Sunday, March 25, 2018

Kiai Said Menjawab Fitnah di Sidogiri


Dalam Seminar Solusi Dinamika Islam Kekinian di Indonesia dan Dunia di Ponpes Sidogiri, Jawa Timur sangat rentan dimanfaatkan oleh kelompok wahabi takfiri dan kelompok-kelompok intoleran untuk memecah belah NU dan mendeskreditkan Kang Said, mengadu domba antara Kyai dengan Kyai, Habaib dengan Habaib, dan Kyai dan Habaib oleh karena itu kita perlu waspada dengan tabayun dan klarifikasi dari sumbernya langsung.

Cuplikan pertemuan itu terekam jelas dalam sesi tanya jawab antara Kang Said dengan para Kyiai dan Habaib, semua pertanyaan dijawab Kang Said dengan lugas, cerdas dan mencerahkan agar segala fitnah bisa diredam dan segala kesalahfahaman bisa diluruskan.

Beberapa pertanyaan diajukan oleh Kyai Idrus Romli dan Habib Taufiq Assegaf tentang Islam Nusantara dan Jenggot antara lain adalah apakah benar Kyai Said Agil Siradj pernah mengirimkan 1000 santri ke Iran?, karena selama ini fitnah yang beredar bahwa Kang Said adalah seorang Syi’ah. Habib Taufiq menyodorkan kertas dan memperlihatkan ada tanda-tangan Kang Said mengenai pengiriman santri itu. Kang Said menjawab bahwa itu semua tidak benar dan fitnah karena pengiriman santri itu terjadi ketika NU dibwah kepemimpinan Kyai Hasyim Muzadi itu pun hanya tiga orang, Habib Taufiq bertanya bagaimana dengan yang 1000 orang? Kang Said menjawab jangankan 1000 orang seratus orang pun tidak pernah ada dan tanda tangan itu adalah palsu dan bukan tanda tangan saya.

Dan Menurut Kang Said dirinya bukan seorang liberal karena percaya pada al-Quran, hadis, dan ucapan-ucapan para ulama kalau seorang liberal cenderung melecehkan agama sementara beliau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

Tuduhan liberal hanyalah stigma kelompok takfiri dan intoleran agar orang-orang yang berseberangan pendapat dengan mereka menjadi buruk karakternya semacam pembunuhan karakter begitulah kira-kira.

Semoga dapat membuka wawasan kita semua, dan menjadikan kita tidak fanatik, jumud, Intoleran, dan mengembangkan tuduh-tuduhan palsu terhadap mereka yang berbeda pendapat dengan kita dengan senantiasa istiqomah, jujur, tidak korupsi, ilmiah dan mengembangkan AKHLAQ yang karim

Berikut dibawah ini tulisan Imron Rosyadi dalam meluruskan kabar miring seputar pertemuan itu

Bismillahirrohmanirrohiim…

Berita ini dibuat untuk MELURUSKAN kabar-kabar miring seputar pertemuan HABIB TAUFIQ BIN ABDUL QODIR ASSEGAF dengan KH. SAID AQIL SIRADJ.

Foto ini adalah pertemuan antara Habib Taufiq Assegaf dengan Kiai Said saat istirahat sholat dan makan siang Sesi SEMINAR “Solusi Dinamika Islam Kekinian di Indonesia dan Dunia, bersama HABIB ABU BAKAR AL ADNI BIN ALI AL MASYHUR, Yaman, KH. Said Aqil Siradj ( Ketua Umum PBNU ), dan KH. Yahya Zainul Ma’arif ( Buya Yahya ), di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu, 24 Januari 2016.

Dalam berita yang beredar dikabarkan bahwa Kiai Said seperti diadili oleh para Kiai dan Habaib terkait isu yang santer menimpa Kiai Said.

Hal tersebut DIBANTAH oleh pihak Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur, bahwa KH. Said Aqil Siradj diundang langsung oleh pengasuh Ponpes Sidogiri yaitu KH. NAWAWI ABDUL JALIL yang juga menjadi tim Ahlul Halli wal ‘Aqdi dan merestui KH. Said Aqil menjadi Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Agustus 2015 kemarin.

Sejatinya yang diundang setelah Kiai Said ialah Rais Am PBNU yaitu KH. Ma’ruf Amin, namun entah mengapa yang diundang KH. YAHYA ZAINUL MAARIF atau sering dikenal dengan Buya Yahya.

Menyikapi hal ini salah satu Guru Senior di Ponpes Sidogiri yaitu KH. MUHIB AMMAN ALI ( Akun FB pribadi beliau : Muhib Aman Aly ) menjelaskan :

Forum Sidogiri ini menurut saya amat sangat penting dan langka. Belum pernah ada forum yang menyatukan antara kiai muda, kiai sepuh, habaib muda dan habaib sepuh.

Bahkan ulama dari Hadramaut Habib Abu Bakar Al ‘Adni bin Ali Al Masyhur dengan KH. Said Aqil Siradj di pandu oleh Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf yang selama ini selalu berseberangan dan nyaris tidak mungkin bertemu dalam satu majlis.

Ending dari pertemuan ini menurut saya juga berbeda dengan forum lain. Biasanya, jika KH. Said Aqil Siradj dipertemukan dengan kelompok yang bersebarangan dengannya, yang terjadi adalah hanya mengadili.

Tapi dalam forum ini endingnya adalah nasehat dan harapan para ulama dan habaib agar TIDAK ADA LAGI PERNYATAAN-PERNYATAAN KONTROVERSI YANG MEMBINGUNGKAN UMAT.

Forum ini bukan untuk menjatuhkan siapapun, bukan untuk menebar kebencian tapi memperbaiki keadaan umat. Forum ini juga menunjukkan BETAPA PARA KIAI SEPUH DAN HABAIB MASIH SANGAT MEMPERHATIKAN NAHDLATUL ULAMA SEBAGAI WADAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH.”

Terkait terpilihnya Kiai Said sebagai Ketua Umum PBNU sudah direstui oleh para ulama dan kiai sepuh seperti Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, Syaikhina wa Murobbi Rukhina KH. Maimoen Zubair, KH. Makhtum Hannan, KH. Dimyati Rois, Tuan Guru Turmudzi Badruddin, dan segenap kiai sepuh yang tergabung dalam Ahlul Halli wal ‘Aqdi.

Dikabarkan pula bahwa Kiai Said setelah pertemuan istirahat sholat dan makan siang langsung pulang dan tidak mengikuti sesi tanya jawab.

Ditanya hal demikian KH. MUHIB AMMAN ALI langsung membantah

“TIDAK BENAR, beliau ( Kiai Said ) mengikuti sampai sesi tanya jawab.. Waktu sesi tanya jawab, ada salah satu peserta yang mengungkit tentang proses pemilihan dalam muktamar.

Habib Taufiq Assegaf langsung memutus dan menyatakan bahwa terpilihnya KH. Said Aqil adalah kenyataan yang harus diterima., dan tidak boleh ada upaya untuk menjatuhkan.

Tapi sebagai muslim, kita wajib mengingatkan jika ada yang keliru, itulah tanggung jawab ulama, mumpung masih ada kiai sepuh.” Begitu penjelasan Kiai Muhib Amman Ali.

Justru yang pulang lebih dahulu adalah KH. Yahya Zainul Maarif, bahkan saat Habib Abu Bakar Al Adni masih menyampaikan sesi ceramah, KH. Yahya Zainul Maarif pamit izin ke Habib Abu Bakar Al Adni untuk meninggalkan tempat acara.

Saat sesi ceramah dari KH. Yahya Zainul Maarif juga hanya sebentar, ini karena ketawadhuan beliau di hadapan para kiai sepuh dan habaib sepuh terutama pengasuh Ponpes Sidogiri dan Habib Abu Bakar Al Adni.

Menanggapi isi broadcast yang menyebar di WhatsApp dan berbagai media sosial lainnya, KH. MUHIB AMMAN ALI menegaskan :

“Saya pastikan ini provokator. Setelah selesai acara… Habib Taufiq berpesan kepada kami. Jangan sampai forum ini di manfaatkan oleh pihak-pihak yang punya kepentingan.

Tujuan pertemuan ini semata-mata untuk kemaslahatan NU dan mengembalikan NU pada jalur salafus sholih. mumpung ada kiai-kiai sepuh.

Sebelum acara dimulai, Habib Taufiq mengatakan pada hadirin di majelis ini dendam, benci, ambisi harus dibuang semua, yang ada hanya rahmah”

Demikian klarifikasi atas berita-berita miring yang beredar, TETAP JAGA NAHDLATUL ULAMA DENGAN BAIK, jangan membingungkan umat dengan hal-hal yang memicu terjadinya pecah belah.

Dilain kesempatan HABIB ABU BAKAR AL ADNI BIN ALI AL MASYHUR menjelaskan :

“JAUHILAH BERDEBAT, Semua itu permainan iblis yang menyebabkan berhentinya masalah-masalah yang lebih penting karena disebabkan rayuan syaitan kepada Umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Jika kalian sensitif dan mampu memahami apa yang dibicarakan para ulama salafunas shalih, maka sesungguhnya tidak ada satupun dari mereka yang mengajak kepada pertikaian dan perpecahan.

Kami tidak mau kalian merasa dengki walau sebesar biji dzarrah dengan siapapun yang beragama Islam meskipun berbeda pemahaman.

Meski kadang banyak berbeda pemahaman, Kami tidak pernah sedikitpun dengki kepada sesama muslim yang mendirikan Sholat, akan tetapi kami akan sangat sedih apabila melihat orang Islam yang meninggalkan sholat.

Ketika kami melihat orang yang berbicara atas nama orang ‘Alim untuk mencaci orang lain, Ketika kami melihat orang berbicara atas nama agama untuk tujuan membuat konflik ( perpecahan ) kepada umat, Perkara yang seperti inilah yang menyesakkan nafas kami.

Ketahuilah para masyayikh dan orang-orang ‘Alim tidak membuang nafas-nafas mereka melainkan hanya untuk mengingatkan kami kepada Allah, Rasulullah, dan para Sahabat.

JALAN KAMI ADALAH MENJAGA LISAN DARI MENCACI DAN MENJAGA TANGAN DARI DARAH ORANG LAIN”

Dalam acara seminar tadi, HABIB ABU BAKAR AL ADNI juga menyampaikan :

“Perbedaan pendapat itu ada DUA :

1. Perbedaan pendapat karena ilmu
2. Perbedaan pendapat karena fitnah

Perbedaan pendapat karena ilmu itu sudah ada sejak zaman dahulu, karena hal itu sudah merupakan sunnatullah, dan ini memang tidak bisa disatukan.

Namun perbedaan pendapat karena fitnah itu yang masih bisa disatukan bila semua fitnah itu bisa dihilangkan. Di saat sekarang ini kekuatan fitnah lebih besar daripada ilmu, waspadalah terhadap berita-berita fitnah yang semakin banyak beredar.”

Oleh karena itu, saya MENGHIMBAU kepada seluruh umat Islam agar TIDAK MUDAH TERPROVOKASI atas berita-berita miring yang memecah belah persatuan dan kesatuan umat.

Waspada terhadap pihak-pihak yang dengan sengaja atau tidak untuk berupaya meruncingkan hubungan antara Kiai dan Habaib.

INGAT BAIK-BAIK pesan Hadhratusy Syaikh KH. Hasyim As’ari pendiri NAHDLATUL ULAMA

“Dakwah dengan cara memusuhi ibarat orang membangun kota tetapi merobohkan istananya.

Jagalah persatuan dan kesatuan kita, karena orang lain juga memperkokoh persatuan mereka. Kadang-kadang suatu kebatilan mencapai kemenangan disebabkan mereka bersatu dan terorganisasi. Sebaliknya kadang-kadang yang benar menjadi lemah dan terkalahkan lantaran bercerai-berai dan saling bersengketa”

Kanjeng Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

سِبَابُ اْلمُسْلِمِ فُسُوْقٌ وَ قِتَالُهُ كُفْرٌ

“Mencaci orang Islam itu merupakan kefasiqan, dan membunuhnya merupakan kekafiran”. [ HR. Bukhari ]

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...