Sunday, August 5, 2018

Menguji Keilmuan Albani dalam Bidang Hadits


Syaikh Albani Awalnya adalah Tukang service jam, Namun ia punya semangat mempelajari Hadist di Perpustakaan Adh-Dhahiriyah di Damaskus.
Konon Setiap harinya mencapai 12 jam di Perpustakaan.
Tidak pernah istirahat Menela'ah kitab-kitab Hadits, kecuali jika waktu Shalat tiba.
Untuk Makannya, seringkali hanya sedikit makanan yang dibawanya ke perpustakaan.

Akhirnya kepala kantor perpustakaan memberikan sebuah ruangan khusus di perpustakaan untuknya. Bahkan kemudian ia diberi wewenang untuk Membawa Kunci Perpustakaan.
Dengan demikian, Al-Albani makin Leluasa mempelajari banyak sumber tentang Hadits.

Hal Ini menunjukkan bahwa Al-Albani adalah Shahafi atau Otodidak ketika mendalami Hadist dan ia sendiri Mengakui bukan Penghafal Hadist. Dalam ilmu Musthalah Hadist, Jika ada perawi yang Kwalitas Hafalannya Buruk (Sayyi' Al-hifdzi) Maka status Hadistnya adalah Dhaif, bukan Perawi Shahih.
Demikian juga hasil Takhrij yang dilakukan oleh Al-Albani yang tidak didasari dengan 'Dzabit' (akurasi hafalan seperti yang dimiliki oleh para Al-Hafidz dalam ilmu hadist) juga sudah pasti lemah dan banyak kesalahan.

Nashiruddin Al-Albani Tidak mempelajari Hadist dari para Ahlinya,
Ini Bisa kita buktikan dalam kitab-kitab biografi tentang Al-Albani yang ditulis oleh para Pengikutnya seperti:
~ 'Hayatu Al-Albani' karya Asy-Syaibani,
~ 'Tsabat Muallafat Al-Albani' karya Abdullah bin Muhammad Asy-Syamrani dan sebagainya.

● Pada umumnya tatkala kita membuka kitab-kitab Biografi para Ulama, di dalam Muqaddimah terdapat Sejarah tentang perjalanan menuntut ilmu dan para gurunya.


Namun hal ini tidak terjadi dalam buku-buku biografi Al-Albani,
Justru yang dikatakan oleh pengikutnya adalah Untaian Kalimat Miris berikut ini:

 عُرِفَ الشَّيْخُ اْلأَلْبَانِي رَحِمَهُ اللهُ بِقِلَّةِ شُيُوْخِهِ وَبِقِلَّةِ إِجَازَاتِهِ . فَكَيْفَ اسْتَطَاعَ أَنْ يُلِّمَّ بِالْعُلُوْمِ وَلاَ سِيَّمَا عِلْمِ الْحَدِيْثِ وَعِلْمِ الْجَرْحِ وَالتَّعْدِيْلِ عَلَى صُعُوْبَتِهِ ؟
= (ثبت مؤلفات الألباني لعبد الله بن محمد الشمراني)

"Syaikh Al-Albani dikenal dengan sedikitnya guru dan minimnya ijazah dalam Hadist.
Maka bagaimana ia mampu memperdalam ilmu-ilmu,
Apalagi Ilmu Hadist dan Ilmu tentang Metode memberi penialaian cacat dan adil yang sangat sulit..????"
(Tsabat Muallafat al-Albani' karya Abdullah bin Muhammad asy-Syamrani).



→ Ini adalah sebuah pengakuan dan pertanyaan yang tak pernah dijawab oleh muridnya sendiri..???!

● Abdullah Ad-Dawisy yang merupakan Pengikut Wahhabi memberi Otokritik kepada Albani yang dinilainya sering 'Tanaqudh' (kontradiksi) dan memberi 'Warning' (peringatan) kepada para Penelaah Kitab-Kitab Karya  Al-Albani agar tidak 'Tertipu' dengan Penilaian Al-Albani tentang Kedhaifan Sebuah Hadist.
Berikut pembuka komentarnya:

أَمَّا بَعْدُ : فَهَذِهِ أَحَادِيْثُ وَآثَارٌ وَقَفْتُ عَلَيْهَا فِي مُؤَلَّفَاتِ الشَّيْخِ مُحَمَّدٍ نَاصِرِ الدِّيْنِ اْلأَلْبَانِي تَحْتَاجُ إِلَى تَنْبِيْهٍ مِنْهَا مَا ضَعَّفَهُ وَلَمْ يَتَعَقَّبْهُ وَمِنْهَا مَا ضَعَّفَهُ فِي مَوْضِعٍ وَقَوَّاهُ فِي مَوْضِعٍ آخَرَ وَمِنْهَا مَا قَالَ فِيْهِ لَمْ أَجِدْهُ أَوْ لَمْ أَقِفْ عَلَيْهِ أَوْ نَحْوَهُمَا ،
وَلَمَّا رَأَيْتُ كَثِيْرًا مِنَ النَّاسِ يَأْخُذُوْنَ بِقَوْلِهِ بِدُوْنِ بَحْثٍ نَبَّهْتُ عَلَى مَا يَسَّرَنِيَ اللهُ تَعَالَى .
فَمَا ضَعَّفَهُ وَهُوَ صَحِيْحٌ أَوْ حَسَنٌ وَلَمْ يَتَعَقَّبْهُ بَيَّنْتُهُ وَمَا ضَعَّفَهُ فِي مَوْضِعٍ ثُمَّ تَعَقَّبَهُ ذَكَرْتُ تَضْعِيْفَهُ ثُمَّ ذَكَرْتُ تَعْقِيْبَهُ لِئَلاَّ يَقْرَأَهُ مَنْ لاَ اطِّلاَعَ لَهُ فِي الْمَوْضِعِ الَّذِي ضَعَّفَهُ فِيْهِ فَيَظُنُّهُ ضَعِيْفًا مُطْلَقًا وَلَيْسَ اْلأَمْرُ عَلَى مَا ظَنَّهُ
= (تنبيه القارئ على تقوية ما ضعفه الألباني عبدالله بن محمد الدويش)

"Kitab ini terdiri dari Hadist dan Atsar yang saya temukan dalam kitab-kitab Syaikh Al-Albani yang Memerlukan Peringatan, diantaranya Hadist yang ia nilai Dhaif, Tapi Tidak Ia Ralat,
Diantaranya juga Hadist yang ia Nilai Dhaif di satu Kitab, Tetapi Ia Shahihkan di Kitab yang lain,
Juga yang ia katakan ''Saya Tidak Menemukannya'' (padahal dapat ditemukan dalam kitab-kitab Hadist), dan sebagainya.
Ketika saya melihat banyak orang yang mengambil keterangan dari Al-Albani Tanpa Meneliti,
Maka saya ingatkan, sesuai yang dimudahkan oleh Allah kepada saya.
Maka, apa yang Didhaifkan oleh Al-Albani padahal Hadist itu Shahih atau Hasan, Maka saya jelaskan. Juga Hadist yang Didhaifkan Al-Albani di Salah Satu Kitab Tapi ia ralat, Maka saya sebutkan penilaian Dhaifnya dan Ralatannya tersebut.
Supaya tidak dibaca oleh orang yang tidak mengerti di bagian Kitab yang Dinilai Dhaif oleh Al-Albani,
Sehingga ia menyangka bahwa Hadist itu Dhaif secara Mutlak, Padahal hakikatnya tidak seperti itu."
(Tanbih Al-Qari').

Jika Ad-Dawisy mampu mematahkan keilmuan Albani di bidang Hadist,
Lau mengapa Pengikut Wahhabi masih Taklid Buta kepada Al-Albani..???

☆ Selanjutnya agar Tahu Kebenarannya Apa yang Didalam Kitab:

(تنبيه القارئ على تقوية ما ضعفه الألباني عبدالله بن محمد الدويش)

3 comments:

  1. Akal sebagian orang sulit menerima (karena kebencian) bahwa beliau yang hanya tukang adalah seorang ulama ahli hadist.

    Sementara sebagain dari kalian bisa denga mudah percaya bahwa orang gila adalah wali.

    As'alallaha wat taufiqa

    ReplyDelete
  2. Akal sebagian orang sulit menerima (karena kebencian) bahwa beliau yang hanya tukang jam adalah seorang ulama ahli hadist besar dan diakui oleh dunia.

    Sementara sebagain dari kalian bisa dengan mudah percaya bahwa orang gila adalah wali.

    As'alallaha wat taufiqa

    ReplyDelete
  3. Iya ini kumpulan manusia zindiq. Yang percaya dengan orang gila/ gak waras/ nugelo sebagai wali Allah dari pada ahli hadits seperti syeikh al bani.

    ReplyDelete

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...