Tuesday, November 13, 2018
Gagal Paham tentang Fir'aun
Banyak umat Islam Indonesia yang tidak paham, salah paham, gagal paham, dan nggak paham-paham tentang Fir'aun. Pada umumnya mereka memahami dan membayangkan si Fir'aun ini sebagai seorang atau sosok individu yang jahat, serakah, dan tak bertuhan.
Bahkan kelompok "Islam tengil" yang tuna sejarah dan wawasan sering atau selalu membanding-bandingkan Pak Jokowi dengan si Fir'aun yang mereka khayalkan sebagai pemimpin yang jahat dan serakah ini.
Padahal "fir'aun" atau "pharaoh" itu bukan nama orang tetapi nama gelar atau sebutan untuk penguasa atau pemimpin politik-pemerintahan tertinggi di era Mesir Kuno. Nama atau gelar "fir'aun" itu sama dengan sebutan raja, king, kaisar, khalifah, sultan, malik, amir, presiden, emperor, dan sejenisnya.
Jika kita membaca kajian-kajian tentang sejarah Mesir Kuno yang kemudian disebut Egyptology atau "Ilm al-Misriyyat", maka kita akan tahu kalau sosok / orang yang menjadi fir'aun ini jumlahnya banyak sekali dari Narmer atau Menes sekitar 3,000 SM sampai Cleopatra di zaman Ptolemaic Dynasty, sekitar 30 SM, sebelum Mesir jatuh ke tangan penguasa Romawi: Kaisar Agustinus.
Seperti umumnya sejarah raja-raja dan para penguasa di muka bumi ini, para fir'aun juga bermacam-macam: ada yang jahat dan kejam tapi juga ada yang baik hati; ada yang tak bertuhan tapi juga ada yang bertuhan. Jadi kalau rombongan codot monyong itu menyamakan Pak Jokowi dengan Fir'aun, maka harus diperjelas: "Fir'aun yang mana?"
Narasi Islam tentang Fir'aun ini lebih banyak dipengaruhi dan diadopsi dari dongeng dan kisah-kisah tentang Bangsa Mesir Kuno yang ditulis oleh kelompok Yahudi Alkitab atau Israelites (atau Bangsa Israel Kuno yang memang benci dengan Mesir lantaran telah membuat hidup mereka menderita dan sengsara).
Inilah pentingnya bagi umat beragama untuk mengetahui wawasan dan sejarah, bukan hanya bolak-balik membaca teks-teks suci keagamaan saja. Membaca teks agama tanpa diiringi dengan membaca tentang teks dan dokumen sosio-historis umat dan masyarakat di masa lampau, cenderung menghasilkan wacana yang tidak akurat dan bahkan menyesatkan.
Karena itulah saya menganjurkan umat agama, khususnya umat Islam, untuk rajin membaca. Tapi jujur saja saya pesimis karena budaya masyarakat Indonesia itu bukan budaya membaca tetapi budaya mendengar.
Orang Indonesia lebih suka nguping dan mendengar ceramah, pidato, khotbah, kampanye, dan lain-lain ketimbang membaca, tentu saja membaca bacaan yang berkualitas, bermutu, dan informatif, bukan membaca berita hoaks dan meme. Kalau membaca berita hoaks dan meme, apalagi rombongan blekok pekok, cepat sekali secepat kilat melebihi kecepatan cahaya dan pesawat supersonik.
Sumanto Al-Qurtuby
Jabal Dhahran, Jazirah Arabia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Oleh Suryono Zakka Aksi ini bukanlah parade ukhuwah tapi parade khilafah berkedok ukhuwah. Kaum khilafah selalu menyuarakan misi khilaf...
-
*Sejarah Pertama:* Pada tahun 1924-1925 keluarga Saud menaklukkan Hijaz. Mereka melarang selain mazhab Hambali berlaku di Makkah dan Ma...
-
Suryono Zakka Apanya yang beda? Banser dari dulu sampai sekarang tugasnya menjaga NU, membela marwah ulama dan menjaga NKRI. Tidak ada ...
-
Islam adalah agama fitrah yaitu suci dengan makna selalu menekankan kesucian baik lahir maupun batin dan juga suci dimaknai sesuai deng...
-
Orang yang sakti tidak suka hura-hura, cari bolo (mengerahkan bantuan), gerudukan dan cari musuh. Orang yang sakti adalah sang pemberani...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Perbedaan pandangan ulama (ikhtilaf) dalam literatur fikih memang tiada hentinya. Hal ini sangat lumrah, alamiah dan bagian dari sunnatul...
-
Penggagas awal tradisi pembuatan bubur Asyura adalah Nabi Nuh–‘alaihis salam-. Dikisahkan, ketika Nabi Nuh–‘alaihis salam–turun dari kapa...
-
Kekafiran Penyihir Para ulama berbeda pendapat tentang seorang muslim yang menggunakan sihir, apakah dia kafir keluar dari agama Islam,...

No comments:
Post a Comment