Tuesday, October 23, 2018

Bughat Makar Berkedok Tauhid


Masak anda gak ngerti? betapa marahnya mereka ketika partai yang mereka besarkan dgn tertatih2 hingga memiliki jutaan pengikut dan pasif income secara ekonomi dgn menghipnotis orang untuk bermimpi bersama tentang khilafah itu akhirnya dengan serta merta dibubarkan oleh pemerintah dengan dalih anti NKRI dan Pancasila?

Wajarlah jika mereka mengatakan bahwa pemerintah saat ini adalah rezim yg lalim karena telah menggusur kepentingan politik mereka terhadap kekuasaan. Padahal secara hukum positif maupun hukum Islam, adalah sah jika mereka (HTI) dibubarkan mengingat mereka telah melawan konsensus (ijma’) para pendiri bangsa yang bisa dikategorikan sebagai bughot sebagaimana sahnya pemerintah mengharamkan partai PKI.

Sebab meski tujuannya sama, yakni bughot pada kekuasaan dan makar pada konstitusi sah negara, bedanya, PKI adalah organisasi yg berlandaskan anti Tuhan, manakala HTI adalah organisasi yang berlandaskan Tuhan, dimana simbol Tuhan selalu dipakai untuk jualan kepentingan atas kekuasaan.

Sreeeeeet_________

Persoalannya, kini mereka telah lemah untuk melawan penguasa atas ulah mereka sendiri kecuali mengerahkan tenaga untuk #2019GantiPresiden. Upaya hukum pun justru membuat mereka makin mati kutu dan sia-sia tiada arti. Wajarlah jika dedengkot ‘almarhum HTI’ itu mengibaratkan pilpres 2019 adalah perang badar dan pertarungan hidup dan mati.

Play victim pun dimainkan agar mereka dapat simpati. Momentum pun diciptakan agar mereka bisa bangkit kembali. Bahkan tak jarang hoax pun disebarkan demi kepentingan politik agar mereka eksis kembali. Semua bertujuan agar rezim ini segera lengser dan tidak mengusik kepentingan mereka kembali.

Salah satu momentum yang diciptakan adalah bagaimana mereka begitu lihai memanfaatkan kondisi fenomena tertentu untuk membentuk opini negatif terhadap NU, para pimpinan dan Kyai NU serta Ansor Banser yang memiliki peran dan andil besar atas pembubaran HTI.

Penyitaan dan pembakaran bendera HTI oleh Banser Ansor yang menyusup dalam even hari santri di Garut adalah contoh bagaimana mereka memanfaatkan momentum itu. Tujuannya adalah agar mereka mendapatkan simpati bahwa mereka kini dalam kondisi terdzalimi.

Hoax dan stigma bahwa Banser itu biadap, anti kalimah tauhid layaknya PKI pun dimainkan dan diopinikan secara lebay agar publik awam ikut membully. Maklum Ansor Banser adalah ormas musuh utama HTI dalam meraih cita-cita organisasi.

Lha kok FPI ikut membully? Ya masak anda gak ngerti? Betapa dongkol mereka ketika organisasi yang dibesarkan dengan susah payah hingga diklaim memiliki 7 juta pengikut dan ditakuti oleh para penguasa dan disegani siapa saja sebagai ormas “singa podium” itu kini hanya ibarat ormas “kucing dlm kandang”? Mikir! (Jare cak Lontong).

Sreeeeet_________

Walhasil, tetaplah semangat sahabat Banser Ansorku dalam menjaga NKRI dan para Kyai. Abaikan mereka yang memfitnah dan membully. Doakan mereka agar Allah mengampuni.

Karena kami tahu, yang kau bakar bukanlah kalimah tauhid yang senantiasa kalian ucapkan dalam lantunan istighosah dan dzikir tahlil. Justru yg kalian bakar adalah simbol-simbol para bughot HTI yg ingin membakar NKRI dan menghanguskan jasa para kyai dan para pahlawan negeri ini.

Minimal kami tahu, bahwa kalian membakar itu adalah demi menjaga kesucian kalimah tauhid dari penodaan oleh mereka yang tidak mengerti kesucian tauhid kecuali untuk tujuan birahi politik kekuasaan yang penuh nafsu dan ambisi.

Mungkin prinsip mereka memang terlalu dangkal seperti kaum Wahabi; bahwa melantunkan kalimah tauhid dalam tahlil itu bidah dlolalah. Tapi menginjak injak dan melecehkan tulisan kalimah tauhid itu sunnah nabawiyah. Hah!

Salam Waras Islam Nusantara

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...