerukan perdamaian. Terutama jika sudah kalah dalil menghadapi kiai, ajengan, ustadz dan ulama pesantren, jurus terakhir mereka adalah kabur, tiarap sambil berkata umat Islam tidak boleh berdebat, tidak boleh berpecah belah, kuatkan persatuan. Sungguh jurus mabuk yang sangat memalukan.

Mereka terkesan sangat menggelikan walau seram dan berbahaya karena wataknya yang keras tanpa kompromi. Selalu mengatasnamakan umat Islam walau pemahaman keislamannya sering menyimpang,  kontras dan bertentangan dengan pendapat mayoritas umat Islam. Dengan pedenya, mengklaim sebagai kelompok yang terasing sehingga hanya kelompoknya yang selamat dan masuk surga.

Mengaku paling nyalap walau sebenarnya sekte pendatang baru yang membawa prahara dan tak punya etika. Mengkafirkan, menuduh sesat dan ahli bid'ah ulama-ulama salaf, ulama madzhab dan ulama sufi. Padahal mereka adalah sekte kemarin sore yang pemahamannya dangkal, sejengkal dan kasar.

Baru belajar terjemahan tapi mengaku sok jago tafsir. Baru belajar hijaiyah tapi seolah ahli hujjah. Baru latihan menulis Arab tapi mengklaim ahli ijtihad. Mengaku paling syar'i namun menebar fitnah dengan keji. Sungguh kebodohan yang tersilaukan karena sikap arogan dan kesombongan.

Ditangan sekte ini, agama diobral dengan harga murah. Agama hanya sebatas halal dan haram, hitam dan putih, surga dan neraka. Tidak mengenal adab, akhlak dan tasawuf. Akibatnya pola pikir yang sempit, tekstual, radikal, literal tidak mengenal toleransi. Yang ada dalam benaknya, pokoknya ente masuk neraka sedangkan kami ahli surga yang dinanti 72 bidadari.

Walau unyu-unyu dan menggelikan, kelompok ini tetap perlu diwaspadai agar virus keunyuannya tidak terus menular dan menjangkiti warga aswaja. Cukup hadapi dengan dalil-dalil ringan dan jurus-jurus anti takfiri maka mereka akan tunggang langgang kepanasan.

Jika keluarga anda dan lingkungan masyarakat anda selamat dari kelompok unyu-unyu ini, munculkan simbol-simbol NU, rutinkan yasin dan tahlil atau sediakan gambar hadratussyeikh KH. Hasyim Asy'ari, maka mereka tidak akan berani memasukinya.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...