Sejak kita sekolah mulai pendidikan dasar sudah diajarkan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Walau demikian, dalam beberapa waktu lalu sempat heboh terkait pandangan mengenai Bumi yang memiliki bentuk datar (Flat Earth/FE). Pendukung bumi datar berargumen dengan ayat Al-Qur'an yang berbunyi:
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًا ۙ
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, [QS. An-Naba': Ayat 6]
Gagasan Bumi bulat (Globe Earth/GE) diyakini muncul dalam filsafat Yunani dengan munculnya penemuan teori dari Pythagoras (abad ke-6 SM).
Sebagian besar masyarakat pra-Sokratik (abad ke 6-5 SM) meyakini model Bumi datar. Teori-teori Bumi datar modern umumnya dicap sebagai pseudosains atau ilmu semu karena bertentangan dengan sains modern.
Berkenaan dengan bentuk bumi, Al-Qur'an menjelaskan bahwa bentuk bumi adalah bulat.
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَّجْرِيْۤ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّاَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS. Luqman: Ayat 29]
Penjasan diatas menyatakan bahwa Allah memasukkan malam kedalam siang secara bergantian dan pelahan-lahan yang berarti bumi berputar dalam proses pergantian siang dan malam yang menandakan bentuk bumi bulat. Jika Bumi itu datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam.
Dalam surat Az-Zumar juga mengabarkan bahwa bumi berbentuk bulat:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ ۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ؕ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّى ؕ اَ لَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun.[QS. Az-Zumar: Ayat 5]
Dalam bahasa Arab yang digunakan adalah Kawwara, yang bermakna tumpang tindih atau melingkar, seperti gulungan kain serban di kepala. Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam hanya dapat terjadi jika Bumi berbentuk bulat.
Teori Big Bang juga sebagai bukti bahwa bumi berbentuk bulat. Teori Big Bang (ledakan besar) menyebutkan asal mula terbentuknya bumi. Teori ini menyatakan, bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13.700 miliar tahun yang lalu. Serpihan dari ledakan itu membentuk bumi dan planet-planet lainnya.
Sementara ini, baik itu pakar dari Barat dan ulama kaum muslimin menerima itu. Begitu meledak, partikel yang ada di ruang udara yang hampa itu terus ada. Bahkan, menurut sebagian ulama bahwa partikel-partikel itu masih terus berjalan, yang akhirnya menjadi bumi. Kemudian Allah menjadikan bumi dingin.
Teori Big Bang yang ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada 1920 ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 30. Yang mana disebutkan, bahwa langit dan bumi pada awalnya menyatu.
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَـتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا ؕ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ؕ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? [QS. Al-Anbiya: Ayat 30]
Bumi berjalan mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Teori bumi berjalan dalam peredarannya, ditegaskan dalam surat An-Naml ayat 88, yang berbunyi:
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ؕ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْۤ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ؕ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ
Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan. [QS. An-Naml: Ayat 88]
Sedangkan bulan mengitari Bumi sebagaimana ayat berikut:
وَالشَّمْسِ وَضُحٰٮهَا ۖ ۙ وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰٮهَا ۖ ۙ
Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, dan demi bulan apabila mengiringinya. (QS. Asy-Syams: Ayat 1-2)
Selanjutnya, teori bumi berjalan dan tidak diam juga tercantum dalam surat Yasin ayat 38-40:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."
Dari ayat tersebut dijelaskan, bahwa semua benda langit termasuk bumi, bulan, matahari, berjalan sesuai garis edarnya. Dalam hal ini, kata 'Yasbahun' atau 'Yasbah' memiliki arti 'berenang'. Maksudnya, semua benda langit itu berenang di cakrawala alam semesta.
Yang menjadi kekuasaan Allah, seluruh benda langit itu tidak saling bertabrakan dan bergerak pada garis edarnya masing-masing. Selanjutnya, perbedaan waktu antara satu belahan bagian bumi dengan belahan lainnya juga menunjukkan bahwa bumi itu bulat.
No comments:
Post a Comment