Ada sebagian kelompok umat Islam yang mengaku sebagai ghuraba' yakni kelompok umat Islam yang terasing sehingga hanya kelompoknyalah yang selamat dan memasuki surga. Mereka bangga dan super pede bahwa kelompok minoritas umat Islam merekalah yang ahli surga. Diluar kelompoknya atau kelompok umat Islam mayoritas (terkenal) akan celaka dan masuk neraka.
Hadits yang kerap mereka kutip untuk menjustifikasi keterasingan mereka yakni hadits ghuraba' (keterasingan):
ﺑَﺪَﺃَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺪَﺃَ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻓَﻄُﻮﺑَﻰ ﻟِﻠْﻐُﺮَﺏَﺍﺀِ
Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing. (HR Muslim).
Dengan hadits ini, mereka memperolok-olok golongan mayoritas umat Islam sebagai ahli bid'ah, penyembah kubur, penyembah para wali dan mengikuti ajaran nenek moyang. Mayoritas umat Islam yang merayakan yasinan, tahlilan, shalawatan, maulidan, barzanji, nariyahan, manaqiban dan trasisi amaliyah aswaja dibelahan dunia manapun mereka tuduh sesat dan ahli bid'ah (dhalalah).
Mayoritas umat Islam yang melakukan tradisi semacam diatas mereka tuduh sudah meyimpang, tidak murni dan jatuh dalam praktik kemusyrikan. Seluruh umat Islam diluar kelompoknya mengamalkan ajaran syirik menurut klaim mereka.
Menanggapi kelompok minoritas yang terlalu pede ini, kaum ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) Sunni memiliki referensi hadits tentang kelompok ekstrim khawarij yang merasa paling ahli surga sebagaimana hadits:
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻳَﻘْﺮَﺀُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻟَﻴْﺴَﺖْ ﻗِﺮَﺍﺀَﺗُﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﻗِﺮَﺍﺀَﺗِﻬِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺻَﻠَﺎﺗُﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺻَﻠَﺎﺗِﻬِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺻِﻴَﺎﻣُﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﻴَﺎﻣِﻬِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻳَﻘْﺮَﺀُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻳَﺤْﺴِﺒُﻮﻥَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻟَﺎ ﺗُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺻَﻠَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺗَﺮَﺍﻗِﻴَﻬُﻢْ ﻳَﻤْﺮُﻗُﻮﻥَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻤْﺮُﻕُ ﺍﻟﺴَّﻬْﻢُ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺮَّﻣِﻴَّﺔِ
Akan keluar suatu kaum (dari umatku (seperti khawarij) mereka membaca Al-Qur'an, bacaan kamu dibandingkan dengan bacaan mereka tidak ada apa-apanya demikian pula shalat dan puasa kamu dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka tidak ada apa-apanya. Mereka membaca Al-Qur'an dan mengiranya sebagai pembela mereka, padahal ia adalah hujjah yang menghancurkan alasan mereka. Shalat mereka tidak sampai ketenggorokan, mereka lepas dari Islam sebagaimana melesatnya anak panah dari busurnya (HR. Abu Dawud)
ﻳﺤﺴﻨﻮﻥ ﺍﻟﻘﻴﻞ ﻭﻳﺴﻴﺌﻮﻥ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻴﺴﻮﺍ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ
Mereka baik dalam berkata (bagai ahli ulama) tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah (bicara sunnah) padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun (HR. Al-Hakim).
Mengaku paling nyunnah namun akhlaknya jauh dari sunnah. Mengaku paling murni dalam ajaran agama namun faktanya membawa kesesatan diatas kesesatan seperti tasyabbuh dan tajsim (menyerupakan Allah laksana makhluk), membagi tauhid menjadi tiga (trinitas atau trilogi tauhid), anti madzhab dan semangat tinggi dengan semboyan kembali kepada Al-Qur'an dan hadits namun belajar secara otodidak, jalan pintas dan instan modal terjemahan.
Kelompok ini selalu menebar teror, kebencian dan tuduhan kepada siapa saja yang tidak sejalan dengan mereka. Tidak ada perbedaan pendapat sehingga siapa saja yang berada diluar pendapat mereka akan dituduh sesat dan tragis masuk neraka. Lisan mengagungkan Allah namun perbuatan sangat menistakan Allah.
Jika mereka paham, hadits tentang ghuraba' bukan bermakna kelompok minoritas umat Islam yang akan selamat dan mayoritas akan celaka. Hadits ini menjelaskan bahwa umat Islam adalah asing sejak awalnya karena memang umat Islam bersifat minoritas hingga kini jika dibandingkan dengan populasi umat non muslim diseluruh dunia. Dengan perbandingan antara muslim dan non muslim maka wajarlah jika umat Islam disebut sebagai umay atau kaum terasing.
Mengenai siapa kelompok yang selamat dari seluruh umat Islam diatas maka yang selamat adalah yang mayoritas kelompok umat Islam jika dibandingkan dengan kelompok minoritas umat Islam. Hal ini sejalan dengan beberapa hadits nabi agar umatnya masuk kedalam mayoritas umat Islam yakni kaum ahlussunnnah wal jamaah. Mengikuti sunnah nabi dan juga sunnah khulafaur rasyidin. Bukan yang hanya mengagungkan nabi namun menolak pendapat sahabat namun memadukan diantara keduanya sehingga jika terjadi perbedaan antara nabi dan sahabat maka tidak perlu dipertentangkan apalagi menandingkan antara vis a vis nabi dengan sahabat, nabi dengan ulama atau nabi dengan kiai. Sungguh pemahaman yang sangat keliru.
Dalam beberapa hadits Rasulullah juga menyampaikan pesan kepada umatnya agar senantiasa memasuki jamaah yakni jamaah mayoritas umat Islam. Jamaah dimana pendapat nabi dan pendapat sahabat senantiasa dimuliakan. Kelompok inilah yang disebut nabi sebagai kaum ahlussunnah wal jamaah.
Aswaja adalah mayoritas umat Islam yang telah diwasiatkan oleh nabi. Memasuki jamaah mayoritas adalah jalan keselamatan sebab minoritas umat Islam akan mudah terperosok dalam kesesatan. Merekalah mayoritas umat Islam diseluruh dunia yang ciri-cirinya dapat kita identifikasi seperti bermadzhab, moderat, bertasawuf, toleran, anti takfiri dan menghormati pluralitas penafsiran. Karakter ini yang selalu dipakai oleh kaum Aswaja dimanapun berada. Mereka akan selalu menjaga bumi dari kerusakan, melindungi umat dari kesesatan dan menebarkan Islam penuh rahmat tanpa api peperangan.
Mayoritas umat Islam harus waspada terhadap kelompok khawarij modern ini. Mereka selalu menebarkan virua propaganda dan iming-iming surga. Sebuah strategi licik untuk meraih simpati masyarakat awam. Seolah-olah adalah agamis namun sejatinya bengis dan merusak ajaran agama.
Umat Islam harus benar-benar waspada terhadap Aswaja palsu atau ghuraba palsu sehingga tidak mudah tertipu. Sikapnya yang sangat ekstrem, mania takfiri, radikal dan biang kerusuhan sudahlah cukup sebagai bukti bahwa mereka adalah kelompok umat Islam palsu yang sedang menyamar sebagai ghuraba'.
No comments:
Post a Comment