Thursday, January 9, 2020

Benarkah Cingkrang Simbol Keislaman?


Oleh Suryono Zakka

Bagi kaum pemuja teks seperti Wahabi, salah satu ciri simbol keislaman adalah bercelana cingkrang. Siapa yang tidak cingkrang maka belum dianggap Islam atau tidak sempurna keislamanannya. Siapa yang isbal (tidak cingkrang) maka dianggap sebagai kaum kuffar atau tasyabbuh bil kuffar (menyerupai kaum kafir).

Sangat tidak tepat jika simbol keislaman hanya sebatas cingkrang sebab keislaman seseorang tidak ada kaitannya dengan celana cingkrang. Keislaman seseorang adalah dengan melaksanakan rukun Islam. Tidak cingkrang bukan berarti menyebabkan gagalnya keislaman seseorang.

Kesalahan Wahabi dalam memahami hadits sehingga menelan hadits mentah-mentah akibatnya memuja cingkrang dan asal cap kafir yang tidak cingkrang. Inilah pemahaman dangkal dan semangat menggebu-gebu mendakwahkan Islam namun pengetahuan cekak.

Agar tidak gagal paham, Wahabi perlu memahami hal ini:

1. Perintah cingkrang memiliki illat yakni jika disertai sikap sombong maka jika tidak cingkrang dan tidak sombong tidak menjadi masalah.

Berikut haditsnya:

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة قال أبو بكر: يا رسول الله، إن أحد شقي إزاري يسترخي، إلا أن أتعاهد ذلك منه؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم: لست ممن يصنعه خيلاء.

“Rasulullah bersabda: Barangsiapa menjulurkan sarungnya sampai menyentuh atau hampir menyentuh tanah karena kesombongan, maka Allah tidak akan memandangnya pada hari kiamat, Abu Bakar berkata kepadanya: Ya Rasulullah, salah satu sisi sarungku selalu terjulur ke bawah, kecuali bila aku sering membetulkan letaknya. Rasulullah berkata kepadanya: engkau tidak termasuk orang-orang yang melakukannya karena kesombongan” (HR. Bukhari).

ابن عمر قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم بأذني هاتين، يقول: من جر إزاره لا يريد بذلك إلا المخيلة، فإن الله لا ينظر إليه يوم القيامة.

“Ibn Umar berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang menjulurkan sarungnya tidak ada suatu tujuan kecuali untuk kesombongan, maka Allah SWT tidak akan melihatnya pada hari kiamat”. (HR. Muslim).

2. Yang dilarang isbal adalah menjulurkan izar (sarung) bukan celana (sirwal).

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار

“Dari Abu Hurairah Rasulullah  SAW bersabda: Orang yang memakai sarung di bawah mata kaki, akan berada di dalam api neraka. (HR. Al-Nasa’i)

Kerap meme produk Wahabi beredar sebagai kampanye anti isbal namun yang ditampilkan adalah gambar sirwal (celana) padahal dalam semua hadits tetang larangan isbal adalah sarung (izar). Jika karena alasan meniru Rasulullah, sejak kapan rasulullah bercelana cingkrang?

Apakah ini karena Wahabi gagal paham, sempit pemahaman, sedang jualan celana ahli surga atau buat iklan sirwal bersyariah biar cepat laku? Atau menjual sabda nabi dengan harga murah?

Bukan ciri Islam jika hanya bangga dan sombong dengan memonopoli kebenaran. Bukan ciri Islam jika hanya menanggap kebenaran milik kelompoknya sendiri dengan mengkafirkan muslim lainnya. Ini bukan ciri Islam tapi ciri kaum radikal yang bertopeng Islam.

Dengan penjelasan ini maka tertolaklah pemahaman serampangan Wahabi yang asal cap kopar-kapir hanya karena celana cingkrang. Untuk pengikut Wahabi, silakan cingkrang, berjenggot tebal, berjidat hitam dan akhwatnya bercadar tapi jangan mudah teriak kafir terhadap sesama umat Islam hanya karena beda pemahaman. Surga kok diborong sendiri!






No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...