Wednesday, January 3, 2018

Islam sebagai Rahmat Tuhan, bukan Pembela Setan


Islam adalah agama perdamaian. Agama yang datang sebagai rahmat, penerang dan penebar salam perdamaian keseluruh penjuru. Membentuk akhlak manusia agar memperoleh keselamatan lahir dan batin sesuai dengan prinsip-prinsip ketuhanan.

Rasulullah dan para sahabat mengenalkan Islam dengan cara damai, tanpa hujatan dan tanpa celaan. Mereka semua adalah publik figur yang memiliki kemuliaan akhlak yang sangat luar biasa. Karena akhlak mereka itulah Islam dapat tersebar keberbagai penjuru dunia, berbagai benua hingga kenusantara.

Demikian pula Islam dinusantara dibawa oleh muballigh (auliya') dengan penuh perdamaian nyaris tanpa peperangan. Mengenalkan Islam sebagai falsafah hidup atau tuntunan hidup sehingga mampu diterima masyarakat nusantara dengan penuh suka cita. Islam yang mereka bawa bukan hanya sekedar simbol-simbol formal namun Islam yang membumi sehingga Islam mampu diserap oleh masyarakat tanpa menanggalkan semua adat dan tradisinya. Adat, tradisi dan budaya nusantara bagi para wali bukanlah musuh bagi Islam karena sejatinya Islam adalah membangun, menyempurnakan dan menyeleksi budaya lokal yang senafas dengan ajaran Islam.

Dua sejarah besar bagaimana perkembangan Islam baik di Arab yang dikenalkan oleh Rasulullah dan sahabat maupun perkembangan Islam dinusantara yang dibawa oleh para wali hendaknya menjadi refleksi kita bersama bahwa Islam dibangun dengan akhlak yaitu semangat cinta kasih, kelembutan dan toleransi.

Berbeda dengan kondisi hari ini dimana akhlak semakin jauh dari Islam. Kondisi yang sangat memprihatinkan karena para pembawa Islam dan mengaku paling Islam menebarkan Islam dengan hujatan, menebar teror,  caci maki dan mengumbar fitnah. Bagaimana mungkin meneriakkan takbir diiringi dengan kata-kata kotor, keji dan kasar. Bagaimana mungkin mengucapkan shalawat atas nabi namun diiringi dengan menebar fitnah, makian dan celaan. Sejatinya yang demikian bukanlah pembawa Islam melainkan perusak Islam. Islam adalah suci, damai dan berakhlak sehingga tidak akan bisa bercampur dengan kebatilan.

Islam dalam pandangan mereka diumpamakan sebagai mesin penghancur, alat menghasut dan alat untuk merusak tatanan kehidupan. Memusuhi umat Islam lain hanya karena berbeda pendapat dan lebih-lebih memusuhi mereka yang bukan seagama.

Apakah yang mereka lakukan dianggap sebagai pembela Islam? Apakah yang mereka ucapkan mereka anggap sebagai ladang jihad dan representasi dari Islam yang sesungguhnya? Padahal apa yang mereka lakukan hanya akan mengubur kesucian dan kehormatan ajaran Islam.

Berdakwah dengan cacian bukanlah perwujudan dari pembelaan kepada Tuhan namun pembela kepada setan dan hawa nafsu karena agama yang diajarkan Tuhan bukanlah agama yang meneriakkan umpatan dan caci maki. Agama yang diridhai Tuhan adalah agama yang mengutamakan akhlak dan kemanusiaan.

Kita saksikan bagaimana kerusakan yang ditimbulkan akibat para pembela Tuhan namun penuh cacian dimimbar-mimbar dan panggung pengajian. Adakah manfaat yang bisa dihasilkan dari memprovokasi dan menebarkan fitnah atas nama agama? Mimbar dan majelis pengajian adalah tempat yang suci dan sakral seharusnya untuk menebarkan ajaran Tuhan yang penuh perdamaian bukan tempat provokasi untuk menebarkan fitnah dan makian.

Dengan Islam nusantara yang penuh toleran, marilah kita bersama-sama mewujudkan peradaban Islam dengan semangat perdamaian. Tahun yang telah lalu adalah refleksi dan koreksi kita untuk menatap kedepan. Masih banyak tugas kita yang belum terselesaikan. Menjaga persatuan, menjaga kebhinekaan dan menjaga kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Jadikan Islam sebagai perekat persatuan. Rapatkan barisan seluruh elemen bangsa untuk menghadang terorisme yang mengatasnamakan Tuhan. Dengan persatuan diantara kita, siapapun yang akan merusak, mengacak-acak dan memecah belah negeri ini pasti akan terkalahkan.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...