Monday, February 17, 2020

Apakah Pancasila Tidak Islami?


Oleh Suryono Zakka

Bagi pemuja khilafah, Pancasila itu bukan Islam bahkan Pancasila bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka mempertentangan antara Pancasila dengan Islam. Islam bersumber dari Allah yang mutlak benar sedangkan Pancasila bersumber dari manusia yang pasti salah. Begitu logika kaum khilafah.

Logika semacam ini sama halnya dengan logika kaum Wahabi yang mempertentangkan antara Nabi dengan sahabat, mempertentangkan antara Nabi dengan Kiai atau mempertentangan antara Al-Qur'an hadits dengan ulama. Pertanyaan yang mereka lontarkan biasa " ente ikut Nabi atau ikut Kiai?", "antum ikut Al-Qur'an hadits atau ikut Imam Syafi'i" dan seterusnya.

Benarkah Pancasila tidak Islami sebagaimana pemahaman kaum khilafah? Untuk menguji apakah Pancasila Islami atau tidak maka kita perlu tahu substansi dari Pancasila itu. Apakah butir-butirnya bertentangan ataukah selaras dengan ajaran Islam.

Setelah kita memahami secara mendalam setiap butir-butirnya, jelaslah bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan Pancasila secara nyata telah ikut membumikan nilai-nilai Islam dibumi Nusantara. Beberapa contoh tema ajaran Al-Qur'an atau nilai-nilai Islami yang diakomodir oleh lima butir Pancasila antaralain:

1. Ketuhanan yang Maha Esa

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِىَ اللَّهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ  ۖ  عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ  ۖ  وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
 Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung."
[QS. At-Taubah: Ayat 129]

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحٰىٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وٰحِدٌ  ۖ  فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. [QS. Al-Kahf: Ayat 110]

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ  ۖ  وَلَا تَلْمِزُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقٰبِ  ۖ  بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمٰنِ  ۚ  وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
[QS. Al-Hujurat: Ayat 11]

وَلَا تُفْسِدُوا فِى الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلٰحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا  ۚ  إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
[QS. Al-A'raf: Ayat 56]

3. Persatuan Indonesia

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ  ۚ  وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.
[QS. Al-Hujurat: Ayat 10]

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا  ۚ  وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوٰنًا وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا  ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
[QS. Ali 'Imran: Ayat 103]

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ  ۖ  وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ  ۖ  فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ  ۖ  فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.
[QS. Ali 'Imran: Ayat 159]

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمٰنٰتِ إِلٰىٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِۦٓ  ۗ  إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
[QS. An-Nisa': Ayat 58]

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ  ۚ  يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
[QS. An-Nahl: Ayat 90]

Sungguh Pancasila selaras dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang terlampau banyak. Selain selaras dengan Al-Qur'an, negara Pancasila atau negara NKRI juga selaras dengan kaidah yang dibuat oleh ulama, diantaranya:

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
(mencegah kerusakan lebih diutamakan dibandingkan menarik kemanfaatan)

تصرف الامام على الراعية منوط بالمصلحة
(kebijakan pemimpin atas rakyat hendaknya sesuai dengan kemaslahatan)

العبرة بالجوهرة لا بالمظهر
(yang menjadi pegangan pokok adalah sunstansi bukan penampakan lahiriyah/jargon)

العبرة بالمسمى لا بالاسم
(yang menjadi pedoman adalah sesuatu yang diberi nama bukan nama itu sendiri)

Jelaslah bahwa pembelaan terhadap Islam tak cukup hanya menampakkan simbol-simbol lahiriah seperti topi tauhid, bendera tauhid dan sebagainya namun Islam lebih jauh dari itu yakni nilai-nilai luhur atau norma-norma kebajikan yang hidup ditengah masyarakat. Tak bisa dikatakan jihad jika hanya mendatangkan kemudharatan dan kerusakan sebagaimana propaganda yang dilakukan kelompok pemuja khilafah.

Jika NU sebagai ormas yang lahir dahulu dari NKRI mau menerima Pancasila melalui peristiwa Munas Alim Ulama di Situbondo 1983 hingga berhasil mencetuskan deklarasi hubungan Pancasila dan Islam begitupun Muhammadiyah menerima Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah yakni negara Pancasila sebagai konsensus nasional ('ahdi) dan kesaksian (syahadah) sebagai negara yang berdaulat, adil dan makmur  menggapai ridha Allah namun mengapa ormas kaum khilafah malah anti dengan Pancasila bahkan mempertentangkan antara Islam dan Pancasila? Apakah mereka meragukan ulama NU dan Muhammadiyah?

Jadi, jihad Itu bela Islam. Bukan bela khilafah. Dan cara membela Islam di NKRI adalah membela Pancasila sebab nilai-nilai Islam telah melebur dalam Pancasila. Jihad itu membela keadilan, menjaga perdamaian, mengisi kemerdekaan dengan karya positif dan memupuk persatuan bukan memecah belah dan merusak persatuan. Islam bukan khilafah. Sebaliknya khilafah tidak identik dengan Islam. Khilafah hanyalah produk tafsir kelompok minoritas yang mengatasnamakan umat Islam. Islam adalah agama Allah yang disampaikan rasulullah sedangkan khilafah produk tafsir pemikiran Taqiyudin Nabhani.



No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...