Tuesday, May 5, 2020
Didi Kempot dan Islam Nusantara
Oleh Suryono Zakka
Banyak jiwa yang merasakan kepedihan meninggalnya mas Didi sang legendaris. Semua kaget. Terasa begitu cepat Tuhan memanggilnya disaat mas Didi berada dipuncak kesuksesan. Itulah kematian. Kehendak Tuhan.
Karir mas Didi memang boleh berhenti namun namanya akan terus tertancap dalam sanubari terutama bagi sahabat ambyar. Mas Didi adalah teladan yang luar biasa. Tak semua mampu meniti jejak sang legendaris.
Mas Didi adalah gambaran wajah Islam Nusantara. Beliau adalah muslim yang teguh dengan identitas budayanya ditengah gerusan budaya asing baik itu gelombang Westernisme (pembaratan) maupun Arabisme (pengaraban).
Mas Didi mantap dengah bangsa Jawanya, Nusantaraisme. Bukan ingin jadi Barat, bukan pula mabuk Arab. Njawani. Ora ilang Jawane. Disaat kutub Westernisme dan Arabisme saling bertikai, mas Didi telah mencontohkan bahwa menjadi muslim tidak harus kehilangan budaya leluhurnya. Beliau telah memberikan contoh teladan:
المحافظة على القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلح
(Merawat tradisi klasik yang baik dan mengambil tradisi modern yang lebih baik).
Mas Didi adalah figur muslim yang banyak memberikan kontribusi untuk bangsa. Karya-karyanya yang membumi, bisa dinikmati oleh siapapun hingga lintas batas sampai mendunia. Sebelum wafatnya, beliau sukses menggalang dana bermilyar-milyar untuk membantu korban virus Corona. Luar biasa.
Kehidupannya telah membawa kemanfaatan untuk manusia. Mirisnya, ada saja kelompok-kelompok di negeri ini yang mencoba menambah kekeruhan bangsa, memecah belah dan provokasi hingga mencari kesempatan menggelapkan dana rakyat pada situasi yang buruk. Mas Didi telah memberikan teladan bagi kita:
خير الناس انفعهم للناس
(Sebaik-baik manusia adalah manusia yang mampu memberikan kemanfaatan bagi manusia lainnya)
Mas Didi adalah sosok yang bisa menempatkan diri pada posisinya. Ngerti panggonane. Beliau menyadari sebagai manusia yang awam agama, jadi beliau tidak banyak berbicara tentang agama kecuali nderek dawuh poro kiai dan ulama (NU). Memajukan bangsanya dengan sumbangsih karya bukan memusuhi ibu pertiwinya. Beliau terinspirasi dari Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari tentang cinta tanah air yang berbunyi:
حب الوطن من الايمان
(Cinta tanah air bagian dari iman)
Bagi mas Didi, membela agamanya tak harus ceramah dengan dalil ndakik-ndakik menghakimi pendapat umat lainnya. Membela agama bukan tuduh sana sini, kafir, musyrik, bid'ah dan sebagainya. Baginya, memberikan kemanfaatan untuk seluruh manusia hingga lintas batas agama adalah inti dari ajaran agama yang dipeluknya. Beliau paham tentang konsep Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Rasanya tak akan habis menggambarkan teladan sosok mas Didi. Kita semua kehilangan. Bukti bahwa kita mencintainya tentu tak cukup hanya mengenangnya namun juga meneladani apa yang sudah dicontohkannya.
Sugeng tindak kangmas Didi. Mugi-mugi panjenengan pikantuk panggenan engkang sae. Husnul khatimah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Oleh Rijalul Wathon Al-Madury Sayyid Kamal al-Haydari yg dengan nama lengkap Kamal bin Baqir bin Hassan al-Haydari (السيد كمال بن باقر ...
-
Tidak banyak yang tahu kalau Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah menyiapkan Undang-undang Dasar (UUD) Negara Khilafah, mereka sudah memut...
-
Tahsin berarti bagus dan qira'ah berarti bacaan jadi Tahsinul Qira'ah berarti membaca Al-Qur'an dengan bagus. Tahsinul Qira...
-
Rasa syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah senantiasa menjaga sekaligus melindungi bangsa Indonesia. Atas berkah k...
-
◎ Bid’ah terbagi menjadi dua (2) bagian: - Pertama: Bid’ah Dzalalah. Disebut pula dengan Bid’ah Sayyiah. Yaitu perkara baru yang menya...
-
Oleh: Wildan Wahied NU lucu dan Muhammadiyah tidak lucu, itu sudah jadi pemahaman umum. Cak Nun sudah pernah mengatakannya, kalau tidak...
-
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Keutamaan Adzan. قال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ أَذَّنَ لِلصَّلاَةِ سَبْعَ سِنينَ مُحْتَسِبًا كَتَبَ اللهُ لَهُ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ...
-
Tidak ada yang salah dengan status mualaf. Islam sangat memuliakan manusia karena Islam adalah agama kemanusiaan. Islam sangat menghormat...
-
Oleh Suryono Zakka Khutbah I إِنَّ الْحَمْدَلِلهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَ...
No comments:
Post a Comment