Wednesday, September 12, 2018
Kades dan Perangkat Desa Ikuti Diklatsar Banser di Boyolali
Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Karanggede, Kabupaten Boyolali, mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser, Sabtu (31/8/2018).
Di antara 250 calon anggota Banser tersebut, ada 1 kepala desa dan beberapa perangkat desa. Mulai dari Sekdes, Kaur Kesra, Kaur Umum, juga Bayan.
Seorang di antaranya adalah Marjono, Kepala Desa Sari Mulyo Kecamatan Kemusu, kemudian Sekdes Desa Bangkok, dan seluruh perangkat desa lainnya, perangkat Desa Dologan, dan juga Kaur Kesra dan Kaur Umum dari Desa Pinggir dan Desa Grogolan.
Marjono mengungkapkan, alasannya ikut Diklatsar selama tiga hari tersebut, selain ingin menjadi Banser yang berkomitmen menjaga NKRI dan ulama, ada satu motivasi khusus yang mendorongnya ikut Diklatsar.
“Ingin membumikan Ahlussunnah Wal Jama’ah di lapisan bawah masyarakat,” ungkap Kepala Desa Sari Mulyo tersebut.
Menurutnya, keinginan untuk menjadi anggota Banser sudah sejak lama.
Sementara itu, Kasatkoryon Kecamatan Kemusu, Nardi, yang juga dekat dengannya, Marjono sebenarnya ingin daftar jadi anggota Banser sejak Diklatsar tahun lalu. Namun berhubung kendala waktu, Marjono baru bisa ikut di Diklatsar angkatan pertama tahun Ini.
“Dari dulu, berkali-kali Kang Marjono menanyakan ke saya dan teman-teman lainnya kapan ada Diklatsar Banser,” kata Trianto.
Maka begitu Diklatsar digelar di Kecamatan Karanggede, tidak tanggung-tanggung, Marjono memberangkatkan 30 pemuda Kemusu untuk turut serta.
“Sebenarnya ada dua perangkat desa yang siap ikut (Diklatsar), tapi berhubung ada kegiatan mendesak di desa, mereka tidak jadi ikut,” ujarnya.
Terkait dengan tugas-tugasnya sebagai kepala desa selama mengikuti Diklatsar, Marjono mengaku tidak terganggu. Selain sudah mengkoordinasikan dengan perangkat desanya, ia juga berkoordinasi dengan panitia.
“Sahabat Marjono dan beberapa perangkat desa lainnya menjadi Komandan Pleton. Sangat aktif di seluruh giat yang dijadwalkan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Boyolali, Husen Ahmadi mengapresiasi keikutsertaan kepala desa hingga sejumlah perangkat desa dari banyak desa di Boyolali yang ikut Diklatsar.
Sebagai bentuk apresiasi, Gus Husen memberikan sebuah cinderamata khusus pada Kades Marjono.(Heri Anugerah/Hud)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Khutbah Jum'at: Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita
Bulan Muharram Sarana untuk Mengevaluasi Tradisi Kita Khutbah 1 اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ ...
-
Suku Chaniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang yang merupakan salah satu suku induk di Minangkabau selain su...
-
Saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para kiai pesantren memahami dan menerapkan betul kalimat “Hubbul wathan minal iman”,...
-
Islam adalah agama fitrah yaitu suci dengan makna selalu menekankan kesucian baik lahir maupun batin dan juga suci dimaknai sesuai deng...
-
Orang yang sakti tidak suka hura-hura, cari bolo (mengerahkan bantuan), gerudukan dan cari musuh. Orang yang sakti adalah sang pemberani...
-
ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ﺍﻟﺒﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﺎﺩﺓ ﺍﻟﻌﻠﻮﻳﺔ ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺂﺀ ﻭﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﻳﺸﺮﺑﻬﺎ ﺑﻨﻴﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺼﻠﺢ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﻄﻮﻳﺔ- Alfatihah ila masyayi...
-
Soeharto Lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ia lahir dari keluarga petani yang menganut Kejawen. Keyakinan keluarga...
-
Penggagas awal tradisi pembuatan bubur Asyura adalah Nabi Nuh–‘alaihis salam-. Dikisahkan, ketika Nabi Nuh–‘alaihis salam–turun dari kapa...
-
Beliau (Sofyan Tsauri) sampai berani bersumpah atas nama ALLAH bahkan berani Bermubahalah jika ada yang menuduh dia berdusta atas apa yan...
-
Kekafiran Penyihir Para ulama berbeda pendapat tentang seorang muslim yang menggunakan sihir, apakah dia kafir keluar dari agama Islam,...
-
Seorang tokoh dan cendekiawan terkemuka Indonesia mengapresiasi upaya dan peran Republik Islam Iran untuk mempersatukan umat Islam tanpa ...

No comments:
Post a Comment