Sunday, August 5, 2018

Ketika Wahabi Anti Wali Songo


Kronologi ungkapan terkait jenggot "goblok" oleh Kiai Said itu trik menjebak ulama wahabi. Awalnya ulama wahabi mengolok-olok bahwa Walisongo itu fiktif, Walisongo itu hanya dongeng rakyat, Walisongo itu cuma imajinasi dan Walisongo itu tidak ada.

Walisongo hanya khayalan ulama NU dalam hal pembenaran Islam Nusantara, karena dakwah Walisongo itu Nusantara "banget" yang menekankan toleransi, saling menghormati, menghargai dan tidak menyinggung keyakinan umat non muslim. Dakwah Walisongo itu menyentuh hati dan tidak menyinggung perasaan. Sehingga Walisongo berhasil mengIslamkan Nusantara yang tadinya hampir 100% dihuni non muslim (Hindu, Budha, Animisme, Dinamisme, Kapitayan dan ragam kepercayaan lainnya) menjadi hampir 100% muslim TANPA ADA KEKERASAN DAN PEPERANGAN. Proses dakwah ini dilakukan dengan pendekatan budaya, sentuhan hati dan mujadalah.

Ketika orang wahabi mengatakan Walisongo itu tidak ada, dan orang wahabi tersebut berjenggot maka Kiai Said bilang: "Orang berjenggot (kok) goblok", maksudnya orang wahabi yang mengatakan Walisongo tidak ada tersebut. Bukti nyata di depan mata bahwa Walisongo itu ada, eh...masih ada yang bilang tidak ada, berarti dia "goblok" (dan yang mengatakan Walisongo tidak ada itu orangnya rata-rata berjenggot (wahabi dan sejenisnya)).

Lalu wahabi tersebut nimpali: "Kalau orang berjenggot goblok, padahal (mayoritas) Walisongo itu berjenggot, jadi apa Walisongo itu goblok?"

Lalu Kiai Said men-sekak mat: "Lho tadi kamu bilang Walisongo itu tidak ada, fiktif? Kok kau bilang Walisongo berjenggot. Jadi Walisongo bukan fiktif dong".

Jadi wahabi tersebut terjebak dengan mengakui adanya Walisongo yang sebelumnya dituduh fiktif. Wahabi di KO oleh jenggot.

Itulah kronologi istilah "jenggot goblok" yang digunakan untuk trik menjebak wahabi. Tapi oleh musuh NU digoreng untuk menjatuhkan Kiai Said. Dituduhlah Kiai Said ingkar sunnahlah, melawan Rasullah, kurang ajar terhadap hadislah, anti Islamlah, dsb. Mereka gagal paham yang sistemik.

Terkait jenggot baca argumen berikut dengan hati lapang dan pikiran jernih:

قال بعض الشعراء: متقارب:
إذا عرضت للفتى لـحـيةٌ

وطالت فصارت إلى سرته
فنقصان عقل الفتى عندنـا

بمقدار ما زاد في لحيتـه

Sebagian penyair berkata dengan Bahar Mutaqarib: Ketika pemuda mempunyai jenggot lebar dan panjang sampai pusarnya, maka akalnya (kecerdasannya) berkurang seukuran panjang jenggotnya (semakin panjang semakin kurang akalnya). Mengutip Kiai Said Aqil Sirojd
Jenggot dan kecerdasan.

Dalam kitab Akhbar al-Hamqa wal Mughaffilin Libnil Jauzy disebutkan:

قال عبد الملك بن مروان: من طالت لحيته فهو كوسجٌ في عقله. وقال غيره: من قصرت قامته، وصغرت هامته، وطالت لحيته، فحقيقاً على المسلمين أن يعزوه في عقله. وقال أصحاب الفراسة: إذا كان الرجل طويل القامة واللحية فاحكم عليه بالحمق، ...... الى ان قال ......
وقال بعض الحكماء: موضع العقل الدماغ، وطريق الروح الأنف، وموضع الرعونة طويل اللحية. وعن سعد بن منصور أنه قال: قلت لابن إدريس: أرأيت سلام بن أبي حفصة؟ قال: نعم، رأيته طويل اللحية وكان أحمق.
 ...... الى ان قال ...... . قال زياد ابن أبيه: ما زادت لحية رجل على قبضته، إلا كان ما زاد فيها نقصاً من عقله.

Abdul Malik bin Marwan berkata: Barang Siapa panjang jenggotnya maka ia sedikit akalnya, Ulama lain berkata: Barang siapa yang pendek perawakannya, kecil kepalanya dan panjang jenggotnya maka jelas bagi muslimin untuk menisbatkan pada akalnya. Ashabul firosah berkata: ketika seseorang tinggi perawakan dan panjang jenggotnya maka bisa dipastikan ia orang yang bodoh.

Sebagian Ahli Hikmah mengatakan: Tempatnya akal itu pada otak, jalan jiwa itu melalui hidung dan tempat kebodohan itu pada panjangnya jenggot. Dan dari Sa'd bin Manshur mengatakan: aku berkata kepada Ibn Idris: Apakah kamu tahu Sulam bin Abi Hafshah? Dia menjawab: iya, aku melihat panjang jenggotnya dan dia bodoh. Ziad berkata: Tidaklah tambah lelaki yang jenggotnya melebihi genggammannya, kecuali hanya tambah kurang akalnya (kecerdasannya).

Ulama rujukan wahabi juga setuju sama memelihara jenggot dan memanjangkan jenggot. Berkaitan dengan jenggot, Syaikh al-Albani pernah mengeluarkan fatwa aneh yang mengharamkan memanjangkan jenggot melebihi genggaman tangan, sebagaimana didalam Fatwa Al-Albani.

Hal yang sama disebutkan pula di dalam Manhaj al-Albani (منهج الألباني) hal. 279.

يحرم إسبال اللحية فوق القبضة كما يحرم إحداث أي بدعة في الدين فتاوى الألباني (ص/53)

"Haram memanjangkan jenggot melebihi genggaman tangan, sebagaimana haramnya perkara baru yaitu bid'ah didalam agama".

Wahai para pembenci NU, masihkan kalian teruskan menfitnah Kiai Said? Semakin kau menfitnah semakin menumpuk dosa kalian, karena Kiai Said tidak seperti yang kau kira dalam pikiran negatif kalian. (wp)

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...