Friday, April 13, 2018

Pasukan Berjubah Putih dalam Perang Ambarawa


Pertempuran di Ambarawa atau yang dikenal dengan sebutan "Palagan Ambarawa" adalah pertempuran antara Rakyat Indonesia (TNI, Laskar Hizbullah, dan Laskar lainnya) melawan Gabungan tentara Sekutu dan Belanda pada tanggal 23 November sampai 15 Desember 1945. Perang ini bertujuan untuk membebaskan wilayah Ambarawa dan sekitarnya dari kekuasaan Tentara Sekutu dan Nica.

Pasukan Laskar Hizbullah yang dipimpin oleh KH.Saifuddin Zuhri sebelum berangkat ke medan tempur, meminta doa kepada KH.Subkhi di Parakan Temanggung. Selain meminta doa, para pasukan Hizbullah juga minta agar senjata bambu runcingnya untuk di suwuk. Dan hal ini memberikan dampak positif kepada moral dan mental kepada pasukan Hizbullah sehingga mereka lebih tegar dan kuat menghadapi pasukan sekutu dan Nica yang punya senjata modern.

Tidak ketinggalan, Panglima Besar Jenderal Sudirman beserta pasukannya (yang saat itu masih menjabat sebagai Komandan Divisi TKR Banyumas yang berpangkat Kolonel) juga meminta doa dan restu dari KH.Subkhi.

Dalam pertempuran yang berlangsung lebih dari 20 hari itu, pasukan TNI di bantuk oleh berbagai Laskar Rakyat yang diantaranya Laskar Hizbullah pimpinan KH.Saifuddin Zuhri itu berjuang dengan ketelitian dan kepiawaian dalam mengatur strategi perang, serta semangat juang yang tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI.Taktik perang yang digunakan diantaranya taktik Supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung.

Dikisahkan oleh KH.Hamid Ustman Kajoran yang ikut dalam pertempuran tersebut bahwa dalam perang itu, Laskar Hizbullah yang dipimpin KH.Saifuddin Zuhri mendapat bantuan pasukan berjubah putih yang berperang dengan sangat berani dan lincah dalam mengobrak-abrik Sekutu dan Nica,sehingga pasukan yang dipimpin oleh KH.Saifuddin Zuhri memperoleh kemenangan. Setelah itu mereka berkenalan, kemudian KH.Saifuddin Zuhri mampir ke rumahnya di Jatinom Klaten. Ternyata ulama pemimpin pasukan berjubah tadi adalah Ki Ageng Gribik yang hidup pada masa awal pemerintahan Sultan Agung, yang telah meninggal sejak tahun 1640 M yang lalu.

Sumber :

Buku "Fragmen Sejarah NU" karya KH.Abdul Mun'im DZ.

No comments:

Post a Comment

Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita

Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...