Thursday, October 4, 2018

Ijtima Ulama Sumsel Menyudutkan Islam Nusantara


Ratusan Ulama Sumsel menggelar acara Ijtima ulama yang terdiri dari Kiai, Ustadz, Habib, Tuan Guru di Grand Malaka Ethical Jalan Malak Bukit Sangkal Palembang, Kamis (4/10).

“Ada sebelas rekomendasi Ijtima ulama di tandatangani oleh presidum Ijtihad ulama yang di ketuai Drs KH Solihin Hasibuan MPd dan Sekretaris Habib Mahdi Muhammad Syahab dengan anggota Ahmad Iskandar Zulkarnaen LC MAg, H Donny Meilano MSy, dan KH Ahmad Taufiq Hasnuri,” ungkap juru bicara Ijtima Ulama Sumsel, Ahmad Iskandar Zulkarnaen.

Sementara itu, Sekretaris Presidium Ijtima ulama Habib Mahdi Muhammad Syahab mengatakan bahwa Ijtima ulama ini merupakan implementasi dari Ijtima ulama tingkat pusat.

“Kita di Sumsel ini menyampaikan kembali Ijtima ulama yang dihasilkan di Jakarta,” kata Habib Mahdi.

Walau memakai istilah Ijtima Ulama, ternyata Ijtima ini menghantam konsep Islam Nusantara yang digagas oleh PBNU melalui Muktamar NU di Jombang pada tahun 2015. Entah hal ini karena ulama yang tergabung dalam Ijtima ini tidak paham dengan Islam Nusantara atau memang sengaja ingin menyerang Islam moderat ala Islam Nusantara.

Upaya menyudutkan Islam Nusantara terlihat jelas dari hasil rekomendasi Ijtima Ulama ini pada poin yang keempat dimana Islam Nusantara dianggap sesat dan merusak tatanan moral sehingga disejajarkan dengan komunisme, Islamophobia, Syiah dan Jaringan Islam Liberal.

Berikut 11 Rekomendasi Ijtima Ulama Sumsel

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara konstitusional adalah negara yang berketuhanan sebagaimana dinyatakan di dalam pasal 29 ayat (1) UUD 1945, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga harus bersih dari paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut seperti komunisme, liberalisme, sekularisme dan pluralisme.

2. Syariat Islam wajib menjadi dasar umat Islam bangsa Indonesia dalam menggunakan hak politiknya, berperan dan berpartisipasi dalam pengelolaan negara Republik Indonesia, memilih pemimpin, menjadi aparat pemerintah baik sipil maupun militer di lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

3. Syariat Islam bersifat universal dan komperhensif dapat membawa kemaslahatan dan perbaikan bagi seluruh manusia tanpa memandang SARA. Syariat Islam mengandung unsur-unsur dan nilai-nilai yang menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita kemerdekaan menuju negara yang diridlai Allah, adil, makmur, aman dan sentosa (Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur).

4. Para alim ulama Indonesia harus memiliki sikap tegas dalam menghadapi Islamophobia, Komunisme, aliran sesat dan upaya merusak tatanan moral agama melalui berbagai kedok seperti Islam Nusantara, Syiah, Jaringan Islam Liberal dan lainnya supaya tidak memposisikan umat Islam sebagai rakyat tertindas di negeri sendiri.

5. Mendorong dan mengedukasi umat Islam khususnya dan seluruh bangsa Indonesia umumnya dalam Pemilu Presiden dan Legislatif yang akan datang untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen moral agama, beriman, mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta berpihak kepada rakyat.

6. Menuntut kepada legislatif, eksekutif dan yudikatif yang akan terpilih konsisten dan konsekwen melaksanakan tujuan dan cita-cita Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang melindungi seluruh tumpah darah negara dan bangsa Indonesia dan tidak membiarkan Indonesia tercabik oleh perpecahan, persekusi, Islam phobia, dominasi asing.

7. Ijtima Ulama Sumatera Selatan menunjukkan kepeduliannya terhadap musibah Gempa dan Tsunami yang menimpa masyarakat di Lombok, Palu, Donggala dan wilayah lain, untuk itu Ijtima Ulama Sumatera Selatan menghimbau kepada seluruh Ulama, Kyai, Habaib, Pimpinan Majelis Ta’lim dan Umat Islam di seluruh tanah air juga segenap rakyat bangsa Indonesia untuk bahu membahu membantu korban gempa di Lombok, Palu, Dongala dan wilayah lain terdampak Gempa dan Tsunami dalam bentuk penggalangan dana, pengiriman relawan terdidik juga menggiatkan Qunut Nazilah sebagai bentuk kepedulian kepada saudara-saudara korban Bencana.

8. Ijtima Ulama Sumatera Selatan meminta kepada segenap aparatur pemerintahan, sipil, TNI maupun Polri dan segenap lembaga Negara yang diberikan tanggung jawab untuk dapat menyelenggarakan pemilu yang jujur dan adil, bersikap netral dan bebas dari berbagai kecurangan, memberikan rasa aman kepada setiap pemilih agar bebas dari intimidasi, persekusi dan teror sehingga situasi Negara dan bangsa tetap aman dan kondusif.

9. Ijtima Ulama Sumatara Selatan meminta kepada segenap pemegang amanat kekuasaan pemerintahan saat ini untuk serius berusaha dan berupaya menjaga stabilitas ekonomi, menghentikan hutang yang membebani negara, mengurangi impor yang membunuh produk lokal juga mewujudkan mata uang bersama ASEAN maupun Negara Muslim agar tidak terpengaruh dengan Fluktuasi Mata Uang Asing yang melemahkan ekonomi umat.

10. Ijtima Ulama menghimbau kepada segenap umat Islam untuk segera merapatkan barisan, bersatu dalam ukhuwwah, mewujudkan kekuatan ekonomi yang mumpuni bagi umat Islam, juga memperkuat simpul-simpul tarbiyah dalam menghadapi upaya penghncuran moral dan akhlaq generasi muda lewat narkoba, minuman keras, LGBT, Seks Bebas dan sebagainya.

11. Ijtima Ulama Sumatera Selatan mengajak kepada seluruh elemen bangsa secara kolektif untuk melakukan Taubat Nasional sebagai solusi Rabbani dalam menghadapi seluruh permasalahan Bangsa.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...