Tuesday, September 25, 2018

Larangan Berfatwa Secara Otodidak


Akhir zaman ini banyak Orang-orang yang belum Mumpuni ilmu Agama Islam sudah berani Menghukumi suatu Masalah berdasarkan Pemikiran Mereka Sendiri yang Mereka dapatkan dari Terjemahan satu-dua Hadits Nabi tanpa Memandang Kaidah-kaidah yang telah ditetapkan Oleh para Ulama Terdahulu.

Padahal keilmuan Orang-orang pada Zaman Akhir (Kurun setelah Imam Empat Madzhab) Sangat Jauh di Banding Para Ulama terdahulu. Orang-Orang sekarang banyak yang Tidak Fair dalam Menggunakan Hadits,
Semangat dalam berfatwa hanya dengan beberapa Hadits tapi Mengabaikan Hadits-Hadits lain yang jauh lebih Harus dipertimbangkan.

Hafal Satu Dua Hadits saja sudah Berikrar Menjadi Ustadz dan Berani mengatakan Bid’ah Kepada Golongan Mayoritas,
Padahal Kalau kita lihat Sejarah Para Ulama Salaf, mereka Hafal Ratusan Ribu Hadits akan tetapi mereka tetap Bermadzhab dan Menghukumi Masalah berdasarkan Ijtihad Imam Madzhab.

Jauh-Jauh Hari para Ulama sudah Memperingatkan kepada Umat untuk Berhati-Hati dalam Menyampaikan Agama Islam, salah satunya yang disampaikan dalam Kitab: "Bughyatul Musytarsyidin Halaman 6 spt berikut ini :

ـ ‏( ﻣﺴﺄﻟﺔ : ﻙ ‏) : ﺷﺨﺺ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻣﻄﺎﻟﻌﺔ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ،
ﻭﻛﺎﻥ ﺫﺍ ﻓﻬﻢ ﻭﺫﻛﺎﺀ، ﻓﺘﺤﻜﻢ ﻓﻲ ﺭﺃﻳﻪ ﺃﻥ ﺟﻤﻠﺔ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﺿﻠﻮﺍ ﻭﺃﺿﻠﻮﺍ ﻋﻦ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ،
ﻓﺮﻓﺾ ﺟﻤﻴﻊ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﻟﻢ ﻳﻠﺘﺰﻡ ﻣﺬﻫﺒﺎً، ﺑﻞ ﻋﺪﻝ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ، ﻭﺍﺩّﻋﻰ ﺍﻻﺳﺘﻨﺒﺎﻁ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺑﺰﻋﻤﻪ،
ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ،
ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻳﻠﺰﻡ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻷﺧﺬ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻭﻳﻮﺟﺐ ﻣﺘﺎﺑﻌﺘﻪ،
ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺍﻟﻤﺪَّﻋﻲ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﺭﻓﺾ ﺍﻟﺪﻋﺎﻭﻯ ﺍﻟﺒﺎﻃﻠﺔ،
ﻭﺇﺫ ﻃﺮﺡ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻓﻠﻴﺖ ﺷﻌﺮﻱ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﺘﻤﺴﻚ .. ؟
ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺪﺭﻙ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ،
ﻭﻻ ﺃﺣﺪﺍً ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ،
ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﻨﺪﻩ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺸﺮﻉ،
ﻭﺣﻴﺚ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ ﻓﻤﻦ ﺃﻳﻦ ﻭﻗﻊ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻬﺪﻯ ... ؟
ﻓﻠﻴﺒﻴﻨﻪ ﻟﻨﺎ ﻓﺈﻥ ﻛﺘﺐ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻣﻘﻠﺪﻳﻬﻢ ﺟﻞّ ﻣﺄﺧﺬﻫﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ،
ﻭﻛﻴﻒ ﺃﺧﺬ ﻫﻮ ﻣﺎ ﻳﺨﺎﻟﻔﻬﺎ؟ ﻭﺩﻋﻮﺍﻩ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﻛﻴﻒ ... ؟ ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ﻭﺳﺒﻘﻬﻤﺎ ﺍﻟﻔﺨﺮ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ : ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻛﺎﻟﻤﺠﻤﻌﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻣﺠﺘﻬﺪ، ﻭﻧﻘﻞ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺻﻮﻟﻴﻴﻦ : ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻮﺟﺪ ﺑﻌﺪ ﻋﺼﺮ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻣﺠﺘﻬﺪ ﺃﻱ : ﻣﺴﺘﻘﻞ، ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ ﻣﻊ ﺳﻌﺔ ﺍﻃﻼﻋﻪ ﻭﺑﺎﻋﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺗﻔﻨﻨﻪ ﺑﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﺴﺒﻖ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﺩﻋﻰ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﺍﻟﻨﺴﺒﻲ ﻻ ﺍﻻﺳﺘﻘﻼﻟﻲ،
ﻓﻠﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﻟﻪ ﻭﻗﺪ ﻧﺎﻓﺖ ﻣﺆﻟﻔﺎﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻤﺴﻤﺎﺋﺔ،
ﻭﺃﻣﺎ ﺣﻤﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺒﻪ ﻓﻐﻴﺮ ﺟﺎﺋﺰ،
ﻭﺇﻥ ﻓﺮﺽ ﺃﻧﻪ ﻣﺠﺘﻬﺪ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﻛﻜﻞ ﻣﺠﺘﻬﺪ ـ ﺍﻫـ
‏( ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ ﺹ ٦ ﺍﻟﻤﺮﺟﻊ ﺍﻷﻛﺒﺮ )

Ada Orang-Orang yang Pandai dan Cerdas,
banyak Mempelajari Kitab-Kitab Karangan Ulama Salaf, Baik itu Tafsir, Hadits, Maupun Ilmu Fiqih. Kemudian Menghukumi suatu masalah dengan pendapatnya sendiri,
Maka orang yang seperti ini adalah orang yang Sesat dan Menyesatkan yang justru Menjauhkan dari pokok agama yang benar dan jalan Pemimpin para Rasul yaitu Nabi Muhammad Saw.

Mereka Menolak kitab-Kitab Ulama Salaf yang yang Notabene Adalah Ahli Ilmu, Mereka menyuarakan tentang Tidak Wajibnya Bermadzhab dan Mengarahkan kepada pemahaman Agama dari Hasil Ijtihadnya Sendiri. Mereka mengaku Beristinbath (Menggali Hukum) Langsung kepada Al-Qur'an dan Sunnah dengan Pemahaman Sendiri, sedang Mereka tidak Memenuhi Kriteria Syarat-Syarat berijtihad yang sudah Masyhur bagi Ahli Ilmu.

Mereka Mewajibkan Masyarakat untuk mengikuti hasil Ijtihad Mereka. Maka untuk orang-orang yang seperti diatas (yang mengaku ngaku berijtihad langsung / menggali hukum langsung dari
Al-Qur'an dan Sunnah) Wajib atas Mereka Bertaubat dan Kembali kepada jalan kebenaran (sesuai pemahaman mayoritas ulama salaf) dan Masyarakat Wajb Menolak Ajakan Mereka yang Bathil.

Apabila Kitab-Kitab Karangan para Ulama Salaf dikesampingkan (tidak dipakai),
Maka dengan apa seseorang memahami agama ini yang selanjutnya dipakai untuk pedoman hidup..??

Padahal dia tidak bertemu langsung dengan Nabiyyuna Muhaamad Saw,
Juga tidak bertemu dengan para Sahabat Nabi ,
Bila kebetulan Dia mempunyai sesuatu Kitab karangan Ulama Salaf lalu Dia Mempelajarinya Sendiri,
Lalu dalam Proses Memahami Kitab tersebut Dia Salah Pemahaman ,
Maaka kepada siapa Dia akan minta Petunjuk untuk Membenarkan Pemahamannya..????

Sesungguhnya Kitab-Kitab karya para Imam Agung Empat Madzhab dan Para Ulama yang Taqlid (mengikuti) kepada Mereka,
Sumbernya adalah Al-Qur'an dan Sunnah,
Bagaimana Proses ijtihadnya sehingga menyelisihi
Pendapat-Pendapat Mereka..???
.
Berkata Al-Imam Asy-Syaikhani dan Pendahulu mereka Al-Imam Al-Fakhrur Razi :
"Orang-orang Zaman sekarang ini ibarat perkumpulan banyak orang hanya saja tidak ada Mujtahid di dalamnya".
.
Syaikh Ibnu Hajar Menuqil Fatwa dari sebagian para Ahli Ushuluddin:
"Sesungguhnya setelah Kurun Masa Imam Syafi'i tidak ditemukan lagi seorangpun yang mencapai Derajat mujtahid Mustaqil (Mujtahid yang Menggali langsung Al-Qur'an dan Sunnah).
.
Contoh terdekat , Imam As-Suyuthi yang dikenal luas ilmunya dan mengusai berbagai ilmu,
Beliau berijtihad dengan Nisbi (Mengikuti Pendapat dari Imam Syafi'i),
bukan seorang Mujtahid Mustaqil.
.
Kenapa Beliau Tidak Berani..????
Padahal kitab-kitab karangan Beliau sangat banyak ,
Tidak kurang dari 500 (lima ratus) Kitab .
.
Sesunguhnya orang orang yang Menggali Hukum Sendiri Seperti Layaknya Seorang Mujtahid Mustaqil dan Menganggap hasil Ijtihad Mereka Benar ,
Hal itu Tidak Di Perbolehkan..!!!
.
Walaupun Mereka Memastikan bahwa Mereka adalah seorang Mujtahid Mustaqil,
Seperti Layaknya Mujtahid Zaman Dahulu’’.
.
Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...